Mohon tunggu...
William Giovanni
William Giovanni Mohon Tunggu... Penulis - Financial Services and Tech Enthusiast

| Financial Services, Tech, and Stock Market Enthusiast | Tukang Ngemil |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Solusi Atasi Kurangnya Sumber Air Bersih: Teknologi Biofilter

17 November 2016   16:12 Diperbarui: 17 November 2016   16:31 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air salah satu kebutuhan manusia, setiap harinya kita mengonsumsi air untuk berbagai kebutuhan. Dari mandi, mencuci, dan minum. Air tak akan lepas dari keseharian kita. Namun semakin besarnya kebutuhan manusia akan air, ternyata tidak sejalan dengan ketersediaan sumber air. Tentunya air yang kita gunakan bersumber dari berbagai sumber, bias jadi air tanah atau perusahaan pengolahan air.

Khususnya di Jakarta ada dua perusahaan pengelolaan air, Aetra dan Palyja.  Sejak tahun 1997 PAM Jaya bekerjasama dengan Suez Environment (wilayah pelayanan barat Jakarta) dan Thames Water ( wilayah pelayanan timur Jakarta) dengan batas wilayah pelayanan Sungai Ciliwung. Masa kerjasama pengelolaan air selam 25 tahun. Suez Environment dan Astratel Nusantara bersama-sama memiliki perusahaan bernama PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).  Sehingga Palyja melayani pengelolaan air di wilayah barat Jakarta.

Tentunya untuk mengolah air bersih, diperlukan air baku (raw water) untuk diolah. Sumber Air Baku Palyja 94,3 % berasal dari luar kota dan 5,7% dari sungai di Jakarta. Untuk sumber pengolahan air baku dari air sungai Jakarta, berasal dari Kali Krukut (4%) dan Sungai Cengkareng Drain (1,7%). Namun, ada hal menjadi menarik  dan unik dari pengolahan air dari Sungai Cengkareng Drain.

Air sungai dari Cengkareng Drain diolah di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Taman Kota. IPA Taman Kota sudah beroperasi sejak tahun 1982. Namun karena kandungan ammonia yang tinggi pada air baku dari Sungai Cengkareng Drain, akhirnya pada tahun 2007 IPA Taman Kota berhenti beroperasi.

Palyja bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menemukan teknologi biofiltrasi. Dengan adanya teknologi biofiltrasi pada tahun 2012, IPA Taman Kota kembali beroperasi. Teknologi biofiltrasi adalah teknologi yang memanfaatkan bakteri untuk mengurangi kadar amonia dalam air. Dengan beroperasinya kembali IPA Taman Kota, Palyja menambah pengolahan air baku yang per detik menghasilkan 150 liter per detik.

Blogger Kompasiana berkesempatan untuk berkunjung ke IPA Taman Kota . Kami berkeliling dan melihat proses pengolahan air di IPA Taman Kota. Dengan hasil pengolahan air baku 150 liter per detik, memang terbilang kecil jika dibandingkan dengan IPA lain yang dimiliki oleh Palyja. Namun teknologi biofiltrasi menjadi ciri khas dan hal yang unik dalam pengolahan air. Diawali dari proses sumber air baku IPA Taman Kota, berjarak sekita 1,5 km di Intake Sungai Cengkareng Drain. Di sinilah air dari sungai dibersihkan dari kotoran besar dan dibawa ke IPA Taman Kota lewat pipa.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Di IPA Taman Kota air baku diolah dengan tiga tahapan.pengolhan. Proses pertama adalah proses flakulasi. Pada proses ini, dilakukan pengadukan sehingga gumpalan mudah mengendap. Proses kedua adalah proses sedimentasi. Pada proses ini dengan plate settler  lumpur dan air bersih dipisahkan. Proses yang ketiga adalah biofiltrasi. Pada proses ini dibantu oleh bakteri baik, mengurangi kandungan amonia dalam air bersih.  Setelah itu air dengan kadar amonia yang sudah rendah, akan ditambahkan zat kimia klorin pada air. Sehingga kandungan bakteri dalam air berkurang,  sehingga ambang batas yang diijinkan sesuai aturan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Setelah akan diperiksa dilakukan pemeriksaan kandungan zat kimia pada air. Sehingga air setelah diolah layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pemantauan kandungan zat kimia pada air bersih dilakukan secara real time dengan alat.  Jika kandungan zat kimia pada air dalam batas wajar, air disimpan dan baru kemudian disalurkan kepada masyarakat.  Palyja bisa memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Jakarta yang layak untuk digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun