Saat saya mendapat pertanyaan bagaimana melihat Sate Ratu saat ini ternyata jawaban saya juga sama yang dilihat dan dirasakan oleh pemilik usaha ini.
Budi juga merasa terkejut dengan jumlah pengunjung yang banyak bahkan mesti menerapkan sejumlah aturan demi kenyamanan dan adil dalam memberikan pelayan kepada tamu. Dengan tidak menerima pesan tempat atau pesan kursi.Â
Alasannya sederhana, merasa tidak adil dan tidak enak jika melihat tamu yang datang. Tetapi tidak dapat tempat duduk karena sudah dipesan. Sementara yang pesan belum datang-datang dengan alasan masih diperjalanan dan alasan lainnya.
Demikian pula Budi terpaksa menolak tamu rombongan sebab tamu jenis ini biasanya menginginkan duduk dalam satu meja atau berkelompok. Namun melihat kondisi pembeli atau tamu yang sudah ada di kursi dan mejanya, sangat tidak mungkin meminta mereka berpindah tempat. Atau menyediakan tempat bagi tamu rombongan dalam meja yang sama.
Maka jangan heran saat sampai di Sate Ratu terpasang tulisan besar pemberitahuan jika Sate Ratu, rumah makan yang kurang cocok untuk grup disertai dengan permintaan maaf. Sebab tidak dapat memberikan kenyamanan sebagaimana yang diharapkan tamu grup.
Tidak jauh dari pemberitahuan tersebut, Sate Ratu menuliskan pengumuman yang ukurannya lebih besar dibanding pengumuman rumah makan yang tak cocok untuk tamu grup.Â
Pengumuman itu terkait sistem antrian dan pelayanan dimana tamu atau pengunjung baru akan dilayani jika sudah hadir di tempat, di Sate Ratu.Â
Sekali lagi ini guna mengurangi kesan kosong kursi atau meja karena dipesan tetapi yang pesan belum hadir. Namun ada sejumlah pengunjung yang sudah hadir dan terpaksa antri menunggu tempat yang kosong.