Lebih apes, jika dalam waktu bersamaan atau beberapa detik sebelum kendaraan nongol, tiba-tiba ada satpam nylonong ke tengah jalan dengan kedua tangan terentang menghentikan mobil atau kendaraan yang sedang melaju.
Masih untung jika terdengar suara peluit kita sebagai pengguna jalan otomatis mengurangi gas dan menginjak rem. Bagaimana kalau tidak ? Tiba-tiba muncul Satpam pasang badan di jalan. Maaf, tidak ada waktu untuk mengurangi gas dan mengerem karena jarak sudah terlalu dekat.
Beberapa kali saya mengingatkan Satpam yang bertindak konyol dengan cara pasang badan demi mendahulukan kendaraan yang keluar  dari lingkungan kerjanya, karena ingin memasuki jalan utama dengan segera saat ramai.
Namun tidak jarang, mereka malah ngeyel dan menyalahkan saya dengan alasan, saya ngebut. Rasanya pingin meremas mulut dan mencolok matanya saat itu.Â
Sudah membuat panik di jalan, berusaha menghindar supaya tidak menabraknya. Tanpa tanda seperti peluit. Masih berusaha mencari alasan pembenaran menurut dirinya sendiri.
Suatu hari peristiwa hampir serupa terjadi lagi dan saya berniat memberitahu ke atasannya di bagian HRD dan memfotonya sebagai bukti dan identifikasi yang bersangkutan.Â
Ternyata Satpam bersangkutan tambah arogan. Bahkan "nantang" suruh memfoto kartu anggota Satpamnya.Â
Ya, saya foto sekalian sebagai bahan masukan buat perusahaan. Begitu tidak santun salah satu pekerjanya, walau di perusahaan tersebut hanya sebagai tenaga outsourcing dari penyedia tenaga keamanan.
Ditegur baik-baik dan diberitahu dengan sopan, Satpam bersangkutan malah menghina kendaraan saya. Semua ucapan dan tindakan dia kemudian sampaikan ke salah satu penanggung jawab di kantor tersebut.Â