Indonesia melalui TNI AU kedatangan dua buah pesawat baru yaitu Dassault Falcon 7X dan 8X yang merupakan business jet dan akan memperkuat armada dari Skadron Udara 17 sebagai skadron angkut VIP/VVIP.
Ada beberapa hal yang menarik dari kehadiran kedua pesawat ini namun hal yang pertama adalah kita kembali memiliki pesawat jet dengan 3 mesin (trijet) dimana terakhir yang kita miliki adalah pesawat McDonnell Douglas MD-11 yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia.
Selain itu memang pada dasarnya kedua pesawat ini merupakan dua dari tiga pesawat keluarga Falcon yang hanya ditenagai oleh tiga mesin jet selain dari Falcon 900 LX.
Kedua pesawat ini merupakan keluarga dari Falcon, produk dari Dassault Aviation asal Perancis yang juga memproduksi Dassault Rafale yang juga akan memperkuat armada TNI AU.
Kedua pesawat ini juga tidak hanya sekadar sebagai business jet pada umumnya karena jarak tempuhnya yang sangat impresif yaitu 11.020 km untuk Falcon 7X dan 11.950 km untuk Falcon 8X membuat keduanya sebagai Intercontinental Business Jet atau business jet antar benua.
Sebagai gambaran, jarak antara Jakarta ke Dubai adalah 6,576 km, ini berarti pesawat ini bisa terbang langsung lebih jauh lagi.
Dari sisi penggunaan landasan pacu untuk take off dan landing juga tidak terlalu panjang sekitar 1,740 m takeoff untuk Falcon 7X dan 1,792 m untuk Falcon 8X.
Kedua keunggulan inilah yang mungkin menjadi pertimbangan para petinggi TNI dan Kementrian Pertahanan dalam memilih pesawat ini.
Hal ini karena mengingat tidak semua landasan pacu di seluruh bandara dan pangkalan udara di Indonesia memiliki panjang landasan pacu yang panjang.
Dan dengan kemampuan terbang yang jauh ini, pesawat ini dapat menjangkau seluruh daerah di Nusantara tanpa transit untuk pengisian bahan bakar.
Selain dari daya tempuh dan penggunaan landasan pacunya, batas ketinggian terbang atau service ceiling juga sangat impresif yaitu 51,000 feet sehingga dapat terbang pada keringgian yang memberikan kenyamanan.
Dari sisi Sumber Daya Manusia, kedatangan kedua pesawat ini memberikan cakrawala baru baik bagi kru pesawat maupun pemeliharaan pesawat karena teknologinya yang berbeda pula dengan pesawat pesawat lainnya.
Selana beberapa puluh tahun sebelumbya sebagian besar armada pesawat militer kita merupakan produk dari pabrikan asal Amerika seperti Boeing dan Lockheed Martin, sedangkan kedua pesawat ini dari Perancis di benua Eropa.
Dan bila kelak pesawat Airbus A-400M Atlas serta tidak melupakan Dassault Rafale juga akan memperkuat armada angkut udara TNI AU kita, maka komposisi pesawat kita akan meliputi pesawat dari benua Eropa dan Amerika atau dalam perkataan lain mencakup pabrikan Airbus, Boeing, Dassault dan Lockheed Martin, Embraer serta Korean Aerospace Industries.
Para personnel pemeliharaan baik untuk pemeliharaan ringan di skadron operasional, sedang di Skadron teknik dan besar di Depo akan mendapat pengetahuan dan cakupan teknologi yang kian luas pada akhirnya.
Sehingga menjadikan TNI AU kita juga semakin kuat, makna kuat tidak hanya dalam kekuatan armadanya saja melainkan juga kekuatan dalam menyiapkan armada sebanyak mungkin pada setiap saat dibutuhkan.
Selanat datang Dassault Falcon 7X dan 8X di langit Nusantara, mudahan mudahan akan menjadi kencana kencana yang tangguh dalam melakukan misi penerbangan VIP dan VVIP yang dilaksanakan oleh TNI AU.
Karena tidak menutup kemungkinan kedua pesawat ini juga akan melaksanakan penerbangan kepresidenan ketika pesawar A-001 dalam perawatan.
Selamat juga kepada TNI AU kita.
Referensi :
- nasional.kompas.com/read/2022/12/29/06303271/mengenal-jet-falcon-7x-dan-8x-yang-baru-tiba-di-indonesia-diperuntukan
- dassaultfalcon.com/en/Pages/Home.aspx
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H