[caption id="attachment_318663" align="aligncenter" width="486" caption="personal.psu.edu"][/caption]
Akhirnya setelah istirahat lebaran, akhirnya bisa kembali menulis di kompasiana.
Sekarang, aku sudah menjadi seorang senior yang berarti aku sudah berada di kota Bandung lebih dari satu tahun. Sudah begitu banyak hal yang telah aku lalui dalam setahun ini. Tapi, aku merasa aku tidak berubah terlalu banyak. Mungkin, perubahan yang paling besar adalah umurku yang semakin saja bertambah tua, apalagi saat ada orang yang cuma berjarak lebih beberapa tahun darimu memanggilmu bapak. Rasanya udah kepengen nonjok tembok aja terus ngelempar tu orang ke bulan.
Meskipun sedikit marah, aku tidak bisa dikatakan sebagai orang yang sudah tua karena umurku yang masih 20 tahun. Jadi, secara logika waktuku masih panjang kalau melihat rata-rata manusia. Tapi, yah, secara logika juga, umur itu di tangan tuhan bukan...?. Bisa saja aku sudah meninggalkan dunia ini saat ini, besok, atau kapanpun itu. Namun, kapanpun itu, aku harus siap menghadapinya.
Yang paling penting dalam hidup ini bukanlah seberapa lama kita hidup, tapi apa yang kita lakukan dalam hiduplah yang paling penting dari semuanya. Banyak orang yang meninggal dalam usia muda namun karya dan hasil perbuatannya tetap di kenang dan berguna bagi orang yang sesudahnya.
Tapi, yah, aku tidak ingin mati muda, aku ingin berumur panjang yang setiap detik hidupku memberikan arti bagi kehidupan. Walaupun ada yang bilang kapanpun meninggalnya tidak penting yang penting masuk surga. Tapi bagiku lebih baik berumur panjang dan masuk surga, karena kalau orang yang masuk surga itu umurnya panjang kemungkinan besar hidupnya tersebut merupakan hidup bermamfaat. In the end, aku serahkan masalah umurku kepada tuhan.
Tidak aku pungkiri sama sekali, hidupku sebagian besar aku habiskan dengan hal-hal yang tidak terlalu berguna. Aku menyadari hal ini ketika aku melihat banyak sekali orang yang umurnya berada di bawahku tapi keahliannya melebihi umur mereka. Itu semua karena mereka telah mengembangkan keahlian mereka di saat aku masih memikirkan aku pengen main apa hari ini. Aku jadi teringat perkataan salah seorang guru bahasa inggrisku yang dengan rendah hatinya mengatakan kalau kemampuan bahasa inggrisnya ini di dapatkan karena dia lebih baik, tapi karena dia lebih dulu mempelajarinya.
Yup, seperti saat aku mendengarkan permainan indah seorang pemain piano yang aku dengar di youtube beberapa waktu lalu. Aku sangat terpesona saat jari-jarinya dengan amat cepat menari di atas tuts piano. Itu sangat mengagumkan, sangat cepat, dan sangat indah untuk di nikmati. Ketika aku nyaris yakin kalau pemain piano tersebut sangat berbakat, aku mendapati kenyataan kalau dia telah berlatih piano semenjak dia berumur 4 tahun. Sekali lagi, ini bukan masalah bakat, ini cuma masalah waktu yang di habiskan dalam suatu bidang.
Tidak bisa di pungkiri juga, lingkungan sangat berpengaruh, tapi yang lebih penting adalah kemauan dan kegigihan untuk bertahan saat keadaan menampar wajah kita. Coba saja kalau misalnya pemain piano yang aku kagumi itu berhenti, mungkin aku tidak akan pernah tahu kalau ada seseorang yang bermain piano dengan sangat indah.
Aku sudah memutuskan untuk menjadi penulis novel terbesar sepanjang di umurku yang menginjak 20 tahun ini. Gelar itu aku targetkan aku peroleh dalam 10 tahun yaitu saat aku berumur 30 tahun. Memang bisa di katakan kalau aku telat untuk serius menetapkan tujuanku sekarang. Apalagi di saat kesibukanku yang aku yakin bakalan sangat banyak di semester ini. Tapi, di saat ini jugalah tuhan menguji impianku ini serius atau bukan. Jika aku serius, pasti aku tidak akan menyerah apapun keadaannya.
Sekarang, dunia sudah bergerak dengan sangat cepat dan hampir tanpa batas. Apalagi semenjak kebijakan luarnegri pemerintah , AFTA, yang menurut sebagian pengamat akan menyebabkan setidaknya 30% tenaga asing akan masuk ke Indonesia. Kalau tidak memiliki sesuatu yang lebih siap-siap saja untuk tersingkir. Yah, aku sudah siap masuk ke dalam persaingan yang di prediksi akan keras ini.
Aku rasa cukup untuk hari ini dan biarkan aku beristirahat sejenak menikmati supermoon yang sedang bercengkrama bersama langit kota Bandung .
Yeah..., let's get the ball rolling baby...!!!
Bandung, 10 agustus 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H