Pertengahan bulan Mei 2020, saya baru dapat membeli saham ANTM di harga Rp 530. Tergolong mahal sih jika dibandingkan dengan harga saat di bulan Maret. Tapi tak mengapa namanya juga investasi di produk keuangan berisiko.Â
Tanggal 5 Agustus 2020, saham dengan kode ANTM harganya mencapai Rp 750. Berapa persen keuntungan yang diperoleh, dalam kurun waktu dua bulan lebih ? Dari Rp 530 menjadi Rp 750, kemudian bandingkan dengan bunga bank konvensional.
Disiplin kelola rekening
Cara lain saya dalam mengelola risiko saat  manfaatkan produk keuangan, khususnya di pasar modal. Saya tidak pernah menggunakan dana tabungan ilang-ilangan atau rekening investasi untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Termasuk menutupi atau memenuhi kebutuhan mendesak. Karena berapapun jumlah dana yang saya investasikan di saham, saya anggap sudah hangus, hilang atau ilang.
Mindset ini mungkin terdengar aneh. Tujuan orang berinvestasi untuk melipatgandakan modal atau investasi bukan membiarkan investasi hilang. Hangus, habis, bangkrut atau apapun istilahnya yang sejenis.
Tapi sejalan dengan waktu, cara mengelola risiko yang tanpa beban atau ilang-ilangan. Malah melipatgandakan nilai investasi saya menjadi sekitar enam kalinya, dibanding saat pertama kali saya masuk ke pasar saham.Â
Jumlah saham terbanyak yang pernah saya miliki saat itu, hanya sekitar lima belas (15) lot, dari empat (4) emiten. Hingga kini terus bertambah.Â
Saham-saham tersebut sudah tidak saya miliki karena sudah saya jual. Sekarang saya memiliki saham sekitar 500 lot lebih atau sekitar 50.000 (500 x 100) lembar saham yang berasal dari belasan emiten. Mulanya empat jadi di bawah dua puluh. Jumlah itu belum banyak, alias sedikit.
Saya hanya berhati-hati dan bukannya tidak pernah rugi, selama berinvestasi. Karena ada sebagian saham yang saya miliki dilikuidasi atau delisting. Alias dicoret dari papan perdagangan di IDX, salah satu risikonya. Selain penurunan harga saham yang cukup dalam dan drastis, dalam waktu singkat.