Salah seorang anggota legislatif Labuhanbatu terpilih Pemilu 2024, Tommy yang ditemui dilokasi juga menjelaskan bahwa keluhan itu sudah berlangsung lama.
Dia sendiri sengaja meninjau lokasi setelah adanya beberapa masyarakat menghubunginya. "Saya ditelepon, makanya ini melihat langsung sejauh mana situasinya," sebutnya disela-sela rintikan hujan deras.
Hasil pengamatan dan bincang-bincang dengan warga di sejumlah lokasi jalan berbeda, genangan air di sana disebabkan drainase yang ada terkesan tidak mampu menampung debit air akibat hujan deras.
"Maka, diperlukan langkah cepat dan tepat agar keluhan dan keresahan masyarakat teratasi. Intinya, perbaikan atau konsep drainase harus mampu menampung air dan mempunyai jalur pembuangan maksimal," terangnya saat di jalan Gatot Subroto.
Kondisi miris juga dilihatnya saat meninjau jalan Abdurrahman. Di sana, rumah seorang warga Upik (66) digenangi air hingga ke bagian dapur. Tidak tanggung-tanggung, ketinggian mencapai 1 meter.
Di dalam kediaman bagian ruangan belakang rumah Upik, Tommy melihat sejumlah barang-barang mengambang. "Saya melihatnya langsung, kasihan warga. Barang-barangnya berserakan tergenang," paparnya.
Menurut putra dari DR (HC) Sujian/Acan anggota DPRD Sumut periode 2014-2019 itu, diperkirakan ratusan rumah warga tergenang, selain itu fasilitas umum, tempat ibadah dan rumah sekolah di sekitaran kota Rantauprapat, juga kebanjiran.
Perhatian serius sebaiknya segera dilakukan agar banjir yang dirasakan berpuluh tahun lamanya oleh masyarakat khususnya jika musim penghujan, segera teratasi.
"Banyak warga dibeda jalan yang saya temui tadi, semuanya mengaku sudah ampun dengan banjir ini. Selain berdampak rusaknya perabotan, juga kita khawatir barang elektronik," sebut Tommy.
Diakuinya, kondisi banjir memang juga terjadi disejumlah wilayah mana pun. Namun, untuk di Kabupaten Labuhanbatu uniknya malah menerjang inti kota.