Pada adegan dogfight tersebut terlihat F-14 mampu mengimbangi pesawat tempur yang lebih kecil ukurannya dan lebih gesit dan pada akhirnya mampu mengusir keempat pesawat 'MIG-28", begitu pula pada adegan dogfight terakhir dimana semua "MiG-28" dapat dieliminasi dari udara oleh para pilot F-14 Tomcat.
Pesawat Grumman F-14 Tomcat merupakan tulang punggung Angkatan Laut Amerika khususnya sebagai pesawat untuk melindungi armada kapal laut perang di lautan dari serangan khususnya serangan udara atau Fleet Air Defence (FAD).
Hal ini memang sesuai dengan kebutuhan Angkatan Laut Amerika di akhir tahun 1960 an yang membutuhkan pengganti pesawat F-4 Phantom serta pesawat tempur yang mampu mencegat peluru kendali Soviet yang diluncurkan dari pesawat Bomber sedini mungkin, artinya pesawat tempur tersebut harus mampu secara cepat (kecepatan supersonik) mampu mencegat sesegera mungkin setelah radar mendeteksi keberadaan adanya gangguan/bahaya.
Sayap yang dapat dilebarkan (swing wing) membuat F-16 dapat terbang dengan kecepatan rendah saat landing di kapal induk serta dilebarkan saat akan meluncur dengan kecepatan tinggi.
Pada varian awal F-14 (A) hanya merupakan pesawat air superiority yang bertugas mengeliminasi semua ancaman di udara namun pada varian F-14 D menjadi pesawat tempur l multi peran baik untuk pertempuran di udara maupun serangan ke darat serta pengebom ringan.
Pesawat F-14 adalah satu dari empat pesawat tempur yang masuk dalam "Teen Series" selain dari pesawat F-15, F-16 dan F/A-18 yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Amerika (USN) dan Angkatan Udara Amerika (USAF), sebanyak 912 unit diproduksi dalam berbagai varian selama masa produksinya dari tahun 1969 hingga 1991 termasuk prototype nya.
Sedangkan pada sekuelnya, pesawat F/A-18 Super Hornet berukuran jauh lebih kecil, lebih ramping dan sudah tentu juga lincah dan gesit, sehingga seperti tidak ada lagi ketakjuban yang terlihat dalam film original nya dimana pesawat tempur yang lebih besar ukurannya melawan yang lebih kecil.
Pesawat F/A-18 sendiri merupakan pengembangan dari prototype YF-17 Cobra yang kalah dalam kompetisi pada pengadaan pesawat tempur ringan atau Lightweight fighter (LWF) dimana pihak Amerika akhirnya memilih YF-16 dari General Dynamics untuk di produksi yang kini menjadi F-16.
Walau demikian F/A-18 memang merupakan kesempurnaan dari F-14 baik dari sisi kemampuan dan kapabilitas maupun dari sisi pemeliharaan dimana F-14 lebih banyak dan sering membutuhkan inspeksi dan pemeliharaan dibanding F/A-18 yang jelas akan membutuhkan lebih banyak dana.
Sedangkan dari sisi operasional, F/A-18 oleh para pilot tempur dan bahkan eks pilot F-14 dipandang lebih mudah di handle terutama pada saat landing di kapal induk dimana F-14 mendapat sebutan "Turkey" karena sulitnya dikendalikan saat sayap dilebarkan seperti turkey terbang (tidak stabil).