Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketika Etika Berbusana Menjadi Ruang Abu-Abu dalam Penerbangan

20 September 2022   10:59 Diperbarui: 25 September 2022   18:42 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etika berpakaian di peaawat memang tidak diatur dalam pedoman penerbangan oleh badan penerbangan sehingga aturan dan pelaksanaannya diserahkan kepada masing masing maskapai.

Umumnya maskapai memiliki aturan yang dikenal dengan "Conditions of Carriage" yang merupakan Terms dan Conditions'" bagi pengguna layanan maskapai bersangkutan dimana salah satu poin nya adalah berhubungan dengan dress code bagi penumpang.

Beda maskapai beda penggunaan kata dalam menjelaskan pakaian apa yang boleh dan tidak diijinkan di dalam pesawat, kecuali untuk penumpang yang tanpa alas kaki itu akan berlaku pada semua maskapai karena akan membahayakan penumpang itu sendiri bila menginjak benda di lantai kabin ataupun di kamar kecil pesawat.

Tetapi pada prakteknya, adakalanya insiden insiden kerap terjadi dinana penunpang diminta untuk mengganti atau menutupi bagian yang kurang pantas dan bila tetap ngeyel maka tak segan segan awak kru kabin meminta penumpang tersebut untuk turun dari pesawat.

Penyebabnya bisa jadi karena penggunaan kata ataupun poin pada aturan mereka, misalnya dengan hanya disebutkan " penumpang harus berpakaian yang pantas', sehingga walaupun ada penegasan "harus" aturan ini masih menimbulkan pertanyaan seperti misalnya, pakaian yang pantas itu sepetti apa ?

Pemahaman dari penerapan kata 'comfort" atau nyaman bagi penumpang mungkin bisa dipahami dengan mengenakan legging ataupun rok dengan ketinggian diatas lutut, tetapi tidak berlaku pada pemahaman dari maskapai tertentu.

Aturan yang tidak spesifik ini dapat memicu perdebatan saat insiden terjadi dimana kru kabin akan menggunakan aturan yang tidak spesifik tersebut, sedangkan pada sisi penunpang menanyakan pada poin mana dari aturan maskapai yang telah dilanggar atas pakaian yang dikenakan saat itu.

Aturan yang sulit dipahami karena tidak spesifik ini dapat memicu penilaian yang sifatnya personal (personal judgement) yang dalam hal ini dari pribadi kru kabin ataupun pilot.

Sebuah insiden pernah terjadi di Australia dimana seorang wanita yang menggunakan tank top diminta untuk menutupi bagian atas tubuhnya oleh kru kabin setelah pilot memintanya untuk memberitahu kepada wanita tersebut, dan dengan mengatakan, ' kamu tidak boleh mengenakan bikini di pesawat' , sehingga kru kabin tidak bisa membedakan antara tank top dan bikini.

Wanita tersebut akhirnya menuruti perintah kru kabin yang meminjamkan vest untuk menutup bagian atas tubuh wanita tersebut yang kemudian berpikir bila ukuran saya kecil mungkin tidak akan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun