Film, sandiwara, pentas theater, sinetron atau drama Korea. Dikatakan  menarik  jika cerita atau tayangannya mampu mendekati cerita kehidupan sehari-hari. Salah satu drama Korea bisa membangkitkan emosi penontonnya, dengan mengaduk-aduk emosi.
Salah satunya saya. Membaca judulnya saja sudah mengandung paradoks. Bukan kontradiktif. Tetapi sesuatu yang berlawanan namun saling membutuhkan. Sebagaimana kodrat manusia harus mengalami peristiwa yang disebut dengan perjumpaan atau perpisahan. Entah dalam waktu yang lama atau singkat.
49 hari waktu, yang terasa amat sangat pendek. Manakala memiliki kesempatan kedua untuk hidup kembali, guna memutuskan untuk tetap hidup di bumi atau "naik ke atas". Supaya dapat renkarnasi. Ingat, ini drama Korea, setting budaya juga mesti menyesuaikan.Â
Entah bersama teman yang peduli atau prihatin. Atau merasa sendiri walau sebenarnya tidak sedikit orang yang membantu. Memberi dukungan atau support dalam bentuk apapun.
Namun sekali lagi merasa,tidak ada yang membantu menata kembali hatinya. Seperti orang naik jet coaster atau rail coaster, jantung merasa copot dinaikan-turunkan.Bahkan ada yang diputar balik sedemikian rupa sehingga tak kuasa mengeluarkan teriakkan ngeri. Seolah lupa dengan orang yang duduk di samping, di depan atau di belakangnya.
Tidak mudah memutuskan dalam waktu yang  singkat dalan kesempatan hidup kedua. Cuma 49 hari, setelah menjalani hidup pertama dengan kematian tragis. Kecelakaan, saat masih, mengandung dan hanya anak di dalam kandungan yang bisa diselamatkan.
Roh atau arwahnya seperti protes dan tidak terima akan nasib dari akhir hidupnya, yang tragis meninggal saat kecelakaan dan saat masih mengandung. Ibu atau calon ibu. Ibu mana yang tidak menyayangi dan mengasihi anaknya. Sehingga arwahnya selama bertahun-tahun selalu berada di samping anaknya, seperti malaikat pelindung. Atau jadi roh penasaran.
Apalagi ketemu artis-artis Korea tidak hanya pemeran Cha Yu-ri (Kim Tae-hee) dan Oh Min-jeung (Go Bo-gyeol). Tapi juga artis lain yang cantik-cantik, mungkin bisa pusing saya melihatnya, karena semua cantik. "Ehm…"
Drama Korea favorit saya ini seperti kehidupan yang paradoks. Berlawanan tetapi saling membutuhkan. Ingin selalu bersama, bertemu atau bersua dengan mengatakan "Hai", "Hello." Atau "Hi." saja sudah merasa puas dan senang. Tetapi perjumpaan itu mesti diakhiri.Â
Sedih dan merasa kurang, itu pasti. Tetapi dengan kata "Bye","Goodbye", "Sampai jumpa", "Sampai ketemu lagi", "Da, daaa…" atau "Daaaggg…."
Ketemu lagi kapan ? Biarkan Sang Waktu yang mengatur.Â
Banyak pesan dan kesan dalam drama Korea ini dan saya tidak ingin menjadi orang yang menggarami lautan. Sebab sudah banyak yang mengulas drama Korea Hi, Bye, Mama.Â
Tetapi karena diminta, saya tuliskan sebegini saja. Sisanya silahkan tonton sendiri dan temukan pesan-pesannya. Tidak baik saya terlalu banyak memberi pesan. Lewat tulisan atau ucapan karena saya bukan guru. Apalagi Mama anda. Ups, salah lagi khan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H