Meremehkan kerap menjadi bumerang jika memandang orang atau mahluk lain dengan sebelah mata. Mengakibatkan hilang kewaspadaan dan menjadi kurang awas. Karena kegagalan, kehancuran diawali dari sikap congkak dalam memandang sesama mahluk hidup.
Seorang olahragawan atau atlit tinju yang over confidence, percaya diri berlebihan atau memandang remeh lawannya siap-siaplah limbung, jatuh, mencium kanvas bahkan sulit berdiri dan kalah. Oleh sekali pukulan keberuntungan akibat meremehkan atau melihat kecil lawannya.
Sebagaimana kebanyakan dari kita kerap meremehkan keberadaan mahluk kecil yang sangat ramping dibandingkan dengan mahluk sejenisnya, nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Ternyata dapat menumbangkan orang dewasa dengan berbagai bentuk, ukuran dan berat badan yang dimiliki, ke rumah sakit atau ke tempat peristirahatan terakhir.
Kantor Kementerian Kesehatan belum lama ini merilis data yang menyebutkan 104 orang sudah meninggal dalam kurun waktu 3 bulan, sejak Januari akibat terkena penularan demam berdarah dengue (DBD). Padahal data tersebut belum tiga bulan penuh karena  Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikannya kepada sejumlah wartawan, pada tanggal 11 Maret.
104 orang meninggal bukan jumlah yang sedikit apalagi angka tersebut dicapai belum genap tiga bulan. Atau rata-rata setiap hari satu orang meninggal akibat virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk yang berkostum belang hitam putih.
Nyamuk ini boleh dikata sebagai nyamuk yang cerdik. Menggigit manusia di waktu atau saat orang sibuk melakukan aktivitasnya secara pasif. Seperti duduk, berdiri atau tiduran. Tidak harus saat tidur. Jika saat tidur digigit nyamuk itu hal yang biasa. Biasa dilakukan oleh nyamuk lain, yang perilakunya tidak out of the box.
Nyamuk belang ini mampu memanfaatkan kelengahan orang saat melakukan aktivitas sehari-hari. Saat orang bekerja di kantor, duduk di ruangan kelas mengerjakan tugas yang diberikan guru. Mendengarkan seminar atau mengikuti diskusi di kampus. Dengan menggigit kaki kita yang tidak tertutup kaos kaki atau celana panjang.
Bukan hanya bagian bawah anggota tubuh yang menjadi favorit serangan atau gigitan nyamuk yang menjadi vektor virus Dengue. Tetapi juga lengan leher bahkan daun telinga jadi sasarannya.
Bunyi, "Nguuu....ng, nguuu.....ng" dekat telinga kerap membuat reflek tangan kita, untuk menepuk nyamuk tersebut. Kadang berhasil membunuhnya tapi kerap lebih banyak tidak mengenainya dan celakanya kita sering beranggapan Si Belang ini mati atau pergi jauh mencari sasaran orang lain.
Namun yang terjadi, Si Belang hanya memindah sasaran tidak lagi sekitar kepala tetapi sekitar lengan atau kaki yang tidak tertutup baju, celana atau kaos kaki. Manakala tangan kembali reflek menepuk bagian kaki yang digigit Si Belang karena merasa sakit atau gatal. Saat itulah jika nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang membawa virus Dengue dari seseorang yang sudah digigitnya. Menularkan pada diri kita.