Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belum Saatnya Selamat Tinggal kepada Boeing B-747

8 Desember 2022   23:36 Diperbarui: 9 Desember 2022   00:37 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boeing B-747 ke 50 (Sumber Boeing.com)

Boeing.baru saja menyelesaikan produksi pesawat Boeing B-747 terakhirnya pada hari Selasa 6 Desember 2022 yang lalu waktu setempat, pesawat tersebut adalah B-747 8F atau versi kargo yang dipesan oleh Atlas Air Worldwide Holdings.

Pesawat ini juga sekaligus menutup pintu produksi B-747 setelah lebih dari 53 tahun mengangkasa mulai dari prototype pertamanya dan dengan model pertamanya B-747 100.

Produksi ke 1,574 (termasuk prototype) ini merupakan versi kargo pesanan dari Atlas Air Worldwide Holdings sebagai perusahaan yang memiliki maskapai kargo yang bermarkas di New Yorrk Amerika yaItu Atlas Air.

Bila Airbus mengakhiri era pesawat Jumbo maka Boeing mengakhiri era pesawat penumpang jet bermesin empat.

Dunia mengenal tiga pesawat penumpang jet berbadan lebar bermesin empat yang sukses yaitu Airbus A-340, dan A-380  serta  B-747 dengan tidak melihat keberadaan dari pesawat Illusyn IL-96 asal Rusia yang menurut berita justru akan di modernisasi.

Namun demikian persaingan antara Boeing dan Airbus pada pesawat penumpang berbadan lebar dengan empat mesin kini akan berakhir.  

Apakah pesawat ini juga akan mengakhiri model penerbangan hub and spokes ?

Pesawat ini dengan kapasitas 400-500 + penumpang ini memang selalu mengeruk penumpang di bandara bandara hub di dunia sehingga mengurangi kepadatan bandara dengan banyaknya maskapai yang mengoperasikan pesawat ini.

Namun kenyataan pula yang menjawab pertanyaan diatas dimana kini model penerbangan point-to-point lebih dijadikan pilihan pengguna transportasi udara walau akan membuat kepadatan di bandara bandara dengan lebih banyaknya pesawat berbadan lebar bermesin dua yang beroperasi.

Dari sisi maskapai, efisiensi semakin menjadi tuntutan dengan melihat kenyataan pula dimana mereka sangat rentan pada harga bahan bakar, setidaknya hal tersebut terlihat juga pada awal awal pesawat B-747 ini diluncurkan pada awal tahun 1970 yang diikuti dengan melonjaknya harga bahan bakar dunia.

Maskapai membutuhkan pesawat yang lebih irit konsumsi bahan skarnya dengan tetap memaksimumkan daya angkutnya, solusinya adalah dengan pesawat berbadan lebar bermesin dua seperti yang kita lihat pada pesawat Boeing B-777 dan B-787 serta Airbus A-330 dan A-350.

Namun bila kita membicarakan mengenai kenyamanan di udara maka menurut penulis,  pesawat B-747 adalah pesawat penumpang ternyaman tanpa banding walau dengan pesawat yang lebih besar ukurannya sekalipun.

Kenyamanan di udara tidak hanya dirasakan goncangan yang lebih sedikit saat memasuki turbelensi saja melainkan juga space kabin yang cukup luas namun tidak terlalu besar, karena melihat terlalu banyak orang di kabin saat di udara dan terutama saat embarkasi dan de-embarkasi bisa dikatakan bukan sebuah kenyamanan.

Hikmah apa yang kita bisa ambil dari berita menyedihkan ini dari Boeing ?

Waktu bersedih sebenarnya belum dimulai karena kita masih dapat melihat pesawat B-747 ini di bandara bandara walau hanya versi kargo nya setidaknya hingga 30-50 tahun mendatang, namun bagi karyawan karyawan Boeing yang pernah terlibat pada proses produksi pesawat ini sejak awal hingga akhir, kesedihan sudah dimulai karena melihat sejarah dan pencapaian.pesawat ini serta perjuangan para pejabat Boeing ketika itu dalam mempertahankan project pada pesawat ini.

Untuk rute penerbangan lintas Samudera Atlantik baik utara maupun selatan, momen ini merupakan kehilangan terbesarnya karena.pesawat inilah yang memulai dan  telah meramaikan suasana terutama pada malam hari di Samudera Atlantik Utara dengan rute Eropa dan Amerika Utara serta Afrika dan Amerika Selatan dan begitu pula rute silangnya.

Rute penerbangan London ke New York merupakan rute penerbangan yang selalu padat dan padat, bahkan rute ini merupakan rute penerbangan pertama yang dapat menghasilkan pendapatan kepada maskapai menembus USD 1 milyar dalam periode satu tahun.

Ya menurut OAG yaitu sebuah perusaahan penyedia data di industri aviasi menyebutkan bahwa maskapai British Airways telah mencetak pendapatan sebesar USD $1,15 milyar selama periode April 2018 hingga Maret 2019 atau setiap jam penerbangan maskapai BA menghasilkan pendapatan sebesar USD 27,159 pada rute London (LHR) ke New York (JFK).

Sudah tentu Boeing B-747 menjadi bagian dari pencapaian tersebut karena sebelum tahun 2020 BA menggunakan Boeing B-747 untuk rute ini sebelum digantikan dengan Boeing B-777.

Jika kita melihat data OAG untuk rute penerbangan lainnya yang paling menggirukan dalam hal pendapatan juga, tidak dapat dipungkiri bahwa pesawat Boeing B-747 juga ikut andil dalam pencapaian tersebut.

Apakah akan ada lagi pencapaian pendapatan rute penerbangan yang menembus USD 1 milyar dengan hilangnya B-747 dari pengoperasiannya oleh para maskapai ?

Mungkin ada mungkin juga tidak, akan tetapi walaupun ada mungkin akan tercapai dalam.jumlah penerbangan yang lebih banyak daripada B-747 mengingat kapasitas B-747 yang lebih banyak dari B-777 yang menggantikannya pada rute LHR-JFK.

Masih pada data dari OAG ini,  ditempat kedua adalah rute Melbourne ke Sydney oleh Qantas dan tempat ketiga adalah rute London (LHR) ke Dubai (DXB) oleh maskapai Emirates.

Untuk sementara ini, kita tidak (atau belum) perlu bersedih atas berita ini, ada baiknya pula mulai mencari informasi rute mana yang masih mengoperasikan Boeing B-747 sebelum semua Boeing B-747 yang mengangkasa hanya versi kargo nya.

Bagi yang memiliki kekuatan penuh, ada baiknya  juga memilih kelas utama karena tidak ada bandingannya terbamg di kelas utama dengan B-747, terlebih liburan akhir tahun sudah dekat.

Maskapai mana dan rute yang mana masih terbang dengan B-747 ?

Menurut flightradar24, maskapai Lufthansa adalah yang terbanyak dari Frankfurt ke 10 kota besar seperti New York, Chicago dan Miami, kemudian maskapai Korean Air pada rute Seoul ke Honolulu dan Atlanta.

Selamat berburu terbang dengan B-747.

Referensi :

  • oag.com/blog/billion-dollar-route-jewels-in-the-network
  • tass.com/economy/1485803
  • edition.cnn.com/2022/12/06/business/last-boeing-747/index.html
  • flightradar24.com/blog/747-will-be-flying-for-decades-to-come/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun