Muncul nama seorang teman di layar bersamaan getar dan bunyi handphone. Saya langsung bisa  menebak jika dirinya sedang ada masalah. Teman ini memang terbiasa menelpon saya jika ada masalah. Baik tentang masalah keluarga sampai pekerjaan.
Setiap orang membutuhkan orang lain, menjadi tempat curhat, didengar isi pikiran dan rasa hatinya. Terkadang mesti siap memberi saran atau pendapat jika ingin pandangan dari sisi saya bagaimana harus mengatasi masalahnya.
Itulah guna seorang teman, walau kami bertemu terakhir kali lebih dari tiga tahun lalu di Yogya. Teman saya ini tinggal di luar Jawa maka komunikasi yang memungkinkan hanya lewat telpon atau sesekali lewat what's up.
Cerita pun mengalir dari ujung telpon hingga saya cukup tersentak saat mendengar salah satu anaknya mencoba untuk bunuh diri dengan cara menyayat-nyayat tangannya.
![(sumber: jambi.tribunnews.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/images-5da5759f0d823070ce59a7e3.jpeg?t=o&v=770)
Singkat cerita, anaknya mengalami depresi karena tidak diterima di perguruan tinggi negeri. Padahal kakak dan kedua orang tuanya merupakan lulusan dari dua perguruan tinggi terkemuka di negeri ini.
Pendapat serta saran pun saya tawarkan ketika teman bertanya, apalagi dirinya merasa gagal menjadi orang tua.
Kegagalan tidak selamanya gagal meraih kemenangan dalam pertandingan atau perlombaan yang ditonton banyak orang. Ramai dengan tepuk tangan dan decak kagum, saat bertanding.
![(sumber: cleanpng.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/kisspng-mother-child-depression-sadness-clip-art-5b1024b1e6b862-575824931527784625945-5da577c0097f366b8b3d0262.jpg?t=o&v=770)
Gagal atau merasa gagal kerap menjadi batu sandungan para pengejar ambisi dan kemenangan. Mereka tidak mudah untuk menerima realitas, seperti yang dialami oleh salah seorang anak teman saya. Padahal, bisa jadi kegagalan itu merupakan kesuksesan yang tertunda. Ingat Thomas Alfa Edison ?
Merasa tidak berguna, tidak berarti dan merasa paling bodoh. Merasa tersingkir karena tidak menjadi orang-orang pilihan yang ditandai atau dimaknai sebatas terpenuhi keinginan. Seperti diterima di perguruan tinggi terkemuka.
Teralienasi, terasing atau terpinggirkan. Merasa sendiri, bukan bagian, apalagi tergabung dalam kelompok orang-orang pilihan. Akan menjafi lebih parah jika orang yang merasa gagal menarik diri dari lingkungan atau kelompok yang selama ini bersamanya. Sehingga muncul depresi berat.
![(sumber: detik.com/thinkstock)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/4f5618f0-9bda-44ea-aa7c-680dac8ef8b1-169-5da577540d823040f76dd5c2.jpeg?t=o&v=770)
Belum hilang rasa keprihatinan membaca hasil penelitian tersebut. Tiba-tiba notifikasi suara handphone berbunyi disertai tulisan kecil putih di sudut kiri atas. " Sulli ditemukan meninggal". Dalam pikiran saya langsung mengonstruksi beberapa kata kunci. Bunuh diri, artis Korea, nama mirip orang Indonesia, stress, cantik dan putih.
![(sumber: jqknews.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/1571056338-5-5da57a680d82305cf46d7973.jpeg?t=o&v=770)
"Tidak ada orang yang mendengarkan saya ketika saya mengalami kesulitan. Rasanya seperti saya ditinggalkan sendirian di dunia," kata Sulli di akun youtubenya tahun 2018 lalu (detik.com,14/10/2019).
![(sumber: harian Jogja com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/img-20191015-145932-199-5da57c5b0d8230650c46aa12.jpg?t=o&v=770)
Kos dan belajar hidup mandiri bagi sebagian mahasiswa bukan perkara mudah. Apalagi jika hubungan keluarga khususnya dengan orang tua tidak baik-baik saja. Saat di kos rasanya ingin pulang ke rumah karena kangen suasana rumah. Tapi saat di rumah selalu ada saja yang memicu keributan antara anak dan orang tua.
Membuatnya merasa tidak didengar apa yang ada di hatinya. Hari-hari bersama keluarga harus selalu jadi penurut apa yang dikatakan orang tua. Walau sebagian besar yang dikatakan orang tua tidak semuanya sesuai dengan hati dan pikiran AP.
![(sumber: finansialku.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/tips-membangun-rumah-kost-yang-menguntungkan-01-finansialku-5da57e4f097f3640086a76c2.jpg?t=o&v=770)
Di rumah, Ayu merasa tidak dibutuhkan, didengar dan disayang. Di kos merasa terasing karena semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Mungkinkah ini merupakan bagian dari salah satu temuan penelitian di Bandung yang menyebut 30,5 persen mahasiswa Kota Bandung mengalami depresi dan 20 persen berpikir serius untuk bunuh diri.
![(sumber: teen.co.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/download-5da57edc097f3659e23e49d2.jpeg?t=o&v=770)
Namun saat itu juga dirinya merasa ada yang mencegah. Terdengar suara, "Jangan" Bukan hanya sekali pikiran itu muncul dari benak Ayu dan bukan hanya sekali suara yang mencegah itu terdengar.
Tahun 2016, muncul pikiran untuk bunuh diri. Tapi saat itu juga mendengar suara, "Jangan." Tiga kali terpikir hal itu. Tiga kali pula suara itu seperti mengingatkan Ayu. Manakala semua keresahan, kebimbangan, kebingungan dan beban hidup terucap dalam doa tetapi juga muncul pikiran kehilangan asa.
![(sumber:amnesty.ch/pinterest)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/d3ef47b6-ff61-4a40-a1ed-1838e01e9779-5da581b90d82305f5969b862.jpeg?t=o&v=770)
Ayu adalah orang yang beruntung, diingatkan lewat peristiwa supranatural. Mendengar larangan dari  roh seorang polisi yang pernah menembak kepalanya sendiri di gereja yang sama. Menurut mata batin Ayu, dia melihat sosok tersebut masih lengkap memakai seragam polisi. Tetapi kepalanya sudah hancur. Ayu merasa kasihan, takut dan tidak tega setiap kali melihat dengan mata batinnya.
Penampakan itu, salah satu hal yang membuat Ayu bertahan menghadapi sulitnya kehidupan. Saat saya mengetahui berita Sulli ditemukan meninggal di rumahnya.Â
![(sumber: tirto.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/img-20191015-151034-927-5da5806f097f36180c672333.jpg?t=o&v=770)
Sebagaimana Ayu atau saya yang mendapat pesan, "Jangan putus asa, jangan kau masuk dalam ke gelapan". Andai saya dapat menyapa Sulli di medsosnya dan menawarkan akun medsos dan nomor What's Up saya, agar dia bisa bicara apa saja.
![Jangan putus asa, jangan masuk dlm kegelapan (sumber: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/15/img-20191015-124240-373-5da56bdd0d8230548876b812.jpg?t=o&v=770)
Mari kita saling peduli bukan saling membully agar tidak ada diantara kita yang merasa terasing dan sendiri. Jangan sampai Sulli datang mencegahmu bunuh diri. Kasihan, berat beban hidupnya, jangan tambahi bebannya di kehidupan barunya. Kita doakan, Sulli.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI