Tanggal gajian yang dinantikan akhirnya tiba. Bolak-balik buka aplikasi mobile banking. Setelah gaji masuk, seakan numpang lewat. Terasa gaji habis tanpa terasa entah ke mana.Â
Dahulu saya pernah merasakan hal serupa. Namun, sejak rajin mencatat pengeluaran. Saya menemukan beberapa hal kecil yang membuat gaji habis begitu saja tanpa terasa.
Pertama, ngopi-ngopi yang kadang terlalu sering. Setelah makan siang, bawaanya mengantuk. Alhasil kadang pesan kopi susu kekinian, satu cup seharga Rp20ribu. Terasa kecil, tetapi sering dilakukan. Alhasil ngopi-ngopi jadi kebiasaan dan sugesti, padahal mungkin kandungan kopi sedikit. Boleh ngopi-ngopi, asalkan memang terkontrol budgetnya.
Kedua, belanja karena ada promo. Siapa yang tidak suka diskon? Padahal belum tentu, barangnya benar-benar diperlukan. Setelah dibeli, hanya menjadi pajangan di kamar. Lebih hemat tidak belanja daripada belanja barang diskonan. Sederhana, tetapi banyak menghemat pengeluaran.
Ketiga, ternyata makan siang yang sebenarnya kebutuhan kini menjadi keinginan. Makan siang di restoran, sekali makan setidaknya menghabiskan lebih dari Rp30ribu. Padahal ada alternatif makan di kantin karyawan atau membawa bekal dari rumah. Hal kecil yang mampu membuat hemat.
Untuk urusan mempersiapkan bekal, gunakan konsep food preparation untuk seminggu. Saya menemukan salah satu produsen yang dapat membantu menyiapkan bekal, yaitu Sego Lauk.  Ada produk Ayam Tanpa Tulang yang Dimarinasi dan Ayam Ungkep Bumbu Kuning. Hal ini memudahkan dalam mempersiapkan bekal makanan dengan bahan ayam yang sudah dibumbui. Upaya membawa bekal dan berhemat, makin mudah dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H