Waktu tempuh yang lama pastinya akan memberikan gambaran harga yang jauh lebih mahal dibandingkan jika kita terbang ke Utara.
Sebagai contoh jika kita memilih Auckland Selandia Baru, karena flag carrier mereka tidak terbang ke Indonesia maka kita harus terbang ke Singapura dulu baru kemudian terbang dengan flag carrier Selandia Baru dari Singapura ke Auckland (AKL) dan baru kemudian ke Tahiti (PPT) dengan total waktu tempuh 24 jam 15 menit dan tiket USD 6,000/one way belum termasuk dari sektor CGK ke SIN.
Ini baru Tahiti belum jika kita ingin ke negara lainnya misalnya ke Samoa, Kaledonia Baru dan Federasi Mikronesia ataupun lainnya terutama negara yang lebih ke timur dari Indonesia.
Namun demikian seperti kata diatas dimana jika kita memang seorang thalassophile maka ini semua bukan penghambat.
Jika kita tidak ingin ke utara ataupun selatan namun bingung menentukan tujuan di dalam negeri serta melihat keadaan dimana harga tiket belum bersahabat dengan saldo di bank maka ada beberapa cara lainnya yaitu dengan berkelana (wandering).
Baik itu dengan transportasi umum maupun kendaraan pribadi, berkenala bisa membuat kita menjadi "accidential tourist" dimana kita justru bisa menemukan hal hal baru secara acak dan tak terduga yang mungkin juga akan berakhir jatuh cinta pada hal ataupun tempat baru tersebut.
Menjadi Wanderer dan Traveler
Menurut penulis makna dari traveler lebih melekat kepada kegiatan berkelana sedangkan turis lebih terprogram dengan susunan kegiatan pada itinerary, selain karena arti dari kata travel  pada dasarnya adalah melakukan perjalanan.
Dalam berkelana kita melakukan perjalanan akan tetapi kita tidak perlu memusingkan diri dengan pememesanan ataupun memilih hotel lengkap dengan fasilitasnya karena hotel hanya tempat singgah sebelum melanjutkan perjalanan sehingga hotel dengan konsep "bed only'' ataupun " bed and breakfast" lebih menjadi pilihan.
Kita mungkin menemukan restoran yang menyajikan makanan khas lokal yang citta rasanya sangat nikmat yang pada akhirnya menjadikan restoran tersebut menjadi salah satu restoran favorit, padahal mungkin saat menemukan restoran itu kita sedang berhenti sejenak karena kita atau salah satu dari anggota keluarga kita sedang dalam status "mendesak" ke kamar kecil.
Atau kita bisa melihat pemandangan yang belum pernah atau jarang kita lihat pada kehidupan rutinitas kita misalnya kegiatan pada pedagang kebutuhan bahan pokok makanan yang dimulai dari dini hari.