Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembali Belajar itu Kembali ke Buku, Bukan ke Laptop atau Smartphone

3 Januari 2021   08:19 Diperbarui: 3 Januari 2021   08:20 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk itu awal tahun 2021, kesiapan kembali belajar mesti mengandung arti komunikasi yang baik antara guru dan siswa atau murid. Juga komunikasi yang jelas dan terang. Selama pembelajaran on line, apakah guru atau dosen mewajibkan membaca buku tertentu untuk kemudian siswa atau mahasiswa membuat resume, semacam laporan yang telah dibacanya? Tidak harus lewat tulisan tetapi bisa lewat suara atau video di smartphone siswa.

Kreativitas, kemana ?

Guru atau dosen mesti kreatif dan menyadari bahwa smartphone atau laptop itu, sarana penunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar. Bukan alat utama meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional siswa mahasiswa.

(foto:medium.com)
(foto:medium.com)
Buku adalah jendela dunia sekaligus sumber berbagai informasi. Smartphone dengan internetnya boleh dikata juga sarana penambah pengetahuan. Tetapi jika ingin lebih dalam tentang berbagai ilmu dan pengetahuan serta teknologi. Kembalilah untuk membaca buku.

Informasi di internet, sejatinya semacam kunci untuk membuka pintu ilmu  pengetahuan yang lebih luas dan lebih banyak tetapi belum tentu lebih dalam. Maka persiapan yang diperlukan untuk kembali belajar adalah buku. Laptop atau smartphone, handphone atau gadget itu hanya sarana membangun komunikasi sistem belajar mengajar. Bukan inti pendidikan dan pengajaran.

Kembali belajar itu sejati kembali membaca buku. Pepatah mengatakan buku jendela dunia. Sementara internet memberi informasi tentang apa yang sudah dan sedang terjadi di dunia. Itu saja. 

Buku menawarkan pengetahuan lebih lengkap. Ada dialog gagasan antara membaca dan penulisnya saat membaca buku.

Sementara kata-kata di smartphone, hanya memuat sebagian informasi dari isi buku. Karena keterbatasan layar dan kehendak untuk updating informasi. Lebih mengemuka dibanding kedalaman informasi.

Buku (foto:ko in)
Buku (foto:ko in)
Semua menjadi ingin serba cepat atau instant. Orang cederung mengabaikan proses. Maka kembali belajar tidak memiliki makna dan arti. Apakah guru, orang tua, siswa dan mahasiswa menyadari hal ini ?

Kembali belajar itu sebuah kegiatan yang tersusun dari dialog yang demokratis. Bebas dari hambatan jarak dan waktu. Ada tradisi saling menghargai perbedaan pendapat. Kesalahan itu proses ke arah kebaikan. Bukan tujuan akhir untuk mendapatkan hukuman. 

Apakah kesiapan belajar hanya cukup dengan modal kuota internet dan memiliki laptop atau smartphone ?

Dosen dan mahasiswa mesti lebih kreatif dari guru, siswa dan orang tua. Kembali belajar tidak cukup seperti kegiatan ceramah dan aktivitas tutorial searah, dari guru atau dosen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun