Menjadi Ako dan Amoi Hakka Yogyakarta itu artinya membawa sifat tangguh dan pekerja keras dan ulet. Ako dan Amoy sebutan untuk sepasang pemuda pemudi yang terpilih untuk menjadi duta dalam mempromosikan aneka macam keayaan seni budaya Yogyakarta kekancah internasional.
Menjadi duta pariwisata, seni dan budaya Yogyakarta artinya khususnya Ako Amoi Hakka. Tidak cukup melakukan acara bakti sosial, belajar meningkatkan kepribadian dan  percaya diri. Tetapi juga belajar tentang kuliner dan sejarah serta seluk beluk rumah Hakka atau Tulou.Â
Pengalaman tersebut disampaikan secara bergantian Ako dan Amoi Hakka Yogyakarta, saat saya temui beberapa waktu lalu di sela-sela pengenalan lebih dekat apa itu Ako Amoi Hakka di Sleman City Hall (SCH) Yogyakarta.
Ako Amoi Hakka Yogyakarta periode 2018 sampai 2020, Ako Stefan Ronni Setiawan dan Amoi Michelle Hibono menjelaskan pula tujuan dari pemilihan Ako Amoi.Â
Salah satu ciri dari komunitas Hakka menurut Ako Stefan, mereka adalah pekerja-pekerja ulet. Di Yogyakarta jumlahnya tidak sedikit dan beberapa diantara mereka berhasil dalam kegiatan usaha atau bisnis. Sejumlah nama  tidak asing di kalangan pengusaha Yogja.
Salah satu tugas Ako Amoi Yogya mengenalkan budaya Hakka dan Indonesia. Seperti kuliner tofu, yang sebenarnya sudah cukup dikenal sebagian masyarakat di Indonesia. Namun tidak banyak yang mengetahui makanan tersebut merupakan makanan khas dari komunitas Hakka.
Termasuk mengenalkan filosofi atau konsep rumah Tulou. Menurut berbagai sumber, rumah tersebut menjadi simbol komunitas Hakka dan rumah Tulou telah dimasukan di dalam daftar World Heritage. Salah satu model rumah Hakka atau Tulou di Yogyakarta berada di Jl. Soragan, Kasihan, Bantul.
Masa tugas Ako Stefan Ronni Setiawan dan Amoi Michelle Hibono sebenarnya sudah berakhir bulan April lalu. Tetapi karena adanya pandemi Covid-19 baru dapat dilaksanakan awal Desember 2020 di SCH, Sleman Yogyakarta. Dengan menampilkan 13 grand finalis Ako Amoi Yogya tahun 2020-2022.Â
Masih memiliki garis keturunan Hakka, sub suku Han. Boleh salah satunya ayah atau ibunya saja. Pendidikan setaraf SMA dan sehat jasmani rohani. "Saya saat mendaftar waktu itu masih usia tujuh belas tahun dan masih duduk di SMA kelas dua," jelas Michelle.Â