Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tiba-Tiba Teringat Helloween di Bulan Februari

10 Februari 2023   20:49 Diperbarui: 10 Februari 2023   20:53 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari ada di balik awan tebal berwarna kelabu, seolah menyembunyikan sinarnya. Agar tak mengganggu kehadiran kita yang akan menikmati pergantian hari dari terang ke malam. Ditemani angin yang bertiup sedang, menggoyang deretan tanaman padi, seakan berkejar-kejaran menuju peraduan dalam ketenangan.


Pemandangannya yang tak terhalang oleh pohon atau gedung tinggi, yang ada hanya sawah hijau membentang. Dengan latar belakang bukit kapur yang memanjang membuat batas cakrawala tidak nampak lurus namun bergelombang. Menambah indah penampakan alam yang ada di sisi Selatan Yogyakarta.

Nama tempat ini La Li Sa Jogja tepatnya di Jl. Wates Wates Km. 14, Klangon, Argosari, Kec. Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika menuju ke bandara Yogyakarta Internasional Airport akan melewati tempat ini. Kira-kira butuh waktu 30 menit untuk sampai ditempat ini.

Tempat parkir luas (foto: ko in)
Tempat parkir luas (foto: ko in)

Saat bersamamu di La Li Sa Farmers Village, tidak ada habisnya engkau nikmati pemandangan sampai tidak menyadari cukup lama aku memperhatikanmu.

Engkau terpaku berdiam diri di salah satu sisi La Li Sa Resto dengan tatapan tak lepas melihat hamparan sawah dan bukit, yang nampak hijau karena bertepatan dengan musim hujan.

Diam-diam aku lihat dirimu dari samping. Angin sore itu seperti tak tahan mengganggu dengan menggerakkan beberapa helai rambutmu. Kemudian menjatuhkannya di pipi yang putih dan halus.

Dalam hati, aku berkata "Terima kasih Tuhan, aku diberi kesempatan bersama dengan rembulan hatiku, Honey". Apalagi berada di tempat yang terlihat asri. Membuat mataku terasa segar bukan karena melihat tanaman hijau. Tetapi karena melihat ke dalam bola matamu dimana semua nampak teduh. Sampai ke hati, seperti sore itu.

Menarik sahabat alam (foto: koin)
Menarik sahabat alam (foto: koin)

Sesekali burung kuntul yang terbang bebas di atas sawah, membuatmu tersenyum kemudian memalingkan muka ke arahku. Sambil jarimu yang lentik menunjuk ke beberapa burung yang turun ke sawah.

Event kjog bersama La Li Sa Jogja (foto: ko in)
Event kjog bersama La Li Sa Jogja (foto: ko in)

Sore itu, Kompasiana Jogja melangsungkan event kjog saat akhir pekan di La Li Sa Farmers Village, resto yang menyediakan beberapa menu pilihan dari masakan lokal seperti sayur lompong dan genjer serta masakan western. Tawaran yang komplit, tidak hanya memanjakan lidah dan perut tetapi juga mata dengan pemandangan pedesaannya.

Gipsy Wagon di tengah sawah (foto: ko in)
Gipsy Wagon di tengah sawah (foto: ko in)

Belum lagi berbagai replika atau bangunan tiruan kas Eropa  seperti Gipsy Wagon yang ada di tengah pematang sawah. Dapat dipergunakan sebagai tempat ngobrol bersama keluarga atau sahabat dekat dan teman istimewa, sekaligus menikmati menu pesanan dengan aneka pilihan. 

Makan di Gipsy Wagon, kereta milik orang Gipsy yang suka berpindah-pindah atau tidak menetap. Menjadi salah satu properti yang menarik untuk dicoba karena suara tiupan angin lebih terasa daripada suara orang atau kendaraan yang lalu-lalang. 

Walau resto ini terletak di pinggir jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Kulonprogo dan Yogyakarta. Namun saat menikmati alam pedesaan di La Li Sa Jogja nyaris tidak terdengar suara lalu-lalang kendaraan, sebab resto ini cukup luas dengan hamparan tanah lapang dan sawah.

