Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada Apa dengan Berolahraga ?

16 Juli 2024   11:54 Diperbarui: 16 Juli 2024   11:56 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata dan medsos (foto: Pixabay)

Sehat semata-mata bukan karena olahraga dalam bentuk kegiatan kegiatan fisik.  Tidak sedikit orang melakukan olahraga berlebihan malah membuat sakit dan ada yang sampai meninggal dunia.


Olahraga baik jika dilakukan sesuai kemampuan fisik dari setiap individunya. Olahraga perlu untuk fisik, menjaga metabolisme tubuh termasuk kelenturan otot-otot. Bahkan tidak jarang olahraga dapat menjaga ketajaman berpikir serta memacu kreativitas. Maka perbolehkan mengatakan jika olahraga itu menyehatkan raga, pikiran dan jiwa.

Berbagai penelitian dan teori telah menjelaskan jika besar manfaat olahraga, baik fisik atau psikis. Maka tidak perlu mengulang panjang lebar tentang manfaat olahraga. Sebab tidak ada ubahnya seperti menggarami lautan.

Akhir-akhir ini tidak sedikit menjumpai orang yang berolahraga melewati jalan utama kota dan tempat keramaian. Entah dengan bersepeda, lari atau sekadar berjalan-jalan. Mencermati lebih jauh, aktivitas orang yang berolahraga. Bolehkah mengatakan mereka berolahraga bukan untuk olahraga itu sendiri ? Tapi sebenarnya ingin dilihat.

Termasuk mereka melakukan aktivitas olahraga saat malam hari di jalan utama pusat kota yang cukup padat arus lalu lintasnya. Seperti lari sendiri, berdua atau lebih. Apa yang mereka cari ? Padahal CO2 merupakan kawasan setia malam,  belum lagi ditambah polusi dari asap kendaraan bermotor. Bukankah berolahraga ingin mencari sehat ? Mencari udara segar ? Mencari O2 ?

(foto/ilustrasi: BMKG.go.id)
(foto/ilustrasi: BMKG.go.id)

Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pernah menyampaikan, saat aktivitas manusia menurun di malam hari ternyata tidak membuat tingkat polusi menurun namun justru meningkat. Alasannya, dijelaskan di detik.com (28/8/23)

Fakta ini, apakah tidak membuka kekhawatiran bagi mereka yang suka olahraga malam hari ? Apakah olahraga yang mereka lakukan sesungguhnya untuk sehat atau cuma untuk trend atau gaya hidup dalam rentang waktu sangat singkat ?

Menjadikan olahraga bukan sebagai kebutuhan tetapi hanya sekadar eksistensi. Memenuhi kebutuhan ego dan psikologisnya. Agar seolah-olah bermakna bagi kehidupan lewat pamer aktivitas olahraga bukan untuk olahraga itu sendiri. Guna mendapat kesehatan tubuh, syukur-syukur memperoleh kesehatan pikir dan jiwa.

Sebagaimana terjadi sepanjang Jl. Margo Utomo (Mangkubumi) sampai ujung Titik Nol Yogya, setiap harinya khusus pagi hari. Tidak cukup hari libur saja tetapi juga hari kerja. Selalu terlihat orang-orang berolahraga. Entah lari-lari, bersepeda atau cukup jalan kaki.

Jalan pagi (foto:ko in)
Jalan pagi (foto:ko in)

Pertanyaan sama muncul, mereka berolahraga untuk trend, supaya dilihat, pamer atau untuk kesehatan itu sendiri ? Sebab jalan-jalan lain di Yogya tidak seramai dilewati oleh masyarakat yang berolahraga. Contoh, Jl. Urip Sumoharjo atau orang Yogya lebih akrab menyebutnya Jl. Solo. Baru kemudian di Jl. Sudirman mulai terlihat cukup ramai dengan orang berolahraga karena tinggal beberapa meter sudah ada Tugu Yogya.

Tugu, salah satu ikon Yogya menarik bagi wisatawan dan palaku olahraga dadakan, untuk ber selfi lewat kamera handphone. 

Fenomena apa ini ? Sekadar having fun atau pamer diri. Sebab tidak dipungkiri manusia itu butuh pengakuan eksistensi. Sebagaimana seorang perempuan, yang terbiasa diam-diam curi pandang ke laki-laki tapi setelah dilihat buang muka atau mata melihat ke arah lain. 

Atau menginginkan pengakuan lewat media sosial lewat jumlah acungan jempol atau tanda hati berwarna merah di akun platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Tik Tok dan yang lain.

Jangan cepat-cepat menghakimi mereka yang melakukan aktivitas olahraga malam hari. Atau yang setiap hari melakukannya di keramaian kota dengan tampilan menawan serta seksi. Serta memposting di akun media sosial dengan hal yang negatif. 

Mata dan medsos (foto: Pixabay)
Mata dan medsos (foto: Pixabay)

Sebab tidak tertutup kemungkinan dengan aktivitas tersebut merupakan salah satu cara atau kanalisasi, guna membuang segala bentuk kepenatan menghadapi persoalan kehidupan. Sehingga mendapatkan kembali kestabilan emosi, ketenangan dalam memandang setiap persoalan. Apakah salah jika olahraga hanya untuk sarana rekreasi ?

Tengok pendapat para ahli di internet tentang apa fungsi olahraga. Maka tidak akan heran jika anda sekalian, sepertinya akan setuju dengan saya. Jika olahraga ternyata dapat juga untuk cuci mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun