Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yakin, Secangkir Kopi Menemani Penulis Naskah Proklamasi?

13 Oktober 2019   11:03 Diperbarui: 18 Desember 2019   15:04 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Boleh tambah gula, mas," ujar salah satu dari dua pemuda yang ngobrol sambil menikmati kopi  dan kopi susu kepada penunggu dan penjual minuman kopi di kereta kopi yang mangkal di salah satu sudut di kawasan Kotabaru Yogyakarta.

Mereka sepertinya mahasiswa, terdengar dari obrolannya. Setelah minuman kopi diberikan kembali, terdengar celotehan dari teman sebelahnya dengan nada ejekan yang diselingi tawa. "Maklum mas, mukanya penuh kepahitan."

Celotehan tersebut tentu membuat senyum siapa saja yang mendengarnya termasuk saya yang juga sedang nongkrong di kereta kopi tersebut, sambil melepas penat dan menikmati udara sore hari yang mulai sejuk. Setelah siang harinya suhu kota Yogya begitu panas oleh terik matahari.

Kopi memang pahit namun tidak sedikit orang yang menggemari minuman yang berasal dari gilingan halus biji kopi. Setiap orang memiliki intepretasi rasa yang sangat subyektif terkait dengan pahitnya minuman kopi.

Menyiapkan kopi (dok pribadi)
Menyiapkan kopi (dok pribadi)
Minum kopi artinya mengatur kapan rasa pahit dirasakan lidah. Penikmat kopi  itu memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengatur kapan dan bilamana yang pahit itu dimasukkan dalam mulut.

Manakala ingin melupakan sebagian pahitnya hidup, dapat diatur dengan merepresentasikannya lewat seteguk atau cukup seseruputan kopi. Jika terasa terlalu pahit tinggal minta nambah gula atau susu kental manis ke pelayan cafe.Sebagaimana salah seorang pengunjung di kereta kopi yang merasa kopi susunya masih terlalu pahit.

Tidak selamanya hidup ini manis dan tidak juga terus menerus pahit. Bagai dua saudara kembar mereka akan setia mengunjungi setiap orang entah silih berganti atau dalam waktu bersamaan. Pahit dan manis kehidupan tidak bisa dipisahkan seperti memisahkan kopi dan susu.

Shake coffee and milk (dok pribadi)
Shake coffee and milk (dok pribadi)
Kopi susu (dok pribadi)
Kopi susu (dok pribadi)
Mereka yang mengonsumsi kopi susu pasti ngerti filosofi sebuah perpaduan antara hitam dan putih. Dari segi warna tidak lagi nampak hitam atau putih. Dari segi rasa tidak terlalu manis juga tidak terlalu pahit.

Bagi penggemar kopi, campuran susu mungkin seperti merusak cita rasa kopi. Sensasi kepahitan menjadi hilang. Maka tidak heran jika ada sebagian pencinta kopi yang tidak suka mendengar atau melihat kopi dicampur susu. Barangkali lebih rela minum oralit ketimbang minum kopi susu.

Tahu oralit ?

Demikian pula bagi penggemar susu khususnya susu murni bukan susu kental manis atau bubuk. Berdasarkan pada kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan dan perkembangan badan atau tubuh. Minum susu cukup dicampur sedikit gula bukan kopi. Sebab dengan mencampur kopi maka akan berkurang manfaat dari susu.

Bagai dua kubu yang berusaha saling cari simpati agar orang gemar minum susu atau kopi saja. Beberapa orang mencoba membedah efek atau manfaat minum kopi jika dicampur susu atau manfaat dan pengaruh minum susu jika dicampur kopi bagi kesehatan. Sudut pandangnya juga beragam tergantung keberpihakan, apakah ke susu atau kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun