Hello sahabat, semoga senantiasa sehat selalu ya. Alhamdulillah udah hari kelima ajah nih agenda 30 Hari Bercerita, tema hari ini adalah parenting dan berhubung saya masih perlu didikan dan bimbingan rasanya kurang pantas bercerita menurut kacamata sebagai orang tua. Maka dari itu, saya akan bercerita menurut kacamata diri saya pribadi sebagai anak.
Anak adalah sebuah amanah yang diberikan sang pencipta Allah SWT kepada mereka orang-orang pilihan yang kita sebut sebagai orang tua. Terkadang orang tua terlalu memaksakan anaknya untuk menjadi A, B, C atau yang lainnya. Padahal Allah menciptakan manusia itu dengan kodratnya masing-masing.
Banyak potensi dari seorang anak yang hanya disimpan dalam-dalam tanpa adanya realisasi, dikarenakan kurangnya dukungan orang tua. Padahal sayang loh, ketika potensi anak ditempatkan pada ruang yang salah. Sebagai orang tua cobalah untuk lebih legowo dalam mendidik anak-anaknya.
"Jangan paksa anakmu untuk menjadi seperti dirimu, karena mereka tidak terlahir di zamanmu". (Ali bin Abi Thalib)
Sahabat Rasul aja paham, bahwasannya sebagai orang tua tidak boleh memaksakan anak-anaknya supaya sama dengannya karena memang beda zaman. Sebagai orang tua seharusnya :
1. Izinkanlah anak-anakmu untuk melihat bukan hanya mendengar.
Terkadang banyak anak yang kehilangan teladannya. Kebanyakan orang tua hanya sibuk menyuruh tanpa memberikan teladan/contoh yang baik. Semisal, nyuruh anaknya shalat tapi sendirinya tidak, nyuruh anaknya berbuat kebaikan tapi sendirinya malah ngasih contoh yang kurang baik. Ingat ya, ada istilahnya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, artinya baik buruknya orang tua akan membekas pada diri anak. Maka berhati-hatilah para orang tua, jikalau anak kalian membangkang jangan terburu-buru menyalahkan, harusnya terlebih dahulu kita introspeksi diri. Paham kan sampai disini? Bukan saya menggurui, tapi ini cerita real yang saya dapatkan dari berbagai sumber.
2. Izinkanlah anak-anak berkreasi sesuai potensinya.
Potensi itu harus selalu diasah ya, kalau dia suka A ya cobalah didukung supaya sesuai target yang maksimal. Tapi kenyataannya, anak-anak serasa dikekang harus mengikuti apa kemauan orang tua. Ya bisa saja sih mereka berhasil sesuai dengan keinginan orang tuanya, tapi kita tidak bisa memastikan keadaan psikis anak m. Bisa saja anak tersebut merasa terbebani pikirannya, iya gak? Jadi gimana sebagai orang tua? Harus sering ngombrol bareng supaya memahami satu sama lain.
3. Izinkanlah anak-anak untuk berbicara.
Kebanyakan anak ingin didengarkan, maka sebagai orang tua izinkanlah mereka berbicara sesuai dengan isi hatinya, jangan sampai kita mematahkan segala asa dan harapannya. Dan jangan sampai mereka menganggap bahwasannya segala pembicaraannya tidak diapresiasi.
"Seorang anak ingin yang terbaik untuk kedua orang tuanya, begitupun dengan orang tuanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya".
Kesimpulannya, saling belajar untuk memahami satu sama lain adalah awal supaya tercipta hubungan yang harmonis dalam sebuah keluarga, dalam hal ini adalah hubungan antara orang tua dan anak.
Terimakasih yang sudah membaca sampai selesai, jangan pernah bosan ya mampir ke blog saya. Sahabat, tetap jaga kesehatan ya, dan jangan lupa untuk memakai masker jikalau bepergian ke luar rumah.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H