Bus Transjakarta menjadi salah satu pilihan moda transportasi publik di Jakarta, tak hanya melayani rute di dalam wilayah Jakarta. Namun, Transjakarta tak hanya melayani rute koridor 1-13 saja, tetapi juga rute di mana bus melintas di luar jalur khusus Transjakarta yang disebut non BRT.
Kini Transjakarta sudah menjangkau hingga ke kota-kota satelit: Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Bekasi. Sehingga dalam proses pembayaran tiket Transjakarta, tidak lagi sepenuhnya terjadi di halte. Kini penumpang bisa naik/turun pada bus stop
Transjakarta yang berada di pinggir jalan. Beberapa rute non BRT Transjakarta seperti Poris Plawad-Bundaran Senayan, TU GAS-Bundaran Senayan, Tosari-Stasium Palmerah, Senen-Bundaran Senayan  dan rute-rute lainnya. Bahkan yang terbaru melayani juga rute bus Royal Trans.
Dengan adanya layanan rute non BRT Transjakarta, membuat adanya perbedaan cara pembayaran e-Ticket yang diberlakukan. Pada umumnya penumpang cukup lakukan tap kartu pada gate, pada layanan Non BRT pembayaran dilakukan dengan tap kartu pada mesin EDC bank.
Transjakarta bekerjasama dengan enam bank rekanan untuk pembayaran: BCA, BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank DKI, dan Bank Mega. Secara logika tentu tidak mungkin petugas membawa enam EDC, sehingga hanya salah satu EDC bank yang tersedia. Namun, hal ini menimbulkan permasalahan bagi pengguna ketika penumpang yang tidak memiliki kartu bank tertentu, tak bisa membayar secara non tunai.
Permasalahan Pembayaran e-Ticket Transjakarta pada Layanan Non BRT Transjakarta
Pada rute A hanya menerima kartu Flazz BCA, pada rute B hanya menerima kartu e-Money Mandiri, dan pada rute C hanya menerima kartu TapCash BNI. Pada akhirnya pembayaran tiket layanan Non BRT Transjakarta harus dilakukan secara tunai.
Naek TJ, gak punya flash BCA akhirnya pake cash dan dikasih tanda terima.
Kapan ya bisa terima semua e-money?
Receipt masih diperlukan sih karena peraturan. Tapi kan eman2 kertas yak @Outstandjing? pic.twitter.com/aWo9aYduw4— dsw (@cantonaisme) 2 Mei 2019
Permasalahan belum berhenti sampai di situ. Keberhasilan program gerakan nasional non tunai, membuat beberapa orang tidak membawa uang tunai sama sekali. Karena sudah terbiasa melakukan pembayaran serba non tunai, ketika harus membayar dengan uang tunai penumpang mengalami masalah.
Pada akhirnya beberapa kali saya memperhatikan, penumpang yang tidak memiiliki kartu bank tertentu dan membawa uang tunai dibayarkan oleh penumpang di sebelahnya. Bahkan ada penumpang yang akhirnya di tujuan akhir untuk mengambil uang tunai dahulu di ATM. Hal pembayaran cukup sederhana, tetapi memberikan kesulitan bagi beberapa penumpang.
Pertama kali naik RoyalTrans dari MRT Fatmawati ke Bintaro langsung kena jebakan. Kirain semua TransJakarta bisa pakai kartu Flazz ternyata mrk pakainya TapCash BNI…Alhasil punten ke pak kenek utk ambil ke ATM dulu pas sampai BxC…Untung pak keneknya baek— Abang Edwin SA (@bangwinissimo) 14 Mei 2019
Alat Tap on Bus Menjadi Solusinya
Sejak dua tahun lalu Transjakarta sudah mewacanakan kemudahan pembayaran Tap On Bus yang menerima banyak kartu bank. Pada tahun 2018 saya mulai melihat keberadaan alat Tap On Bus di rute non BRT Senen-Bundaran Senayan. Kemudian pada Maret 2019 saya menaiki bus non BRT rute Tanah Abang-Blok, ternyata juga sudqh tersedia alat Tap on Bus. Proses pembayaran saya lakukan dengan tap in kartu JakLingko (TapCash BNI) pada alat Tap On Bus, saat akan turun saya melakukan tap out.
"Kami sedang berusaha untuk bisa menyediakan alat Tap on Bus (TOB) untuk bus yg beroperasi di rute non BRT, masih dalam proses pengadaan. Sementara dalam proses tersebut, kami menggunakan EDC sebagau alat pembayaran. Seperti yang sudah berjalan beberapa tahun ini, Bank BCA merupakan bank yang paling bisa meminjamkan alat EDC.
Namun belakangan, banyak laporan masuk bahwa alat EDC banyak yang rusak. Mulai dari harus ditempel charger terus sampai connect jaringan. Nah, kali ini BNI yang sanggup menyediakan alat EDC dalam jumlah banyak.
Tentu teman-teman pasti paham, tidak mungkin PLB kami menenteng 6 EDC sekaligus dalam 1 kantong untuk 1 bus. Berbeda dengan alat Tap on Bus (TOB) yang bisa menerima transaksi dari seluruh bank rekanan."Â
Pengguna Transjakarta Masih Perlu Bersabar
Pada akhirnya sebagai penumpang hanya bisa sabar menunggu, selama proses pengadaan alat Tap on Bus (TOB) masih berlangsung dan berharap segera selesai. Sehingga tak terjadi lagi keribetan dan drama dalam hal pembayaran e-Ticket dengan tersedianya alat Tap on Bus pada setiap bus rute non BRT Transjakarta.