Pada suatu siang, udara terasa begitu panas. Terasa lebih panas dari biasanya. Saya mengibaskan lembaran katalog belanja supermarket. Duduk dengan sabar di sebuah halte, menantikan kedatangan Bus Listrik Transjakarta. Waktu berlalu selama tiga puluh menit, akhirnya bus yang nantikan berhenti juga di halte.
Betapa takjubnya saya, pengalaman pertama kalinya masuk ke dalam bus listrik. Melihat ke berbagai sudut dalam bus. Saya tersadar, saat diminta oleh petugas untuk menempelkan kartu pada mesin Tap On Bus. Lalu, saya segera mencari kursi kosong dan duduk manis. Perlahan-lahan bus bergerak menjauhi halte. Saya merasakan suasana berbeda, terdengar suara mesin dari bus listrik, begitu halus dan nikmat untuk didengarkan.Â
Hadirnya bus listrik Transjakarta, merupakan sebuah hal yang patut kita syukuri. Adanya ketersediaan transportasi umum dengan energi yang lebih ramah lingkungan. Namun, tidak mengurangi fungsi dasar sebagai sarana transportasi. Justru memberikan nilai tambah, suara mesin yang lebih halus.
Perjalanan yang menyenangkan dalam "Uji Coba Bus Listrik Higer Transjakarta". Suara mesinnya terasa halus sekali. @PT_Transjakarta pic.twitter.com/PrbQVRPhWk— William Giovanni (@KokoGiovanni) September 18, 2021
Bus listrik Transjakarta beroperasional dengan rute Blok M-Balai Kota. Setiap hari, pukul 08.00-20.00. Jika sedang bepergian di seputaran daerah Blok M-Balai Kota. Tidak ada salahnya, mencoba menggunakan bus listrik Transjakarta.
Bus listrik Transjakarta menggunakan sumber energi, berbasis baterai yang ramah lingkungan. Rencananya secara bertahap armada bus Transjakarta konvensional, nantinya akan beralih ke bus listrik.
Merupakan bagian program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBBB) untuk mewujudkan Net-Zero Emmission pada 2050. Tentunya dalam mewujudkan Net-Zero Emmission, kita sebagai bagian dari masyarakat perlu turut berkontribusi dalam program pemerintah.
Kita bisa mulai menggunakan transportasi umum, terlebih khususnya bus listrik. Ternyata kita sebagai masyarakat sudah turut dalam mengurangi polusi. Jika belum bisa pada hari kerja, tidak ada salahnya mencoba pada akhir pekan dulu.
Berkenalan dengan Emisi KarbonÂ
Udara yang terasa lebih panas, saya rasakan, saat menunggu kedatangan bus listrik di halte. Hal yang merupakan salah satu dampak langsung yang dirasakan, akibat peningkatan gas emisi karbon. Berdampak pada temperatur bumi yang terus meningkat. Dampaknya perlahan-lahan, udara terasa lebih panas dari waktu-waktu sebelumnya. Saya percaya, teman-teman pernah. Merasakan suhu udara yang terasa lebih panas, saat berada di luar ruangan pada siang hari kan?
Emisi karbon merupakan gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran, senyawa yang mengandung karbon. Contoh dari emisi karbon ialah CO2. Gas pembuangan dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG, dan bahan bakar lainnya yang mengandung hidrokarbon.
Emisi karbon merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara. Yang berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.Â
Mewujudkan Net-Zero Emissions
Dalam mewujudkan Net-Zero Emissions, bukan berarti manusia berhenti beraktivitas. Kehidupan keseharian kita secara langsung dan tak langsung, akan memproduksi emisi. Salah satunya aktivitas bernafas, yaitu saat bernafas kita mengeluarkan karbon dioksida.
Karbon dioksida yang dihasilkan manusia, syukurlah bisa diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Proses fotosintesis pada tumbuhan memerlukan karbon dioksida. Namun, bagaimana dengan gas karbon hasil dari penggunaan bahan bakar dari kendaraan?
Ya, peranan kita sebagai masyarakat menjadi penting. Jika memungkinkan, bepergian dengan berjalan dan menggunakan kendaraan umum. Sehingga tidak semakin banyak, gas emisi dari kendaraan yang dihasilkan. Bahkan seperti bagian awal tulisan ini. Jika sedang bepergian di seputaran daerah Blok M-Balai Kota, tidak ada salahnya menggunakan bus listrik Transjakarta.
Saat kita menggunakan bus listrik Transjakarta, kita sudah turut serta dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Hal kecil yang dilakukan bersama-sama, secara terus menerus dan konsisten. Tentunya akan berkontribusi besar dalam mewujudkan Net-Zero Emissions pada tahun 2060. Saya sudah berkontribusi, bagaimana dengan teman-teman?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H