Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Perkenalkan Pesawat Embraer TPNG yang Akan Cocok untuk Indonesia

27 September 2022   09:12 Diperbarui: 27 September 2022   09:15 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat Embraer TPNG (sumber: Embraer via Aviation International News)

Pesawat terbang pada prinsipnya sama dengan kendaraan bermotor dimana selalu ada model terbaru pada segala jenisnya dengan berbagai macam fitur dan teknologi terkini.

Walaupun sebenarnya ada sedikit perbedaan pada keduanya yang mana kendaraan lebih cepat berganti dari satu model ke model berikutnya, sedangkan pesawat bisa lebih lama.

Kita bisa lihat bagaimana Boeing B 747 menjadi ikon industri penerbangan setelah mengudara lebih dari 40 tahun sejak diluncurkan secara komersial pada awal tahun 1970 dan baru pada tahun 2007 muncul sang super jumbo jet A380.

Begitu pula teknologi pada mesin yang digunakan dimana mesin jet sudah digunakan pada pesawat penumpang sejak tahun 1952 an ketika pesawat de Havilland Comet terbang secara komersial untuk pertama kalinya sebelum akhirnya di grounded secara permanen setelah dua kecelakaan fatal.

Penggunaan mesin turboprop sejak itu mulai tergantikan dengan mesin jet seperti yang terllihat pada pesawat penumpang jet Boeing B 707 dan Douglas DC 8 pada tahun 1958.

Akan tetapi sejak kemunculan ATR seri 42 dan 72 serta Bombardier Dash 8 Q400 mengangkasa, mesin turboprop mulai kembali muncul sebagai jawaban untuk penerbangan jarak pendek dan regional.

Penggunaan turboprop pada penerbangan jarak pendek yang bisa menghemat pada penggunaan bahan bakarnya daripada mesin jet menjadi latar belakang dari kembalinya mesin turboprop ke arena industri penerbangan.

Pesawat penumpang turboprop terbaru

Pada tahun 2027/2028 nanti dunia akan menyambut hadirnya pesawat bermesin turboprop yang baru besutan dari pabrikan Embraer asal Brazil dimana mereka menyebutnya  dengan New Generation Turboprop (TPNG).

Pesawat ini nantinya akan diproduksi dalam dua varian yaitu dengan kapasitas 70 orang (TPNG 70) dan 90 orang (TPNG 90) dan dapat terbang hingga 1,481 km, dengan demikian akan meramaikan pasar pada pesawat penumpang turboprop dengan kapasitas dibawah 100 penumpang bersama dengan ATR seri 42 dan 72 serta Bombardier Dash 8 Q400.

Pengembangan pesawat ini dimulai setidaknya sejak tahun 2015/2016 ketika Embraer memulai project E2 yaitu keluarga pesawat jet penumpang mereka, akan tetapi prospek pesawat penumpang bermesin turboprop dinilai tidak menjanjikan dimasa mendatang, dan sejak itu pula pengembangan berjalan lambat.  

Dalam perjalanannya juga, Boeing dan Embraer sudah dalam tahap pembicaraan serius untuk mengembangkan pesawat penumpang bermesin turboprop akan tetapi sepertinya kini Embraer harus melanjutkan pengembangan pesawat ini sendiri.

Desain Konsep Awal (foto via leehamnews.com)
Desain Konsep Awal (foto via leehamnews.com)

Pesawat TPNG telah mengalami perubahan selama proses pengembangannya terutama pada desainnya seperti pada letak mesinnya sebelumnya di bawah sayap menjadi di belakang (ekor) perubahan ini justru membuat cabin pesawat menjadi lebih tidak berisik.

Mesin turbopopnya diyakini akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon dengan rencana konversi ke bahan bakar hidrogen, sedangkan badan pesawat menyerupai desain dasar dari pesawat keluarga E-jet E2 mereka.

Penggunaan hidrogen ini akan menyaingi pesawat ATR yang sudah dalam proses  demonstrasi penggunaan hidrogen dengan project ZEROe yang diprakasai oleh Airbus sebagai pemilik 50% saham ATR.

Proses pengembangan dan prospeknya
Pabrikan Embraer tengah merencanakan pembangunan kawasan pabrik untuk pesawat TPNG ini yang menurut beberapa sumber akan diputuskan pada akhir tahun 2022, selain itu juga pembicaraan dengan pabrikan mesin pesawat Prat & Whitney dan Rolls Royce.


Bagaimana potensi pasarnya ?

Pada pasar saat ini, pesawat untuk penerbangan regional (commuter) tersedia pesawat bermesin jet dan turboprop seperti Bombardier CRJ, Embraer E-jet E2, Bombardier Q400 dan ATR 42/72.

Penggunaan mesin jet sepertinya tidak memberikan manfaat ekonomi kepada maskapai sehingga pesawat dengan mesin turboprop lebih bisa bertahan seperti yang kita lihat pada ATR 42/72 dan Bombardier Q400.

Para maskapai operator nya juga akan menghadapi saat dimana kedua pesawat ini menua pada operasionalnya di maskapai dan membutuhkan penggantinya, disaat itu pula TPNG akan hadir sebagai pilihan ataupun bisa menjadi satu satunya pilihan bila pabrikan dari kedua pesawat tersebut tidak lagi memproduksi.

Pandemi Covid 19 juga mempengaruhi maskapai yang melayani penerbangan regional dan mengakibatkan pengurangan hingga tidak tersedianya lagi penerbangan yang menghubungkan daerah daerah dan kota kota kecil dengan daerah dan kota utama.

Reaktivasi pasca Pandemi akan mengembalikan penerbangan regional tersebut dimasa mendatang dan ini akan membuka kembali potensi pesawat turboprop untuk melayani kembali penerbangan regional tersebut.

Apakah pesawat ini cocok untuk Indonesia ?

Presiden Indonesia ketiga bapak B.J Habibie pernah mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan pesawat bermesin turboprop untuk konektivitas antar pulau, beliau juga telah mewujudkan N250 walau terhenti pada prototype dan menjadi display di meseum kedirgantaraan.

Konektivitas disini tidak hanya antar pulau saja tetapi juga pulau pulau terluar serta daerah daerah terpencil yang memerlukan angkutan udara untuk orang dan barang (penerbangan perintis).

Pernyataan beliau justru diwujudkan oleh negara kita melalui ketergantungan pesawat buatan luar negeri seperti yang kita lihat saat ini dan dengan kemunculan pesawat TPNG akan melanjutkan proses tersebut.

Pesawat bermesin turboprop memang sangat ideal dioperasikan di negara kita karena selain dari biaya pengoperasian yang lebih rendah dari mesin jet juga dengan melihat landasan pacu di banyak daerah di Indonesia yang belum dapat melayani pesawat bermesin jet.

Kemunculan pesawat TPNG nantinya tidak menutupi kemungkinan dari lobi atau usaha pemasaran dari pihak Embraer ke Indonesia karena memang Indonesia menjadi salah satu pasar yang.potensial dalam segmen ini.

Juga karena pesawat turboprop yang kini beroperasi sudah menua dan harus dicari penggantinya.

Pesawat TPNG mungkin akan menghiasi langit Indonesia dimasa mendatang jika pesawat ini benar benar diproduksi dan tersedia dipasaran.

Patut ditunggu perkembangan dari pesawat ini ditengah tengah pengembangan pesawat jenis baru seperti akan kembalinya pesawat supersonik serta pengembangan pesawat tanpa awak di perkotaan.

Referensi :

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun