Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saat di Titik Nol Yogya, Aku...

8 Januari 2022   11:40 Diperbarui: 8 Januari 2022   11:44 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diantara keduanya terpasang Gaok yang sudah berusia puluhan tahun. Gaok sebenarnya sirine penanda jika akan terjadi serangan udara di kota Yogya, yang dipasang oleh Belanda.

Saat suara sirine dari Gaok dan mobil polisi berhenti. Aktivitas sekitar Titik Nol kembali seperti semula. Orang mulai lalu-lalang demikian pula kendaraan  bermotor atau kereta kuda berjalan seperti biasa dari Utara ke Selatan.

Saat saya ingin menemui laki-laki dengan kursi roda dan mencari tahu apa yang dia tunggu atau berbasa-basi khas Yogya. Tapi saya tidak menemukannya. 

Setelah menoleh kanan-kiri, ternyata laki-laki itu sudah menjauh dari saya. Kedua tangannya, merupakan kekuatan untuk menggerakkan kursi rodanya.

Sudah menjauh (foto:koin)
Sudah menjauh (foto:koin)

Saya terdiam sejenak, terharu dengan apa yang saya lihat. Peringatan detik-detik Proklamasi 2021 jadi terasa berbeda. Dengan caranya sendiri, tidak sedikit orang diam-diam menghargai pengorbanan pahlawan. 

Hatiku, mengucap terima kasih bagi dua sosok laki-laki sederhana, yang hadir di Titik Nol, untuk memberikan penghormatan dan penghargaan kepada para kusuma  bangsa. Termasuk Kakekku.

Kakek memang dimakamkan di taman makam pahlawan. Setelah sekian lama tidak diketahui pasti letak makamnya, berkat pencarian salah satu saudara sepupu. Makam Kakek ditemukan di makam pahlawan dengan banyak ilalang di atasnya dan terendam air, waktu itu.

Karnaval (foto: koin)
Karnaval (foto: koin)

Ah, kembali mata berkaca-kaca pada momen indah 2021. Semua mengingatkan pengorbanan Kakek dan Nenek dengan caranya masing-masing.

Barangkali, Kakek marah jika mengetahui aku sering kesal dan mengeluh, tidak pernah memiliki kesempatan mendapat sapaan dan pelukan dari Kakek secara langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun