Saat itulah saudara kembar bernama risiko, tersenyum sinis. Saya tidak mau diremehkan, diejek olehnya karena kalut atau kalangkabut. Saat saham saya turun atau di delisting. Namanya juga investasi ilang-ilangan. Ternyata susah hilang, malahan dapat diwariskan.Â
Manfaat nabung saham
Dengan demikian, mengapa saya memilih nabung saham sebagai cara manfaatkan produk keuangan?Â
Pertama, return lebih besar dibandingkan bunga tabungan biasa. Satu hari untung satu persen sudah lumayan, padahal tidak jarang lebih.
Kedua, nilai investasinya tidak gampang termakan inflasi karena mengikuti harga pasar yang terus menerus berfluktuasi. Â
Ketiga, saya ikut berperan aktif dalam mengembangkan nilai investasi. Sehingga memacu diri untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan serta situasi perekonomian. Baik nasional atau global.
Keempat, produk keuangan nabung saham tidak berarti cukup menyimpan saja. Tetapi juga belajar dan tumbuh bersama bagaimana mengelola risiko. Jika kurang hati-hati dan jeli, bukan keuntungan yang didapat tapi sebaliknya.
Kelima, investasi lewat nabung saham dapat diwariskan keanak-anak. Sekaligus mendorong mereka belajar bagaimana manfaatkan produk keuangan. Lengkap dengan risikonya, supaya paham makna stabilitas sistem keuangan.Â
Sehingga tidak mudah panik saat bertransaksi dengan aksi panic selling atau panic buying. Tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Sehingga secara tidak langsung ikut berperan mendukung kebijakan makroprudensial aman terjaga Bank Indonesia.
Supaya mereka jadi anak-anak tangguh menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga dan sulit diprediksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H