Mohon tunggu...
Tegar Herlambang
Tegar Herlambang Mohon Tunggu... Penulis - Research | Education Observer | Public Health | Legal Observer

Hidup untuk kebaikan serta kebermanfaatan sebagai wujud refleksi penerimaan dan rasa syukur dari sesuatu yang telah kita butuhkan bukan sekedar yang kita inginkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Momok yang Ditakuti Pelajar Dihapus Mendikbud 2021 Mendatang

24 Januari 2020   21:20 Diperbarui: 24 Januari 2020   21:23 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : www.harianaceh.co.id

Ujian Nasional (UN) adalah momok paling menakutkan bagi pelajar. Meskipun bukan penentu kelulusan, hal itu tidak bisa hilang dari pikiran pelajar. Mulai dari orangtua dan guru yang menuntut pelajar untuk mendapatkan nilai UN yang wah, menyebabkan pelajar menjadi setres dan tak terkontrol.

Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sangat berani menghapus UN yang telah lama menghantui para pelajar. UN rencananya resmi dihapus pada 2021 mendatang. Hal ini menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak, mulai dari kritikus pendidikan hingga orangtua pelajar.

"Sebenarnya banyak juga dari mereka yang tidak ingin menghapuskan, tetapi menghindari hal-hal yang negatif, (mulai) dari sisi stres, kayak menghukum siswa yang mungkin dari bidang (UN) itu kurang kuat dan lain-lain," kata Nadiem seusai menjadi pembicara pada Konferensi Pendidikan Indonesia di Gedung Kemendikbud pada 30 November lalu.

Merdeka Belajar

Berangkat dari sana, Kemendikbud kemudian melakukan kajian.

Hingga dalam kurun 11 hari, ia mencetuskan kebijakan 'Merdeka Belajar' di hadapan kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Ada empat hal yang akan diatur di dalam kebijakan baru tersebut, yakni terkait penilaian ujian sekolah berbasis nasional (USBN) secara komprehensif, perubahan sistem UN, penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penerapan sistem zonasi yang lebih fleksibel.

Selama ini, banyak pelajar yang mendukung akan dihapusnya UN, karena tidak ada beban pikiran yang cukup berat bagi pelajar. Sejatinya, pelajar tidak hanya perlu menghafal rumus, namun juga mengembangkan minat bakat yang dimilikinya.

Namun, banyak juga persepsi yang tidak mendukung akan dihapusnya UN ini. Contohnya, jika UN dihapus, maka akan muncul generasi yang mentalnya kurang kokoh serta tidak siap dengan tantangan yang akan datang. Karena selama ini, UN lah yang bisa mencetak generasi bermental baja.

Keberanian Nadiem perlu diapresiasi, karena pelajar harus diselamatkan dari beban yang sungguh berat dan dari momok menakutkan di kehidupan pelajar. (Koko Egar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun