c. Tradisi dan Identitas
Indonesia tidak hanya dianugerahi kekayaan alam, tetap juga kekayaan budaya dalam bentuk tradisi dan identitas masyarakat di daerah tertentu. Seperti pakaian kebaya dan pakaian adat lainnya yang biasa dikenakan etnis perempuan Indonesia sebagai pakaian sehari-hari sejak tahun 1827 oleh Pemerintah Hindia Belanda kalai itu. Potret perempuan berkebaya bisa kita temukan dalam lukisan koleksi Istana Kepresidenan.
Selain itu ada lukisan Perempuan Berkebaya Kuning karya Sumardi (1964) terdapat potret perempuan sedang berdiri, berlatar belakang pantai dan langit biru yang seakan-akan bercerita identitas pakaian daerah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mitologi dan Religi
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia tak lepas dari mitologi, kepercayaan masyarakat lokal lewat pewayangan dan mitos khususnya dari budaya Jawa. Hal ini menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan, tokoh-tokoh pewayangan terabadikan dalam potret lukisan. Seperti lukisan Gatotkaca dengan Anak-Anak Arjuna, Pergiwa-Pergieati karya Basorku Abdullah.
Potret lukisan dengan tema spiritualitas dan pengalaman religius terabadikan juga. Lewat lukisan Bertapa di Candi Tebing Bali Abad Kesebelas karya Walter Spies ( 1930) menggambarjab seseorang sedang bersemedi menyucikan diri di suatu tempat. Selain itu lukisan Kaligrafi karya Ahmad Sadali dan Subuh/Doa VII karya A.D Pitorus, menyajikan potret keagamaan umat Islam. Lewat potrer unsur kaligrafi dan potongan ayat-ayat Al-Quran.
e. Sejarah Koleksi Lukisan Istana Kepresidenan
Ternyata koleksi lukisan yang ada di istana kepresidenan sudah ada sebelum tahun 1945 oleh Presiden Seokarno. Pada era Presiden Soeharto berdiri Wisma Seni Indonesia yang menjadi cikal bakal Galeri Nasional Indonesia. Di era Presiden BJ Habibie Galeri Nasional Indonesia berdiri, pada era presiden Abdurrahman Wahid dimulai Pameran Nusantara di Galeri Nasional Indonesia.
2. Menjelajahi Karya Seni Lewat Teknologi
Usai melangkahkan kaki perlahan, seraya menikmati keindahan ragan lukisan karya seniman dengan nilai sejarah. Saya diberikan kesempatan untuk meninggalkan kesan di buku yang tersedia, tapi petualangan saya ternyata belum usai. Usai mengisi kesan dan pesan, saya melihat sebuah petunjuk yang memberikan kesempatan pada saya kembali menjelajahi keindahan lewat aplikasi. Tinggal mengunduh aplikasi Calibre dan mengarakan kamera di handphone ke arah QR Code yang tersedia.