Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saat di Titik Nol Yogya, Aku...

8 Januari 2022   11:40 Diperbarui: 8 Januari 2022   11:44 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merah Putih di depan Istana Gedung Agung Yogya (foto:koin)
Merah Putih di depan Istana Gedung Agung Yogya (foto:koin)

Suara Gaok dan sirine mobil polisi bersaut-sautan, menyadarkan diri bahwa pengorbanan Kakekku tidak sia-sia. Demikian pula pengorbanan Nenek yang harus mengasuh, mendidik serta membesarkan keenam anaknya seorang diri. Membesarkan ibu, budhe, bulik dan om atau tanteku. 

Kakekku, gugur dalam peristiwa serangan bersenjata, untuk mempertahankan kemerdekaan negeri ini, di Makasar sekitar tahun 1950an.

17 Agustus 2021 merupakan  momen indah, karena saat itu aku mengerti. Masih ada orang yang menghargai pengorbanan. Walau tanpa upacara bendera dan peringatan detik-detik Proklamasi sebagaimana biasanya.

Salah satunya, seseorang yang sudah cukup umur dengan sepeda tuanya, yang disandarkan di pagar plaza Monumen Serangan Oemoem Satu Maret, di kawasan Titik Nol Yogya. Tiba-tiba bertanya sambil menunjuk jam tangan saya, "Jam berapa ?"

Pagar (foto:koin)
Pagar (foto:koin)

Saya mulai mengerti mengapa laki-laki tua, yang diam-diam saya amati. Resah di samping sepeda tuanya, digelantungi aneka macam barang, yang terlihat tidak berguna. Sepedanya sudah berkarat. Nampak pada bagian stang atau kemudi dan velg atau pelek roda.

Setelah menjawab pertanyaannya, saya balik bertanya ingin mengetahui mengapa dia nampak resah. Rupanya dia ingin mencari jawab. Ada upacara dan suara Gaok tidak, dalam peringatan kemerdekaan tahun ini. Maksudnya, tahun 2021 yang masih diliputi suasana keprihatinan akan Covid-19.

17 Agustus 2021 memang terasa lebih indah karena dibalik kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan akan virus Covid-19. Masih ada yang menghargai para pejuang dan pahlawan walau dengan cara sederhana. Datang di Titik Nol untuk mendengarkan suara sirine dan Gaok.

Menunggu suara Gaok (foto: koin)
Menunggu suara Gaok (foto: koin)

Rasa penasaran saya, terjawab pula akan kehadiran sosok difabel di kawasan Titik Nol Yogya. Duduk di kursi rodanya, seperti menunggu sesuatu. Tepat di samping pagar yang mengelilingi Benteng Vredeburg Yogya, tidak jauh dari Pasar Beringharjo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun