Ada banyak cara orang melepas penat, diantaranya dengan berlibur ke tempat yang tenang, teduh dan indah. Namun ada juga yang meluangkan waktu untuk meningkatkan adrenalin dengan menikmati jenis wisata yang sedikit menantang ketrampilan.
Wisata minat khusus di Kulon Progo Yogyakarta, tepatnya di Desa Jatimulyo, Girimulyo. Tidak hanya Goa Kiskendo. Tetapi ada juga Goa Sumitro. Saat akan menjelajahi goa ini, cara masuknya tidak seperti biasa dengan berjalan kaki. Tetapi di turunkan memakai tali dengan kedalaman sekitar 15 meter.Â
Awal yang menantang dan pengalaman baru bagi mereka yang belum pernah merasakan olahraga atau senang dengan kegiatan panjat turun tebing dan susur goa. Apalagi jika setelah sampai di dalam goa Sumitro, dapat menikmati black water rafting. Bukan karena airnya hitam tetapi karena suasana sekitar goa yang gelap gulita jika tanpa bantuan alat penerangan.
Wilayah Kabupaten Kulon Progo sebelah selatan didominasi oleh perbukitan jalur perbukitan Menoreh yang membentang dari wilayah Jawa Tengah sampai Yogyakarta. Terdapat tempat yang indah dengan berbagai pemandangannya, yang dilihat dari atas bukit. Tetapi juga di dalam bukit, dinding dan pilar goa yang indah. Hasil karya alam yang tidak ada tandingnya.
Pegiat industri wisata pertengahan bulan Maret 2021 bersama beberapa pegiat media sosial mendapat undangan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo untuk memperkenalkan obyek wisata di Kulon Progo lewat kegiatan Familiarization Trip ke komplek Goa Kiskendo dan Tegal Pule, Desa Wisata Banjararum, Kalibawang.
Jangan khawatir setiap orang yang masuk ke goa tersebut dipasang pelampung dan alat safety lainnya. Seperti helm speleo, helm khusus untuk penelusuran gua, yang desainnya mampu menahan benturan dan juga runtuhan batu dari berbagai sisi dengan ketinggian tertentu. Helm ini dilengkapi tali juga memiliki space khusus di bagian depan untuk meletakkan headlamp atau senter.
Waktu tempuh untuk menyusuri goa dalam tanah dari lobang masuk sampai lobang keluar, yang jaraknya hanya sekitar 150 meter dan dapat ditempuh dalam beberapa menit, jika di atas tanah. Ternyata di goa bawah tanah perjalan itu butuh waktu sekitar 90 menit..
Cara masuk ke Goa Kiskendo tidak semenantang di Goa Sumitro. Cukup berjalan kaki dan hati-hati karena jalannya licin. Bukan karena hujan tetapi karena tetesan-tetesan air dari atas goa. Bahkan ada satu tempat yang cukup luas dalam Goa Kiskendo yang seolah tidak pernah terkena tetesan air. Walau di luar goa sedang terjadi hujan lebat. Bagian ini menurut Mbah Slamet, juru kunci Goa Kiskendo tidak jarang jadi tempat bertapa.
Sangat disarankan jika berkunjung ke goa ini memakai celana panjang dan sepatu karet. Jangan sampai menginjak rok sendiri yang memungkinkan terpeleset dan membuat celaka sendiri atau orang lain. Mengingat di dalam goa semua dindingnya keras dan tidak banyak tempat yang landai.
Selain itu, mereka yang over weight badannya dan susah membungkuk atau jongkok. Pertimbangkan secara masak jika ingin turun masuk ke dalam Goa Kiskendo. Walau dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Sebab ada bagian dalam goa dimana pengunjung akan berjalan membungkuk dan berjalan sambil jongkok. Jangan sampai menjadi penyebab stag dalam goa.
Pengunjung sebelum memasuki gua mendapat pengarahan dari juru kunci atau penjaga goa, yang hafal dengan lorong-lorong goa yang bercabang. Jangan sampai memisahkan diri dari rombongan, biasanya maksimal terdiri dari 15 orang. Dan jumlah rombongan yang ada dalam goa dibatasi maksimal 3 rombongan.Â
Sebelum masuk goa, pengunjung dibekali dengan senter atau helm speleo. memakai helm pengaman wajib saat menyusuri goa. Kecuali jika anda merasa kepala anda lebih keras dari batu dan tidak berkata "Aduh…", saat kepala anda terbentur dinding atau atap goa.Â
Beberapa stalaktit stalakmit masih membentuk dirinya dan beberapa lainnya ada yang sudah mati atau berhenti berproses akibat tersentuh tangan manusia. Walau sekali sentuhan tangan saja, sekumpulan stalaktit dalam waktu hampir bersamaan mati berproses.
Wilayah tengah Kabupaten Kulon Progo banyak diisi pegunungan atau bukit kapur, hanya pohon tertentu yang tumbuh di tempat ini seperti pohon jati. Sementara sisi utara tempatnya lebih landai dan banyak ditemukan persawahan yang membentang. Sungguh pemandangan yang kontradiktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H