Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Membesar-besarkan Jarum Suntik

17 Februari 2021   06:36 Diperbarui: 17 Februari 2021   06:43 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberian sanksi tidak ubahnya seperti menakut-nakuti seseorang yang akan divaksin dengan mebesar-besarkan informasi terkait penggunaan jarum suntik. Ada yang mengatakan ukuran jarumnya besar, kurang steril, menyakitkan dan sebagainya. Belum lagi mereka yang mempunyai phobia terhadap jarum suntik.

Mereka yang takut terhadap jarum suntik sebenarnya dapat diberi pemahaman secara bertahap dan pelan-pelan, lewat edukasi dan informasi yang terus menerus. Informasi yang bersifat persuasif terkait vaksin Covid-19 dan cara pemberian termasuk keamanan alat yang digunakan. Penyampaian itu mesti lebih utama dan daripada informasi tentang sanksi.

(Grafis: sinarharapan.net)
(Grafis: sinarharapan.net)
Sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden  dimana setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin Covid-19 yang tidak mengikuti vaksinasi dapat dikenakan sanksi administratif berupa penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial. Penundaan atau penghentian layanan administrasi pemerintahan dan atau denda lainnya.

Sah-sah saja Presiden mengeluarkan Perpres Nomor 14 tahun 2021 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona  dengan mempercepat kekebalan kelompok (herd immunity) guna menekan angka persebaran Covid-19.

Tetapi tidak semua orang anti pemberian vaksin Covid-19 walau hasil penelitian menunjukkan angka antara 16% sampai 40% menolak. Kesalahan perhitungan dan pengambilan sampel sangat dimungkinkan. 

(foto: merdeka.com)
(foto: merdeka.com)
Tidak semua orang takut dengan jarum suntik maka tidak perlu melebih-lebihkan informasi terkait penolakan pemberian vaksin termasuk cara penanganan terhadap mereka yang anti divaksin. 

Masih ada orang yang menunggu atau antri untuk divaksin. Belajarlah dari cara-cara sebelumnya bagaimana agar masyarakat bersedia divaksin. 

Ingin cepat, itu salah satu sifat manusia tetapi manusia juga mesti menyadari keterbatasannya. Maka tidak salah jika ada baiknya presiden mengerahkan pembantu-pembantunya untuk mensosialisasikan apa saja terkait dengan virus Covid-19 dan vaksinnya. 

Bukan hanya tentang kebiasaan cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Saatnya semua aparat serius memberikan sosialisasi bukan cara represif lewat sanksi denda atau dipersulit dalam upaya menerima hak-haknya. Apalagi hukuman yang tidak jelas aturannya, seperti push up bagi mereka yang tidak memakai masker saat di tempat umum.

(foto: kompas.com)
(foto: kompas.com)
Hal ini hanya akan menimbulkan antipati di kalangan masyarakat, sehingga dapat menimbulkan perlawanan yang tidak tepat sasaran. Yang awalnya setuju divaksin malah anti vaksin. 

Pemerintah juga mesti jeli dan waspada jika ada upaya sekelompok orang mempolitisasi antivaksin, demi kepentingan mereka sendiri.  Berjaga-jaga itu baik tetapi tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi membesar-besarkan ukuran jarum suntik yang dipakai untuk pemberian vaksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun