Beranjak dari hal tersebut, dalam tulisan ini saya mencoba mengingatkan dan berbagi pengalaman atas dampak buruk dari MLM yang salah sasaran ini bagi kita para generasi muda dan para orangtua yang memiliki anak yang berusia remaja.
Bahwa MLM dapat disejajarkan sebagai ancaman generasi muda khususnya para siswa Sekolah Menengah Atas atau sederajatnya dan para remaja-remaja yang masih labil dalam segi psikologisnya.
Karena dalam pelaksanaannya, para pengikut MLM selalu dijejali motivasi 'semu', hal-hal pragmatis dan janji-janji manis bahwa dengan mengikuti MLM ini para pengikutnya bisa mendapatkan income yang besar tanpa harus bekerja keras.
Sehingga membuat para remaja-remaja terdoktrin dan berimbas pada prestasi di kelas yang menurun karena selalu 'menggampangkan' suatu hal serta menganggap sekolah tidak penting karena dengan bisnis MLM mereka sudah bisa memperoleh penghasilan dengan besar serta menjadi sukses, kemudian dari segi sosial banyak 'aktivis' MLM yang tidak disukai karena mereka selalu mengajak untuk melakukan pertemuan dan bukannya bersilaturahmi tetapi malah membahas bisnisnya (prospek), dan yang terakhir, efek buruk dari MLM yang menjangkiti remaja adalah mereka dapat bertindak berani dengan menjual apapun yang dia miliki untuk dapat mengikuti bisnis MLM ini karena dijanjikan hal-hal menarik yang sebenarnya diluar nalar dan logika.
Sekali lagi, mungkin pada dasarnya Network Marketing atau MLM ini baik, namun menjadi tidak baik apabila sasaran mereka sudah memasuki ranah usia sekolah, yang notabene-nya masih membutuhkan pendidikan sebagai bekal mereka di masa depan, lalu bisa kita bayangkan apabila pengaruh dari luar datang yang menjanjikan hidup sukses, mendapat penghasilan besar per-minggu dan mobil mewah, apakah mereka tidak akan terbuai? Apakah hal ini bukan termasuk sesuatu yang merusak?
Randy Rastiya
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H