Salah besar memaknai kembali belajar sebatas kembali ke ruang kelas. Kembali ketemu guru, dosen dan teman-teman secara virtual lewat berbagai aplikasi grup atau pertemuan yang melibatkan banyak orang. Kembali belajar itu artinya menemukan kesadaran untuk memahami, mengerti segala sesuatu tentang isi bumi dan kehidupannya. Serta berbagai peristiwa di atas bumi dan yang ada di angkasa atau alam semesta.Â
Kembali belajar, sesungguhnya upaya menemukan makna eksistensi diri di jagad raya, yang kebetulan kita berada dan tinggal di salah satu planet, bernama bumi.
Bukan semata-mata karena tahunnya baru. Apalagi masa ajaran baru yang ditandai dengan istilah semester. Itu baru permukaan, dari keseluruhan  aktivitas kembali untuk belajar.
Bagaimana dengan anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) yang harus memahami arti kembali belajar tersebut ? Bukankah cukup berat untuk ukuran usianya ?
Kita memiliki pengalaman dari guru atau orang tua, bagaimana memberi didikan atau pembelajaran kepada anak-anak. Sebagai orang tua merasa kurang mampu ? Ah, sekarang banyak buku tentang pendidikan termasuk home schooling. Bermanfaat seperti saat pandemi Covid-19 ini.
Long life education
Apalagi jika anda seorang yang berprofesi sebagai guru, yang dibekali teknik dan teori bagaimana mendidik atau mengajar siswa, dengan berbagai jenjang tingkat usia saat masih kuliah. Termasuk praktek di sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat atas seperti Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Orang tua dan guru telah memberikan contoh bagaimana semestinya belajar atau mempelajari ilmu pengetahuan. Ada yang sepenuh hati memberikan contoh dan teladan demi terwujud generasi yang lebih baik akal budi dan perilakunya dibanding generasi-generasi sebelumnya.
Awal tahun 2021 masih dibayangi pandemi Covid-19, secara tidak langsung mengajak orang tua murid dan guru untuk membangun komunikasi yang lebih baik, dibanding masa-masa normal. Apakah itu untuk tingkat SD, SMP sampai SMU atau SMK. Tidak sedikit orang tua yang melakukan komunikasi dengan guru kelas anaknya, satu semester sekali saat penerimaan rapot dan kenaikan kelas atau kelulusan.
Bagaimana dengan kondisi saat ini, dimana kegiatan tatap muka semakin berkurang. Termasuk pertemuan guru dan orang tua atau wali siswa.Â