Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bagaimana Jika Penumpang Meninggal Dunia Saat dalam Penerbangan?

1 September 2022   02:57 Diperbarui: 4 September 2022   08:26 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kebersihan Kabin Pesawat (foto:Joenomias/pixabay.com)

Adakah dari kita yang pernah berada di penerbangan dimana terdapat penumpang yang meninggal dunia , bukan penerbangan yang membawa jenazah dalam peti, namun penumpang di kabin yang nyawanya tak tertolong lagi bahkan setelah dilakukan PCR ?

Mungkin ada yang menjawab pernah, tetapi bagi yang  menjawab tidak pernah belum tentu 100% tepat karena kemungkinan pernah itu ada tetapi kita tidak tahu karena tidak diumumkan oleh kru kabin.

Hal yang menyebabkan kru kabin tidak mengumumkan itu adalah karena awak kru atau siapapun di dalam penerbangan tidak berhak menyatakan seseorang telah meninggal kecuali oleh pihak yang memiliki wewenang didarat atau setelah pesawat mendarat.

Dan jika kita pernah mendengar frase " tidak ada yang meninggal dunia di pesawat atau No one dies on a plane' maka hal tersebut diatas dapat menjadi penjabaran dari frase itu.

Oleh karena itu  jika ada penumpang yang tidak lagi ditemukan adanya tanda tanda hidup, maka awak kru akan menempatkan penumpang tersebut di row kosong atau kursi di kelas bisnis dengan selimut hingga ke leher dan menutup mata jenazah serta memasang seatbelt nya sampai dengan pesawat mendarat dan petugas kesehatan setempat mengambil alih.

Hal ini juga sesuai dengan panduan dari IATA kepada maskapai dalam menghadapi kematian dalam penerbangan dan utamanya memperlakukan jenazah dengan penuh rasa hormat dan menghargai jenazah.

Panduan IATA juga menginstrusikan kru kabin untuk segera memberitahu kapten kapal yang kemudian mengontak bandara tujuan dan meminta penanganan dari pihak yang memiliki wewenang ketika pesawat mendarat.

Dan ketika mendarat biarkan semua penumpang lain turun pesawat kecuali penumpang tersebut dan keluarga atau orang yang terbang bersama dengan penumpang tersebut sambil menunggu kedatangan dari pihak yang memiliki kewenangan.

Pada kebanyakan pelatihan dan kursus bagi awak kabin terutama pada bahan pelatihan di bidang First Aid ada bagian yang berjudul "
Apparent Death In-flight"  juga disebutkan :
'Never consider a passenger deceased unless pronounced so by the local medical authorities after the aircraft had landed"

Jangan pernah menyatakan penumpang meninggal dunia kecuali bila sudah dinyatakan oleh pihak yang berwenang.

Maka dari itu adakalanya memang kita tidak akan mengetahui jika ada kematian atas dasar penghormatan dan penghargaan kepada penumpang tersebut, kita baru akan mengetahuinya bila ada berita tentang hal tersebut di platform berita.

Namun adakalanya beberapa kode digunakan oleh awak kabin atau pilot untuk memberitahu otoritas tentang keadaan yang dihadapi yaitu dengan kode "Jim Wilson" atau juga 'HR' yang merupakan singkatan dari Human Remains (jenazah).

Bagaimana jika semua kursi di semua kelas penuh ? dalam situasi ini maka biarkan penumpang tersebut pada kursinya dengan tetap menutup bagian leher kebawah dengan selimut dan meneruskan penerbangan secara normal.

Penerbangan secara normal disini juga mengacu kepada status penerbangan tersebut dimana tidak ada keharusan untuk mengalihkan penerbangan ke bandara terdekat seperti pada kasus darurat lainnya dimana penanganan medis sangat diperlukan.

Namun demikian kebijaksanaan masing masing maskapai akan berbeda beda dalam hal pengalihan penerbangan ini  dan pada akhirnya keputusan akhir ada pada kapten pilot dengan sebelumnya melakukan kordinasi dengan pihak perusahaan maskapai ataupun otoritas didarat.

Faktor apa yang dapat mengakibatkan kematian dalam penerbangan ?

Wakil Presiden MedAire yaitu Dr. Paulos Alves dalam sebuah ulasan di bbc.com mengatakan bahwa ada tiga faktor yang dapat menyebabkan orang meninggal yaitu:

1. Kematian dengan sebab tak terduga

2. Orang yang dalam keadaan terminal illness atau penyakit terminal yang (pada stadium akhir) dalam perjalanan untuk pengobatan atau dari pengobatan dan kemudian meninggal dalam penerbangan.

3. Orang yang menyadari bahwa dia sakit serius namun tetap terbang tanpa berkonsultasi dengan dokter sebelumnya.

Selain itu beliau juga mengatakan bahwa selama operasionalnya telah menerima lebih dari 19,000 telepon darurat dari maskapai dimana 94 dari jumlah tersebut adalah kasus meninggal dunia dalam penerbangan.

Sebagai informasi, MedAire adalah perusahaan di industri aviasi yang berspesialisasi pada pelayanan kesehatan dan keselamatan perjalanan yang sudah berdiri sejak tahun 2006.

Bagaimana jika penumpang disebelah kita tiba tiba meninggal dunia ?

Pertama pastinya jangan panik dan segera memberitahu kepada kru kabin dan ikuti petunjuk dari kru kabin tersebut, jika pesawat penuh dan tidak ada kursi tersisa maka kru kabin akan tetap menempatkan penumpang pada kursinya selama sisa penerbangan dalam artian kita juga tidak bisa berpindah kursi.

Namun mungkin tidak semudah itu bagi yang berada disebelahnya, terlebih bila penumpang tersebut seorang diri tanpa ada teman atau keluarga dalam penerbangan tersebut, akan tetapi usahakan untuk tidak panik atau takut (walau memang sulit untuk tidak).

Hal yang seharusnya kita takutkan adalah ketika kita duduk disebelah penumpang yang terlihat sehat namun menunjukan gejala tidak normal seperti muntah dan meminta kantung muntah dalam frekwensi dan jumlah diluar normal kepada kru kabin.

Penumpang tersebut mungkin mengidap norovirus atau dikenal dengan "the cruise ship virus" atau virus kapal pesiar, virus ini menurut wikipedia menyebabkan 200.000 kematian per tahunnnya.

Virus ini diakibatkan karena keracunan makanan atau foodborne illnes di kapal pesiar melalui pola kegiatannya seperti makan dan minum bersama sama dengan penumpang kapal pesiar yang berjumlah sangat banyak serta kegiatan lain yang "menyimpang" dari normal.

Masalah kesehatan biasanya memang menjadi hal terakhir pada daftar checklkst padahal ini juga menyangkut keselamatan kita sendiri dan efeknya kepada orang lain.

Tidak ada pemeriksaan kesehatan ataupun keharusan untuk menyertakan sejarah kesehatan kita ketika akan terbang baik oleh maskapai maupun bandara, oleh karena itu pula kita juga tidak tahu sejarah kesehatan dari penumpang lain, maka akan selalu ada kemungkinan kita berada dalam penerbangan dimana terjadi keadaan darurat kesehatan yang mengakibatkan meninggalnya seorang penumpang.

Untuk itu selalu menjaga kebersihan kita, pandemi sepertinya ingin mengingatkan kita akan hal tersebut, oleh karena itu pula kebiasaan kita di pandemi sebaiknya tidak ditinggalkan .

Referensi :

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun