Mohon tunggu...
Kokoro ?
Kokoro ? Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

i just wanna be the better person every single day of my life.\r\nI am a writer, entrepenuer, and a nobel prize winner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beratnya Jokowi

19 Oktober 2014   17:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:29 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413688360464516778

[caption id="attachment_329870" align="aligncenter" width="271" caption="www.todayonline.com"][/caption]

Kemarin saat sedang sibuk-sibuknya ngejalanin acara di jurusan, senioku bertanya

"Del, dapet undangan dari Jokowi nggak"

Pertanyaan sambil lalu saja sebenarnya. Tapi, pertanyaan tersebut membuatku sadar kalau waktu telah banyak berubah. Tidak terasa masa hidup pemerintahan presiden SBY bakalan berakhir senin besok. Kalau aku mengingat kembali aku sudah hidup di perintah oleh lima orang presiden Indonesia. Namun, aku merasa di masa pemerintahan Jokowi nantilah aku akan menghadapi masalah yang berat.

Kenapa aku akan menghadapi banyak hal yang berat di zaman pemerintahan Jokowi, kesimpulan itu aku dapatkan setelah membandingkan hidupku di semua masa pemerintahan presiden Indonesia yang telah aku jalani.

1. Zaman presiden Soeharto.

Di zaman ini, aku masih menikmati masa kanak-kanak yang indah dan menyenangkan. Bahkan saat reformasi mei 98 dulu, saat jakarta sedang dalam keadaan chaos. Papaku yang saat itu sedang serius mengikuti perkembangannya melalui televisi berkata kepadaku.

"Jakarta sedang perang!!" katanya dengan mimik muka yang terlihat cemas.

Tanggapanku waktu itu cuma "oo..." kemudian berlari keluar untuk bermain kelereng dengan teman-temanku. Lihat, di masa presiden soeharto, aku bahkan sama sekali tidak tahu perang itu apa.

2. Zaman Presiden Habibie, Gusdur, Megawati.

Pada zaman pemerintahan ke tiga orang presiden ini aku sudah mulai sedikit dewasa. Aku sudah sidikit mengerti tanggung jawab itu apa. Tapi, tetap saja, hidupku masih tenang dan adem-adem saja. Pergi ke sekolah kemudian soangnya di lanjutkan mengaji. Setelah selesai mengaji biasanya aku dan teman-temanku mengadakan pertandingan sepakbola di lapangan desa. Kami bermain bola hingga waktu magrib datang. Hampir tidak ada yang namanya kesedihan di sini, kecuali mungkin ketika orangtuaku tidak membelikan apa yang aku minta dan hal-hal kecil lainnya yang tidak bisa di bandingkan dengan kebahagian masa kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun