Jika mendapat pertanyaan, "Pacaran itu apa sih ?" Saya yakin banyak yang dapat menjawab dan menguraikan. Termasuk mereka yang berusia belasan tahun. Saat mereka belajar menjalin relasi atau pertemanan dengan melibatkan perasaan, bersama lawan jenis. Rasa kasih, sayang dan rindu. Menjadi dorongan tersendiri untuk menciptakan keindahan ingin bertemu dan selalu bersama.
Apakah mereka saling cinta ? Ehm… Sepertinya belum dapat dijawab dengan pasti. Pacaran, semacam tahap untuk saling mengenal, mengerti dan memahami sifat, perilaku serta kebiasaan teman lawan jenis.
Ada banyak pengalaman baru ditemukan pria tentang perempuan. Juga sebaliknya, perempuan menemukan dan mulai memahami seperti apa mahluk yang disebut dengan laki-laki atau pria.
Semacam tahap pematangan atau pendewasaan dalam memaknai rasa kasih dan sayang. Supaya memahami apa arti cinta sesungguhnya. Jadi jika boleh sedikit menyimpulkan, pacaran itu adalah proses mengenal arti kata cinta dengan segala cerita indah, tentang hubungan asmara atau rasa.Â
Termasuk mencoba mengerti aneka macam konsekuensi  jika melakukan relasi lebih dalam. Sehingga menemukan arti kata cinta dari hati dan pikiran. Baik pada dirinya atau lawan jenis, yang selanjutnya disebut pasangan.
![Perhatian dan peduli (foto: ko in)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/20/img-0639-jpg-6007b541d541df2c251ed522.jpg?t=o&v=770)
Jangan lakukan hal aneh-aneh saat pacaran
Oleh karena itu saat berpacaran jangan melakukan hal aneh-aneh di luar batas, sebagaimana layaknya orang berpacaran. Pacaran boleh tapi jangan sampai melakukan hubungan seks sebelum menikah. Jangan sampai mendapat predikat "pasangan yang berinvestasi". "Sudah menabung" atau mendapat gelar MBA bukan Master  Bachelor of Art dalam bidang akedemis. Bukan juga di bidang pendidikan seks. Tapi MBA, Married By Accident. Alias hamil duluan sebelum menikah.Â
Empat atau lima bulan baru menikah sudah melahirkan anak. Apakah ilmu kedokteran sudah salah dalam menentukan usia pembuahan dan lama mengandung manusia untuk mempunyai anak ? Dari sekitar 9 bulan jadi 4 atau 5 bulan saja ? Kemajuan apa ini ?
Jika dalam masa pacaran salah satu lawan jenis baik pria atau perempuan minta berhubungan badan atau hubungan seks. Dengan alasan banyak alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan. Saat itu juga katakan, "Putus."
![Katakan Putus (foto: ko in)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/20/img-6440-jpg-6007b5d78ede48179e6f0b12.jpg?t=o&v=770)
Hubungan seks kerap jadi alasan pembuktian cinta, saat pacaran. Khususnya kerap diminta oleh pihak pria. Ijinkan saya kutip pesan kuno tapi bermanfaat bagi siapa saja yang sedang memiliki relasi pacaran.
"Jangan sekali-kali menyerahkan keperawananmu jika belum ada ikatan resmi pernikahan." Pesan kuno tapi bermanfaat bagi perempuan,jangan sampai masa mudamu yang indah berlalu begitu cepat karena repot ngurusin anak.
"Jangan sekali-kali "melakukan itu "saat masih pacaran," pesan ibu yang masih saya ingat dan kembali saya ulang ke anak-anak saya. Kembali mengingatkan, saat saya masih duduk SMP. Senin test pertengahan atau akhir semester. Sabtu sebelumnya, saya disuruh bolos, untuk ikut seminar tentang pendidikan seks bagi kalangan muda.
![(foto: seputarilmu.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/20/images-6007b9d3d541df4704235192.jpeg?t=o&v=770)
Jangan percaya kata-kata tersirat atau tersurat di surat atau chat WA, untuk saat ini. Â Apalagi saat berduaan. Pembuktian cinta dengan hubungan seks itu boleh setelah menikah resmi di depan petugas KUA, di depan imam atau pemuka agama dan tercatat di catatan sipil.
Nafsu dan rasa cinta itu tipis sekali batasnya. Berhati-hatilah. Bukankah kalian sedang berpacaran, bukan sedang bercinta ?
Sekali lagi pacaran itu proses untuk mengenal cinta. Cinta itu artinya rela berkorban, rela membahagiakan, sabar, murah hati kepada pasangannya. Berusaha saling menjaga, maka tidak jarang terjadi konflik atau pertengkaran karena masing-masing takut kehilangan satu sama lain.
![Mesra... (foto: ko in)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/20/img-8297-jpg-6007b354d541df169f171682.jpg?t=o&v=770)
Menjaga cinta itu tanggung jawab berdua antara orang yang berlawanan jenis dan saling menyayangi, mengasihi, memperhatikan dan peduli. Bukan hanya milik salah satu, yang perempuan saja atau yang laki-laki saja.
Maka pacaran itu adalah proses mematangkan cinta. Bukan mematangkan buat anak.
Manakala sebuah hubungan tidak dapat dilanjutkan. Ada baiknya disampaikan atau dikatakan. Sebab komunikasi yang baik antar pasangan yang sudah saling cinta harus terus menerus dijaga termasuk saat sudah masuk jenjang pernikahan.
Kesalahan yang kerap terjadi adalah beranggapan, pasangan. Baik itu pacar, kekasih, suami atau istri dituntut untuk jadi "peramal" isi hati dan pikiran pasangannya. Ini yang sering saya sampaikan kepada calon suami istri. Suami atau istri saat ngobrol dengan saya terkait masalah rumah tangga mereka.
![(foto: liputan6.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/20/images-1-6007bab8d541df7d9b4c6d92.jpeg?t=o&v=770)
Dia bukan peramal
Tidak salah belajar peka dengan perilaku pacar, baik yang disuka atau tidak disuka. Tetapi soal memutuskan hubungan katakan saja. Pacarmu itu pacar bukan peramal. Walau sebentar lagi jadi mantan. Tetap katakan, "Kita putus". Atau "Kita akhiri hubungan spesial atau khusus diantara kita."
Ketika salah satu pihak bertanya kenapa ? Jelaskan. Sebab secara tidak langsung, moment ini adalah saat yang tepat buat kalian belajar jujur dan berkomunikasi yang baik. Sehingga saat mendapat pacar baru atau balikan lagi. Kalian bertambah dewasa dalam memaknai cinta. Â Bukan lagi sekedar rasa kasih, sayang, ingin selalu ketemu atau ingin selalu bersama.
![(foto: pixabay)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/20/images-2-6007bb74d541df27f3367052.jpeg?t=o&v=770)
Jangan mudah menjustifikasi perasaan dan pikiran pacar atau pasanganmu karena dirimu juga bukan peramal baginya.