Jangan sesekali meremehkan atau merendahkan sesuatu yang kecil dan nampak tidak bermanfaat. Bisa jadi yang kelihatan remeh menjadi berarti ditangan seseorang yang mampu memberi sedikit polesan sehingga berarti dan bermanfaat bagi banyak orang.
Menjelang peringatan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan negeri tercinta, pesta rakyat dengan berbagai kegiatan selalu memberi warna tersendiri. Dari lomba panjat pinang, perang bantal, lari atau balap dengan karung goni, lomba makan kerupuk, menghias gapura, karnaval dan sebagainya.
Kain goni yang nampak tak berarti, sekadar jadi karung untuk  menyimpan dan mengangkut kopi, kedelai, beras dan hasil bumi lainnya. Ditangan Lela Nurlela menjadi sesuatu yang memiliki nilai estetis tersendiri.
Transformasi Kain Goni
Kain goni tidak hanya menjadi perlengkapan lomba tujuh belasan tetapi sesuatu yang fashionable. Naik kelas menjadi asesoris untuk bergaya sekaligus berguna dan bermanfaat.
Kain goni terbuat dari serat tanaman dan kulit kayu pohon, dengan perlakuan khusus serta sedikit sentuhan kreatif Lela. Berubah menjadi tas, sandal, dompet, topi yang mampu menjadikan tampilan seseorang lebih modis.
Lela berhasil mentransformasi sesuatu yang tidak berharga menjadi lebih berharga dengan menjadikan kain goni lebih berarti dan bermakna. Kehadiran kain goni tidak hanya berada di gudang yang gelap atau menjadi keset depan pintu kamar mandi.
Kain goni naik kelas, jadi lebih menarik dan indah. Sehingga kain goni yang sudah bertransformasi bisa mejeng di mall dan berbagai stand pameran hasil karya para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Termasuk di hotel dan acara seminar di beberapa gedung pertemuan.
Lela memperlakukan kain goni dengan sepenuh hati. Diantaranya mencuci goni berkali-kali supaya bersih. Kemudian "menidurkan" serat goni agar tidak membuat gatal saat bergesekan dengan kulit. Lewat proses pengepresan di Balai Kulit Yogya, selanjutnya dibentuk sesuai daya imajinasi dan kreativitas Lela.
Bermula dari hobi Lela serius mengisi waktu luangnya untuk menambah penghasilan keluarga. Berkecimpung dengan goni guna menambah penghasilan keluarga dari Mangkuyudan MJ 3 no. 218 Yogyakarta.
Bertransformasi memerlukan kesungguhan hati sebagaimana dilakukan oleh Lela. Demikian halnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang lebih dari satu abad telah melayani rakyat.Â
HUT 127 BRI, moment untuk menunjukkan transformasi membawa UMKM naik kelas, go digital dan go global salah satunya lewat literasi digital. Apalagi BRI dikenal sebagai bank yang paling banyak bersentuhan dengan UMKM dalam memberikan layanan keuangan, seperti kredit mikro, tabungan mikro dan asuransi mikro.Â
Sebagai salah satu nasabah BRI saya merasakan terdapat kultur pelayanan pegawai BRI, berbeda dengan bank lain. Ada sentuhan kekeluargaan saat memberikan pelayanan tetapi tetap profesional.
Selain itu BRI menawarkan produk tabungan mikro dan asuransi mikro. Maka tidak heran sebutan bank rakyat memang tepat sesuai pengalaman saat mengajukan kredit untuk pengembangan usaha kecil-kecilan di salah satu daerah di Jawa Tengah. Dari pinjaman tersebut kami akhirnya dapat memiliki rumah sendiri di Yogya.
Naik kelas berarti menaikkan performa UMKM agar nampak lebih meyakinkan, tidak hanya bicara sebatas produk tetapi juga performa manajemen keuangan para pegiat UMKM. Agar lebih rapi, jelas laporan pembukuan pemasukan dan pengeluaran. Memudahkan pelaku UMKM melakukan evaluasi usaha agar lebih dipercaya oleh buyers global. Harapannya menaikkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan UMKM.
Boleh jadi kegiatan ekonomi UMKM tergolong mikro dari sisi perputaran uangnya. Kemudian diremehkan walau tempat usaha tergolong skala rumahan, bukan berarti hasilnya minimalis dan asal-asalan. Pelaku UMKM harus selalu menanamkan kesadaran bahwa produknya dapat memberi dampak secara global. Guna meraih kesuksesan.
BRI memiliki kepedulian pada masyarakat khususnya di pedesaan, lewat pinjaman yang bersifat produktif dan konsumtif dalam upaya mengangkat kesejahteraan masyarakat. BRI pantas mendapat predikat sebagai pelopor perbankan di pedesaan. BRI Pahlawan Finansial berperan menggerakkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dua tahun lalu saat negeri ini terpuruk akibat Covid-19, BRI menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun. Artinya, tumbuh 3,89 persen secara tahunan. Dari jumlah tersebut, 82,13 persennya merupakan kredit yang disalurkan ke UMKM.
Menelisik data lebih dalam, BRI telah menyalurkan kredit bagi debitur mikro senilai Rp 351,3 triliun atau sekitar 40 persen dari nilai portofolio BRI. (CNBCIndonesia.com, 2/2021) Ini menunjukkan BRI tidak memandang remeh dalam melayani masyarakat kecil khususnya di pedesaan.
Mudah untuk menemukan kantor cabang BRI di kecamatan di seluruh Indonesia. Masih dari sumber yang sama, BRI memiliki lebih dari 10 ribu unit kerja dimana mampu memenuhi kebutuhan kredit  masyarakat yang menjalankan usaha mikro sampai di pelosok. Sejak tahun 1985 BRI telah menyalurkan kredit pada masyarakat sampai tingkat kecamatan dan pedesaan.Â
Transformasi BRI Digital
Saat terjadi pembatasan aktivitas akibat Covid-19, secara tidak langsung bergulir budaya baru dimana segala aktivitas mesti dilakukan secara on line lewat perangkat komunikasi modern seperti handphone. Termasuk perjumpaan secara fisik dibatasi sehingga tidak sedikit pertemuan harus dilakukan secara daring.
Covid-19 seperti mematangkan berlangsungnya era digitalisasi. BRI tanggap akan perubahan yang berlangsung cepat sehingga melakukan transformasi dalam layanannya kepada nasabah.Â
BRI membangun ekosistem digital dengan melakukan akselerasi transformasi digital dan budaya dalam tempo bersamaan. Tujuannya :Â
- Pertama memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi keuangan dengan meminimalkan jarak dan waktu. Kedua hal tersebut adakalanya menjadi hambatan merepotkan bagi para pelaku UMKM.
- Kedua, menaikan nilai UMKM di mata pembeli atau buyers dengan memperluas jaringan informasi produk. Lewat teknologi berbasis digital, yang mempermudah komunikasi serta menyingkat waktu.
- Ketiga, mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sebab dunia usaha termasuk UMKM jika ingin sukses tidak mungkin lepas dari kata efisiensi termasuk masalah jarak dan waktu.Â
Semua itu tidak lepas dari keberpihakan pada nasabah khususnya pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Terbukti BRI ikut mengembangkan industri fintech, lewat produk-produk keuangannya.
Sekali lagi, muara layanan BRI tidak lepas dari masyarakat kecil yang ada di pedesaan. Seperti, digitalisasi pasar tradisional melalui web pasar. Menjadikan pasar tradisional hadir dan berada di dunia digital yang dapat diakses dimana dan kapan saja lewat gadget atau handphone. Menurut data, 4.300 pasar tradisional  sudah bergabung di web pasar.id. Lebih dari 108.000 pedagang pasar tradisional terhubung dengan website tersebut.
Kehadiran pelaku UMKM seperti pedagang pasar tradisional, perajin souvernir, produk handmade di website. Memudahkan orang diberbagai belahan dunia untuk mencari, melihat, berkomunikasi dan bertransaksi tentang aktivitas produktif masyarakat pedesaan.Â
Ini bukti bagaimana pasar tradisional naik kelas performanya dalam jangkauan informasi tentang produk. Tinggal bagaimana pelaku UMKM mampu menghadirkan konsisten kualitas produk dari waktu ke waktu.Â
Aktivitas semacam ini menurut Direktur Utama BRI, Sunarso disebut BRILianpreneur. Program tahunan BRI yang terbukti memberikan banyak manfaat bagi para UMKM binaan BRI. Tujuan utamanya membawa pelaku UMKM menuju pasar global dan memiliki daya saing (Kompas.com, 8/2021).
Transformasi BRI membawa UMKM naik kelas sejalan dengan dukungan teknologi informasi digital sehingga memudahkan dalam memenuhi kebutuhan perbankan dan keuangan nasabah sekaligus pelaku UMKM.Â
Dalam sebuah obrolan saya dengan beberapa pelaku UMKM kendala yang umum mereka hadapi adalah modal. Ella dengan produk berbahan goni, sempat kesulitan mendapatkan bahan baku karena harga goni cukup mahal sebab impor dari India. Tapi beruntung bahan kain goni kini mudah diperoleh dengan mudah di salah satu daerah di Jawa Barat.
Selanjutnya ada Agustina dengan produk catering dalam bentuk nasi box Asri Wiji, melayani pesanan secara online bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogya. Disamping pesanan lain untuk makan siang rapat, acara wisuda, pernikahan dan sejenisnya seputar Yogya.
Badai Covid-19 membuat usaha berskala mikro terhempas namun Agustin tetap berusaha agar nasi box Asri Wiji tetap survive dan bangkit walau dalam waktu lambat.
Saat saya menyebut pinjaman modal secara online, mereka langsung menunjukkan sikap kurang setuju lewat gesture badannya. Hal ini dapat dipahami sebab tidak sedikit orang yang menjadi lebih waspada mendengar pinjaman online atau pinjol. Terkait bunga pinjaman yang tinggi.
Namun saat menyebut kata, "Dari BRI…". Roman muka mereka seperti bicara, "Ingin tahu dulu."
Untuk memperoleh pinjaman di BRI bagi pelaku UMKM caranya mudah lewat kredit usaha rakyat (KUR) dimana pengajuannya dapat dilakukan secara on line dengan memenuhi beberapa persyaratan. Diantaranya :
Perorangan, mempunyai usaha produktif dan layak.
Memiliki usaha secara  aktif minimal enam (6) bulan.
Menjalankan bisnis usaha di salah satu platform e commerce dan atau di penyedia layanan transportasi online.
Tidak sedang menerima kredit dari perbankan kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, dan, Kartu Kredit
Melengkapi persyaratan administrasi seperti identitas berupa KTP, Kartu Keluarga (KK), dan Surat Izin Usaha (dapat berupa surat keterangan yang diterbitkan oleh e-commerce atau ride hailing).
Ada baiknya sebelum mendaftar dipersiapkan surat-surat tersebut dalam bentuk digital agar mudah menguploadnya. Pastikan juga baterai handphone mencukupi termasuk sinyal internet.
Jika ada kesulitan pendaftaran dalam mengajukan pinjaman, maksimal sampai Rp 50 juta lewat kur.bri.co.id . Ada baiknya menghubungi kantor BRI terdekat supaya dibantu. Sebab teknologi semodern apapun, adakalanya mengalami kendala.
Namun pastikan untuk sukses berusaha harus siap mengantisipasi setiap kendala dan melakukan perubahan strategi bisnis. Sebab pelaku usaha yang ingin sukses mesti akrab dengan berbagai perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H