Untuk itu kami terbiasa menyiapkan beberapa hal agar tidak ikut andil menjadi traveler yang membuat kotor jalan. Sebab jalan, sejatinya bagian dari alam yang harus dirawat dan dipelihara dengan baik. Dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Melakukan perjalanan jauh memang sebaiknya membawa barang-barang yang praktis namun tidak berarti praktis dibuang, setelah dipakai atau digunakan. Â Sebab hal itu akan meningkatkan jumlah volume sampah anorganik.
Pertama, menyediakan tempat sampah dalam kendaraan pribadi.
Kedua, jika tidak memungkinkan dengan poin pertama. Kami sediakan beberapa tas kresek bekas sejak dari rumah. Ini merupakan upaya mengurangi limbah tas kresek, yang tidak memungkinkan kami tolak saat belanja. Apakah karena lupa membawa tas sendiri, atau karena tidak muat.
Ingat praktis bukan berarti praktis dibuang. Ada baiknya mulai mulai membiasakan mindset berpikir praktis karena yang dibuang mudah didaur ulang.
Ketiga, membawa persediaan air minum dari rumah. Bukan lewat air minum kemasan botol plastik tetapi tempat minum atau makanan yang biasa dipakai untuk menyimpan berbagai bekal.
Wadah air minum kemasan memang dapat didaur ulang dan bungkus makanan trend saat ini banyak dibungkus plastik. Tapi kami terbiasa minta dibungkus dengan kertas atau daun jika ada.Â
Keempat, saat membuang sampah tidak harus saat itu juga saat masih diperjalanan mudik atau berlibur ketempat wisata. Namun dibuang di tempat tujuan seperti kampung halaman atau tempat wisata yang banyak menyediakan tempat sampah.Â
Kelima, jika tidak memungkinkan, sebagai pilihan kami membuang di pom bensin atau SPBU terdekat yang selalu menyediakan tempat sampah.Â