Indoor space (foto: ko in)
Indoor space (foto: ko in)

Delapan puluh persen tempat ini open space atau ruang terbuka dengan atap awan dan langit. Resto ini bukan sekadar resto seperti tempat lainnya namun menghadirkan nuansa baru berwisata di Yogya rasa Eropa. 

Lumbung beras (foto: ko in)
Lumbung beras (foto: ko in)

Eropanya pun tak jauh dari suasana pedesaan yang warnanya hampir sama di pedesaan di berbagai negara seperti juga di Yogya. Bedanya di La Li Sa Jogja ada replika mini atau tiny house, lumbung padi, kincir angin atau wind mill, bangunan ikonik lainnya dari salah satu negara Eropa. 

Mengingatkan sebuah grup musik ternama di era 80-an Helloween dari Jerman. Salah satu lagu yang cukup populer berjudul Forever and One. 

Melihat kincir angin tiruan menjadi ingat akan  salah satu lagu lain yang tidak kalah populer berjudul Windmill. Tiba-tiba pikiran ini seperti terbuka jika saat kami berkunjung adalah bulan Februari, bulan Valentine. Bulan yang romantis untuk menunjukkan rasa sayang kebelahan hati. Sekaligus bulan dimana separuh hatimu sudah dimiliki oleh seseorang. Walau dia  tertangkap basah mencuri separuh hati. Tetapi tetap tidak ingin mengembalikannya.

Romantic dinner with honey and windmill (foto: ko in)
Romantic dinner with honey and windmill (foto: ko in)

Terbayang dinner dengan Honey di malam Valentine, duduk dekat windmill sambil mendengar live music yang membawakan lagu kesukaan, Windmill karya Helloween.

Windmill, windmill, keep on turning

Show me the way, take me today

Windmill, windmill, hearts are yearning

Longing for love and a chance to be free

Don't feel alone and depressed

Someone will come at last

To soothe your stumbling mind

To keep it away from the evil storm

Perwujudan kasih dan sayang dapat ditunjukkan kapanpun dan dimanapun seperti di La Li Sa Farmers Village yang menyediakan tempat untuk pre wedding. Rangkaian moment spesial yang patut untuk selalu diingat dan dikenang oleh karena komitmen untuk selalu bersama menghadapi suka dukanya kehidupan.

Say it with flower (foto: ko in)
Say it with flower (foto: ko in)

Atau ingin berlibur bersama keluarga dengan menyewa mobil Volkswagen keliling desa tak jauh dari La Li Sa Farmers Village, mengunjungi pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Termasuk ingin antar jemput dari dan ke bandara mulai atau tujuan ke La Li Sa Farmers Village dengan mobil antik buatan salah satu negara Eropa. Tapi ingat, mesti pesan atau reservasi dulu.

Produk-produk pelaku UMKM dan aneka oleh-oleh ada di salah satu bangunan sekaligus pintu keluarnya dari kawasan resto yang kental dengan nuansa pedesaan, kerjasama dengan Yogya Pasar Raya. 

Tempat tiket pintu masuk (foto: ko in)
Tempat tiket pintu masuk (foto: ko in)

Ada pintu keluar tentu ada pintu masuk. Cukup membeli minuman seharga Rp 25 ribu sudah dapat menikmati suasana alam pedesaan ditambah dengan free foto di berbagai sudut yang ada di La Li Sa Farmers Village, salah satu wisata hits Jogja.

Tidak terasa malam sudah menemani kami ditambah cahaya lampu di sana-sini. Apalagi jika ada kekasih yang selalu menjadi pelita hati, yang membantu memberi terang perjalanan kehidupan. 

Wind mill di malam hari (foto: ko in)
Wind mill di malam hari (foto: ko in)

Senangnya jika pujaan hati memang bisa menjadi bintang pemandu yang selalu menjaga harapan ditengah ketidakpastian kehidupan.

Time goes wherever you are

Time is your guiding star

That shines all through your life

Makes you feel and move

My dreams are out in the far

So are yours a part

Of secret fairy tales

Dripped on the wings of a mystery mill

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun