Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Apakah Dunia Membutuhkan Pesawat Penumpang Lebih Besar dari Super Jumbo?

26 September 2022   18:01 Diperbarui: 27 September 2022   09:13 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Airbus A380 (foto: Ahmad Ardity/pixabay.com)

Pertanyaan ini sebenarnya pertanyaan yang belum terjawab dengan penuh oleh beberapa kalangan dalam industri penerbangan saat kemunculan pesawat Airbus A380, namun pertanyaan ini muncul kembali saat ada pernyataan dari pemimpin dari salah satu maskapai di dunia beberapa waktu yang lalu.

Pada sebuah wawancara dengan CNN, CEO maskapai Emirates, Tim Clark mengatakan bahwa dunia akan membutuhkan pesawat yang lebih besar dari Airbus A-380 untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah pengguna angkutan udara dimasa mendatang.

Dia juga menambahkan bahwa pesawat B-777 8/9 tidak mampu membantu maskapai dimasa mendatang walau dengan kapasitas 400+ dengan konfigurasi dua kelas sekalipun karena maskapai harus melakukan lebih dari satu kali penerbangan ke sebuah bandara, dan itu akan menambah beban maskapai dengan adanya biaya landing slot tambahan di bandara tujuan.

Pernyataan sang CEO ini bisa dikatakan menarik karena berbagai alasan, satu adalah karena melihat Emirates Airlines berkonsentrasi pada penerbangan jarak jauh sehingga mereka selalu mrmbutuhkan pesawat untuk keperluan tersebut.

Hal ini bila ditambah dengan melihat lokasi bandara hub nya di Dubai yang sangat strategis di tengah tengah peta dunia, maka dapat lebih mempertegaskannya serta dengan keuntungan berganda pula bagi maskapai Emirates dan perekononomian negara UAE.

Keuntungan dari lokasi hub nya membuat maskapai  Emirates dapat mengumpulkan dan menghubungkan sebanyak mungkin penumpang dari dan ke berbagai belahan dunia, sebagai contohnya Emirates terbang dari Dubai ke London setiap hari nya yang mengindikasikan bahwa load factor penumpang pada rute ini sangat tinggi.

Selain itu dengan berkumpulnya penumpang di bandara di Dubai maka kemungkinan penumpang berbelanja di bandara selagi menunggu penerbangan lanjutan akan berkontribusi pada perekonomian negara melalui penjualan retail.

Sebagai ilustrasi, bila satu penumpang menghabiskan uang $10 saja maka bila mengambil jumlah minimum 1,000 orang dalam sehari maka dapat menghasilkan $10,000 per hari atau $300,000 per bulannya.

Itu baru satu destinasi saja padahal masih banyak destinasi lain didunia yang dilayani Emirates dengan penerbangan langsungnya, sehingga tidak mengherankan jika maskapai ini lebih banyak mengoperasikan pesawat berbadan lebar dengan kapasitas 400+ penumpang seperti Airbus A 380 dan Boeing B 777.

Hal yang kedua adalah para pabrikan pesawat seperti Airbus dan Boeing kini justru telah menghentikan produksi mereka pada pesawat bermesin empat dan beralih ke pesawat bermesin dua namun dengan kemampuan dan kapabiltas sama dan bahkan lebih dari pesawat bermesin empat terutama pada jarak tempuhnya.

Airbus menghentikan program A380 termasuk rencana pengembangan A 380-900 pada tahun 2021 yang lalu sedangkan Boeing menghentikan program B 747 nya pada tahun 2022 dengan menyisakan penyelesaian beberapa pemesanan dan  pesawat kepresidenan Amerika dengan B 747-8 nya.

Kemampuan terbang lebih jauh dan dengan kapasitas yang lebih banyak serta dengan fitur keselamatan penerbangan seperti ETOPS dilihat oleh dua pabrikan ini lebih bisa menjawab kebutuhan maskapai dimasa mendatang dengan dasar utamanya adalah efisiensi.

Lahirnya pesawat Boeing B 787 Dreamliner yang diikuti oleh Airbus A 350 menunjukan kecenderungam tersebut, dan kini kedua pabrikan ini terus memproduksi varian dari pesawat tersebut seperti Airbus A 350- 900/1000 dan Boeing B 787- 8/9/10.

Bahkan kedua pabrikan juga membuka kompetisi pada pesawat berukuran sedang untuk penerbangan jarak jauh non stop ini dengan Airbus A 321 XLR dan Boeing B 737-10 MAX.

Pada hal yang ketiga yaitu pada kekhawariran sang CEO ini terhadap kemungkinan tidak tersedianya lagi landing slot di bandara ketika maskapai harus menambah frekwensi penerbangan.

Keadaan ini sebenarnya berkaitan dengan operasional dan teknis bandara dalam hal kapasitas dan jam operasional masing masing yang mana bisa dilakukan dengan ekspansi untuk menambah kapasitas serta peenambahan jam operasional, misalnya menjadi 24 jam penuh.

Adalah sangat memungkinkan bagi bandara untuk mempertimbangkan segala hal jika terdapat banyak permintaan dari para maskapai yang melayani rute ke bandara tersebut.

Pada alasan kedua dan ketiga ini bisa lebih menggambarkan kekhawatiran sang CEO dimasa mendatang karena tidak ada pengganti pesawat A 380 mereka kelak bila sudah mencapai usia operasional maksimumnya karena Airbus sudah tidak lagi memproduksinya sehingga jalan satu satunya adalah menyediakan pesawat yang tersedia di pasaran dengan ukuran yang lebih kecil.

Maka bila itu terjadi maka maskapai tersebut harus menyediakan lebih dari satu pesawat dan juga lebih dari satu kali penerbangan yang berarti pula penambahan slot penerbangan yang dikhawatirkan juga tidak tersedia.

Mengelola armada dengan banyak pesawat akan membawa ekstra sumber daya manusia dan beban finansial bagi maskapai, sehingga sangat mungkin hal ini menjadi latar belakang kekhawatiran Tim Clark ini.

Sehingga bila mengacu pada semua hal diatas maka sangat dipahami bila maskapai Emirates akan membutuhkan pesawat yang lebih besar dimasa mendatang.

Satu hal yang pasti adalah prediksi jumlah pengguna angkutan udara di masa mendatang memang menunjukan peningkatan yang luar biasa akan tetapi ini bukan satu satunya faktor bagi pabrikan pesawat dalam memutuskan produk barunya dimasa mendatang.

Efisiensi merupakan kata kunci bagi para maskapai saat ini dan masa mendatang dimana hal  ini menjabarkan bagaimana sebuah pesawat dapat memberikan penghasilan operasional maksimum bagi maskapai dengan biaya operasional yang seminimal mungkin.

Kini pertanyaan awal yang belum terjawab penuh tersebut sebenarnya sudah terjawab dengan keputusan dari para pabrikan pesawat yang didasari oleh studi dan pengamatan pada keadaan pasar serta prediksi dimasa mendatang.

Referensi :

edition.cnn.com/travel/article/emirates-boss-tim-clark-on-the-a380-and-why-we-need-a-new-super-jumbo/index.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun