Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada Apa dengan Berolahraga ?

16 Juli 2024   11:54 Diperbarui: 16 Juli 2024   11:56 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehat semata-mata bukan karena olahraga dalam bentuk kegiatan kegiatan fisik.  Tidak sedikit orang melakukan olahraga berlebihan malah membuat sakit dan ada yang sampai meninggal dunia.


Olahraga baik jika dilakukan sesuai kemampuan fisik dari setiap individunya. Olahraga perlu untuk fisik, menjaga metabolisme tubuh termasuk kelenturan otot-otot. Bahkan tidak jarang olahraga dapat menjaga ketajaman berpikir serta memacu kreativitas. Maka perbolehkan mengatakan jika olahraga itu menyehatkan raga, pikiran dan jiwa.

Berbagai penelitian dan teori telah menjelaskan jika besar manfaat olahraga, baik fisik atau psikis. Maka tidak perlu mengulang panjang lebar tentang manfaat olahraga. Sebab tidak ada ubahnya seperti menggarami lautan.

Akhir-akhir ini tidak sedikit menjumpai orang yang berolahraga melewati jalan utama kota dan tempat keramaian. Entah dengan bersepeda, lari atau sekadar berjalan-jalan. Mencermati lebih jauh, aktivitas orang yang berolahraga. Bolehkah mengatakan mereka berolahraga bukan untuk olahraga itu sendiri ? Tapi sebenarnya ingin dilihat.

Termasuk mereka melakukan aktivitas olahraga saat malam hari di jalan utama pusat kota yang cukup padat arus lalu lintasnya. Seperti lari sendiri, berdua atau lebih. Apa yang mereka cari ? Padahal CO2 merupakan kawasan setia malam,  belum lagi ditambah polusi dari asap kendaraan bermotor. Bukankah berolahraga ingin mencari sehat ? Mencari udara segar ? Mencari O2 ?

(foto/ilustrasi: BMKG.go.id)
(foto/ilustrasi: BMKG.go.id)

Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pernah menyampaikan, saat aktivitas manusia menurun di malam hari ternyata tidak membuat tingkat polusi menurun namun justru meningkat. Alasannya, dijelaskan di detik.com (28/8/23)

Fakta ini, apakah tidak membuka kekhawatiran bagi mereka yang suka olahraga malam hari ? Apakah olahraga yang mereka lakukan sesungguhnya untuk sehat atau cuma untuk trend atau gaya hidup dalam rentang waktu sangat singkat ?

Menjadikan olahraga bukan sebagai kebutuhan tetapi hanya sekadar eksistensi. Memenuhi kebutuhan ego dan psikologisnya. Agar seolah-olah bermakna bagi kehidupan lewat pamer aktivitas olahraga bukan untuk olahraga itu sendiri. Guna mendapat kesehatan tubuh, syukur-syukur memperoleh kesehatan pikir dan jiwa.

Sebagaimana terjadi sepanjang Jl. Margo Utomo (Mangkubumi) sampai ujung Titik Nol Yogya, setiap harinya khusus pagi hari. Tidak cukup hari libur saja tetapi juga hari kerja. Selalu terlihat orang-orang berolahraga. Entah lari-lari, bersepeda atau cukup jalan kaki.

Jalan pagi (foto:ko in)
Jalan pagi (foto:ko in)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun