Mohon tunggu...
koko budi pratama
koko budi pratama Mohon Tunggu... Relawan - swasta

sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meneladani Sikap Seorang Ki Hajar Dewantara bagi Generasi Milenial

19 Juni 2024   21:04 Diperbarui: 19 Juni 2024   21:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ki Hajar Dewantara, nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Beliau lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan dikenal sebagai pendiri Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda.

Dalam perjuangannya, Ki Hajar Dewantara tidak hanya berjuang melawan penjajahan melalui pendidikan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemandirian, nasionalisme, dan kebudayaan. Melalui artikel ini, kita akan membahas perjuangan beliau dan bagaimana kita bisa meneladani sikapnya dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

A .Perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan

Ki Hajar Dewantara dikenal karena keberaniannya dalam menentang kebijakan-kebijakan penjajah yang tidak adil. Pada tahun 1913, ia menulis artikel berjudul "Als Ik Eens Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda), yang mengkritik perayaan kemerdekaan Belanda di tengah penderitaan rakyat Indonesia. Tulisan ini membuatnya diasingkan ke Belanda, di mana ia semakin mendalami ilmu pendidikan dan politik.

Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1919, Ki Hajar Dewantara mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Lembaga ini menjadi tonggak penting dalam pendidikan nasional karena menekankan pentingnya pendidikan yang mengedepankan budaya Indonesia, kemandirian, dan kebebasan berpikir. Sistem pendidikan Taman Siswa didasarkan pada prinsip-prinsip yang disebut Tri Nga: Ngerti (mengerti), Ngrasa (merasakan), dan Nglakoni (melakukan).

Selain itu, semboyan terkenal beliau, "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," yang berarti "di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan," menjadi filosofi dasar pendidikan di Indonesia hingga saat ini.

B.Meneladani Sikap Ki Hajar Dewantara

Untuk meneladani sikap Ki Hajar Dewantara, kita dapat mengambil beberapa sikap kunci yang beliau tunjukkan dalam perjuangannya yaitu sebagai berikut :

  • Ki Hajar Dewantara berani mengambil sikap tegas dan mandiri dalam menentang ketidakadilan. Sikap ini bisa kita contoh dengan berani menyuarakan kebenaran dan tidak takut untuk memperjuangkan apa yang benar, meskipun harus menghadapi risiko besar.
  • Ki Hajar Dewantara melihat pendidikan sebagai alat utama untuk membebaskan rakyat dari penjajahan.  Kita bisa meneladani komitmen ini dengan terus belajar dan mengembangkan diri, serta berkontribusi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • Dalam pendidikan Taman Siswa, beliau menekankan pentingnya mempertahankan identitas budaya dan nasionalisme. Sikap ini bisa kita terapkan dengan bangga terhadap budaya kita sendiri dan berusaha melestarikannya.
  • Prinsip Ngerti, Ngrasa, dan Nglakoni mengajarkan kita untuk tidak hanya memahami sesuatu secara teori, tetapi juga merasakan dan melakukannya dalam tindakan nyata. Sikap ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan menjadi pribadi yang tidak hanya berpengetahuan tetapi juga berempati dan beraksi.

 

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun