3. Zaman presiden SBY
Di tengah pemerintahan presiden SBY aku mengalami banyak hal yang mempengaruhi pola pikirku. Baik itu soal agama, cinta, tentang Indonesia. Aku juga ikut terseret gelombang generasi yang di sebut generasi alay. Bahkan di pemilihan capres kemarin aku bahkan ikut terlibat perdebatan sengit dengan teman akrabku tentang siapa yang merupakan pilihan terbaik menjadi pemimpin Indonesia. Namun, aku masih menjadi menjadi anak mama di masa ini.
4. Zaman Jokowi
Di masa presiden jokowi ke depan ini, aku telah menjadi seorang yang di anggap dewasa. Bukan lagi anak kecil. Karena di masa pemerintahan jokowi ini aku telah mempunyai tanggung jawab sebagaimana orang dewasa pada umumnya. Aku tidak lagi bisa meminta kepada kedua orangtuaku, tapi akulah yang seharusnya memberi sesuatu kepada kedua orangtua. Aku tidak lagi menjadi seseorang yang mencontoh, tapi harus mampu menjadi contoh bagi generasi sebelumku.
Apalagi di tambah dengan persaingan kerja yang di prediksi akan semakin keras dengan banyaknya usia produktif dan perdagangan bebas asean. Kalau aku tidak benar-benar memiliki keahlian maka bisa-bisa aku bakalan tenggelam. Aku tidak mau itu terjadi. karena itulah, walaupun telat sadarnya, aku harus belajar lebih keras, bekerja lebih keras, dan bekerja lebih pintar dari yang lainnya.
Itulah kenapa aku bilang hidupku di zaman Jokowi nanti bakalan berat, karena tanggung jawab dan persaingan tidak hanya dari dalam tapi juga dari luar. Hal yang perlu aku lakukan saat ini hanya mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Sehingga, seperti apapun masalah kehidupan yang datang padaku nanti, aku mampu mengatasinya. dengan bantuan tuhan tentu saja
Bandung, 19 oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H