Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kunci Hubungan Langgeng LDR, Ada di Mana?

16 Februari 2021   05:29 Diperbarui: 17 Februari 2021   17:53 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hakekat relasi manusia itu terletak pada perjumpaan. Tanpa pertemuan atau perjumpaan, seseorang tidak dapat mengembangkan dirinya sebagai mahluk yang bermartabat dan beradab. Nilai kemanusiaan dirinya, dapat dipahami dan dimengerti manakala terdapat singgungan antar sesamanya.

Orang lain adalah cermin sekaligus ukuran akan nilai-nilai dan banyak hal. Baik yang bersifat rasional, empirik atau pengalaman, termasuk yang irasional. Tidak hanya terkait soal akal budi tetapi berhubungan juga dengan  perasaan, hati dan nurani.

Manakala perjumpaan dan pertemuan mengalami batasan oleh berbagai faktor seperti geografis, ekonomi, sosial politik. Maka akan muncul sikap saling curiga, iri atau cemburu dan penuh prasangka yang tidak membangun pada sebuah relasi yang baik.

Sebagaimana yang kita alami saat awal merebaknya pandemi Covid-19. Batasan protokol kesehatan membuat orang mudah curiga dan tidak mudah percaya antara satu dengan yang lainnya. Setiap orang berusaha menjaga jarak dengan orang-orang yang dikenal maupun tidak dikenal.

(foto: www.hipwee.com)
(foto: www.hipwee.com)
Demikian pula dengan orang-orang yang memiliki relasi atau hubungan khusus antara satu dengan yang lainnya. Dalam wujud ada ikatan perasaan. Baik sebagai kekasih atau suami istri.

Kondisi dan situasi membuat mereka mesti berjarak. Bukan dalam ukuran puluhan meter tetapi sampai ribuan kilometer. Dipisahkan oleh gunung dan lautan. LDR atau hubungan jarak jauh, menjadi pilihan yang tidak terelakkan. 

Masa pandemi Covid-19 menyadarkan kita untuk belajar menghargai pengorbanan dan perjuangan para Tenaga Kerja Indonesia atau TKI, yang sudah menjalani LDR dengan kekasih dan keluarga. Lama, jauh sebelum Covid-19 merebak. 

(foto: tirto.id)
(foto: tirto.id)
Para TKI adalah pejuang LDR yang sesungguhnya. Mestinya kita dapat belajar dari mereka. Tentang nilai pengorbanan tanpa syarat karena cinta yang tidak kenal ujung atau batas. Bahkan tidak sedikit yang hatinya remuk redam karena pengkhianatan, ketidaksetiaan atau perselingkuhan dari kekasih atau pasangannya. Apakah dilakukan oleh suami atau oleh istri.

Pengalaman para TKI yang meninggalkan keluarga atau kekasih. Dapat menjadi bahan renungan dan pembelajaran bagi siapa saja yang saat ini menjalani LDR.

Manakala perjumpaan atau pertemuan semakin jarang, seseorang apapun statusnya. Sebagai suami, istri atau kekasih bahkan sebagai anak. Akan berusaha mencari pertemuan atau perjumpaan dengan orang lain. Acapkali mengesampingkan perbedaan.

(foto: todayline.me)
(foto: todayline.me)
Siapa saja yang merasa jauh dengan sesamanya. Terisolasi, sendiri dan merasa asing di tempat baru. Seolah seperti alien atau mahluk asing di dunia atau buminya sendiri. Akan selalu berusaha mencari orang lain agar tidak merasa sendiri. Terlepas apakah ada hubungan khusus atau tidak. 

Kunci hubungan langgeng sampai menikah,  

walau LDR

Perjumpaan dengan sesama mengikis perbedaan latar belakang ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, agama dan kepercayaan. Bisa larut, karena tuntutan dasar sebagai manusia yang hakekatnya tidak dapat dibatasi untuk melakukan pergaulan. Tidak dapat hidup sendiri. Takut terisolasi dan takut dicabut secara paksa dari lingkungannya. 

Akan berusaha melakukan perjumpaan atau pertemuan. Apalagi mereka yang memiliki ikatan perasaan sebagai kekasih, suami istri atau keluarga. Batasan, adanya jarak menjadi derita tersendiri bagi mereka.

Temuan alat teknologi dengan jargon mendekatkan yang jauh. Sesungguhnya itu omong kosong. Imajinasi. Tidak nyata, sebagaimana kita menjadi warga net. Tidak menunjuk pada arti kedekatan yang sebenarnya. Terbatas dalam layar gadget. Terbatas dalam makna denotatif dan konotatif tulisan. 

(foto:fimela.com)
(foto:fimela.com)
Ada kerbatasan walau melakukan video call. Melihat gambar yang bergerak dan "hidup". Walau ada perjumpaan, itu terbatas pada ukuran dua dimensi. Padahal manusia bukan hanya mahluk tiga dimensi tetapi mahluk multi dimensional. 

Manusia tetap membutuhkan kedekatan lewat perjumpaan arau pertemuan. Bukan sekedar relasi atau hubungan lewat perangkat teknologi komunikasi modern. Walau dapat melihat ekspresi muka, wajah serta gerakan tubuh. Mendengar gaya dan cara bicara yang khas. 

Kedekatan dalam bentuk sapaan serta sentuhan itu tetap diperlukan oleh manusia. Apalagi antar sesama manusia yang saling mengasihi dan mencintai. Terlebih lagi jika ada bumbu asmara.

(foto: daftarin formasi.com)
(foto: daftarin formasi.com)

3 Kunci Hubungan Langgeng

Menjaga keharmonisan hubungan cinta dan rumah tangga bagi mereka yang LDR. Intinya arus jujur pada dirinya sendiri, tidak cukup dengan komunikasi virtual. Tetap perlu perjumpaan atau pertemuan.

Jika anda yang sedang menjalani LDR, tidak mengakui hal ini. Bersiap-siaplah anda akan mendapat predikat pengkhianat karena tidak jujur pada diri sendiri. Jika demikian, bagaimana anda bisa jujur pada orang lain. Menjaga komitmen dan kesetiaan pada kekasih atau pasangan anda.

Maka kata kunci menjalani LDR bukan terletak pada komunikasi yang didukung oleh perangkat yang canggih. Tetapi pada kejujuran, kesetiaan dan komitmen.

(foto: facetofeet.com)
(foto: facetofeet.com)
Komunikasi virtual lengkap dengan kemampuan menampilkan audio visualnya. Sehingga kata-kata manis dapat menghibur hati  ditambah tampilan menarik, supaya dapat mengurangi rasa dahaga rindu untuk bertemu. Bukan kunci menjalani LDR. 

Itu sekedar bumbu, penyedap sebuah relasi atau hubungan Apakah sifatnya long, near atau close. 

Kata-kata kunci hubungan langgeng

Semakin sering bertemu atau berjumpa itu lebih baik untuk menjaga hubungan LDR. Walau kebersamaan lewat pertemuan atau perjumpaan tidak selamanya dapat jadi tolok ukur sehatnya sebuah hubungan. Karena ukurannya terletak pada kejujuran, kesetiaan dan komitmen. 

Supaya hubungan yang disertai perasaan cinta, kasih sayang dapat bertahan dalam kondisi dan situasi apapun. Termasuk saat berdekatan, mudah bertemu dan berjumpa, tiga kata-kata kunci hubungan yang langgeng mesti terpatri di hati dan pikiran dan diwujudkan dalam tindakan sehari-hari.

(grafis.kelascinta.com)
(grafis.kelascinta.com)
Maka saya berharap sekali bisa membaca tulisan mereka yang pernah dan masih jadi TKI bagaimana bisa menjaga hubungan walau harus dengan cara LDR. Walau kami pernah LDR, saya tetap membutuhkan perjumpaan dan pertemuan secara langsung. Bukan hanya pertemuan atau perjumpaan virtual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun