Mohon tunggu...
Kokom Komariyah
Kokom Komariyah Mohon Tunggu... Guru - Blogger

💫Man Jadda Wajadda💫

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memilihmu, Pilihanku

12 Juli 2019   12:46 Diperbarui: 12 Juli 2019   12:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu aku gak pernah menyangka bahwa seseorang yang kutemui adalah hadiah terindah untukku. Ya, dulu aku baru semester tujuh. Duniaku enggan untuk mengenal laki-laki lebih dekat. Tapi lain halnya ketika dia datang menemuiku. Awal pertemuan yang penuh dengan drama, serasa menjadi aktris dan aktor drama korea, nah loh gimana ceritanya tuh?

Dia emang berbeda. Dengan kepribadian yang menjadi ciri khasnya. Dia unik, super duper nyebelin sih, tapi yakin deh gak mau berpaling kelain hati, eaa serius nih? InsyaAllah, mohon doanya ya sahabat.

Usianya yang jauh berbeda denganku tak membuat hati ini enggan untuk bersama. Gimana nggak, emang kalian gak mau memiliki seseorang yang perhatian banget seperti orang tua kalian?
Iya, dia seperti orang tua, bawelnya, perhatiannya, marahnya, baiknya, yaa sebelas duabelas lah.

Sering sekali aku marah-marah gak jelas sama dia cuman sekedar ngerjain dia, tapi ya gimana dianya mungkin udah suka banget jadi ya sabar banget.  

Kata siapa sih, kalau kita jarang gaul bakalan jauh jodohnya. Yaelah, emangnya yang nentuin jodoh itu pergaulan kalian? Ya nggaklah. Nih sob kalau kalian tahu sih, aku itu orangnya jarang bergaul, bukan anti sosial ya, tapi hanya sekedar menjaga supaya gak salah gaul hee.
Tenang sob, yang namanya jodoh itu udah diatur sama Allah SWT, jadi kalau kalian belum bertemu sama jodoh ya kalian sabar ajah. Kalian fokus ajah sama kuliah kalian, sama kerjaan kalian, tapi jangan lupa dibarengi dengan usaha dan berdoa supaya mendapatkan jodoh terbaik dan diwaktu yang Allah ridhoi.

Aku mengenalnya dengan segala restu kedua orang tua. Dia dengan sabarnya menemani hari-hariku, sabar dengan segala omelanku dan sampai akhirnya aku lulus kuliah tepat waktu dengan predikat cumlaude, Alhamdulillah puji syukur aku panjatkan.

Kamu pacaran sama dia gitu? Gak takut dosa gitu? Mungkin itu sebagian pertanyaan dari temam-teman. Sebenarnya aku gak merasa kalau aku sama dia itu pacaran, aku berkomitmen kita kenal dengan baik-baik, niat juga baik, InsyaAllah kalau berjodoh kita lanjut, lanjut kemana nih?
Alhamdulillah segala perkenalan yang aku lalui membuahkan hasil, aku merasa dia adalah pilihan Allah untukku. Aku gak merasa sungkan dengan dia dan keluarganya, karena emang dasarnya aku sama dia itu saudaraan, baru tau pas kenal.
Biarlah aku mencintai dengan caraku, memilih apa yang telah Allah pilihkan untukku, belajar menerima dengan ikhlas dan ridho dengan segala ketentuan. Dia dengan berani mengajakku menikah dengan meminta ijin kepada kedua orang tuaku, MasyaAllah, dia itu pemberani, ngomong ke ortu ajah cuman sendirian gak minta dianter keluarganya (Hayoo para Mbloo harus lebih berani yaa).

InsyaAllah bulan depan aku dan dia bakalan menikah. Mohon doanya ya sahabat, ntar aku juga doain kalian kok.

Aku memilihnya untuk menjadi suamiku
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya
Dengan segala tabiat baik maupun buruknya
Dengan segala keikhlasan hati,
Dengan segala upaya daya untuk hidup bersama,
Semoga menjadi pelita untuk senantiasa menjadi imam terbaik dalam hidupku,
Bersama-sama belajar untuk menjadi lebih baik tanpa harus merasa paling benar dan paling pintar.

Pesan saya untuk kalian, bukan bermaksud menggurui ya, cuman ingin berbagi...

"Pasangan terbaik kita bukanlah seperti versi kita yang hanya khayalan semu seperti film drakor, kalian bisa saja mengharapkan dan memimpikan jodoh terbaik, yang keren, yang tajir, yang super duper maco, tapi ingat Allah lebih mengetahui segalanya. Jadi, kalau ada laki-laki yang baik, dari keluarga baik-baik tapi dari keluarga yang biasa saja jangan sampai menghinanya, apalagi menolaknya dengan cara yang tak semestinya. Toh, kesuksesan bersama lebih nikmat kalau berjuang bersama merintis dari awal. Kenapa harus saling menuntut ini itu kalau masih bisa diupayakan bersama."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun