Dilematis saat akan menulis pengalaman tidak menyenangkan. Manakala kendaraan nyaris dirampas oleh dua orang yang berboncengan. Dilematis karena pengalaman ini dapat jadi pelajaran bagi siapa saja yang membaca tulisan ini.Â
Baik oleh mereka yang biasa pulang malam dengan naik motor atau oleh pelaku kejahatan perampas motor, begal atau curanmor dengan kekerasan. Sehingga modusnya akan lebih rapi atau lebih berani dan kejam.
Motor yang sedang dikendarai saja mau disikat. Apalagi motor yang sedang tidak ditunggangi. Seperti parkir di depan mini market, halaman rumah sendiri atau milik kenalan saat bertamu. Atau pertokoan, yang tidak menyediakan tukang parkir, dengan alasan demi kenyamanan pelanggan.Â
Mungkin karena alasan, penjaga parkir kurang peduli dengan keamanan motor atau mobil yang fiparkir. Termasuk kurang sopan, padahal tidak semua demikian.
Pengalaman nyaris dibegal pernah saya alami. Walau sudah berhati-hati dan ekstra waspada terbiasa pulang malam. Ternyata bukan jaminan dari aksi kejahatan. Serta jurus, tip dan trik menghindar supaya tidak jadi daya tarik sasaran, sudah saya lakukan.
Sebelum, saya bercerita tentang bagaimana menanggulangi curanmor tanpa kekerasan. Saya lanjut cara antisipasi tidak dibegal motor pada malam hari.
Sebelum melewati jalan lurus yang cukup panjang, saya masih melewati sebuah pasar. Walau sudah tutup didekatnya ada beberapa warung kaki lima, penjual roti bakar, wedang jahe dan toko klontong, serta apotik yang buka. Walau tidak begitu ramai masih cukup aman kalau terjadi sesuatu karena masih banyak orang.
Mendekati tikungan pertama, saya mulai menghitung jumlah kendaraan, khususnya sepeda motor dengan arah yang sama. Sebelum mendekati tikungan kedua, yang merupakan pertigaan. Antara jakan lurus dan belok ke kanan. Saya hitung lagi, berapa motor yang arahnya ke kanan seperti saya.
Di tikungan pertama, saya hitung ada empat kendaraan, termasuk saya. Salah satunya pengendara motor perempuan di depan dan dua motor di belakang. Terlihat dari lampu dari spion.