Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE Yogyakarta Perlu Tambah Gudang Logistik di Tahun 2020

4 Oktober 2019   09:50 Diperbarui: 4 Oktober 2019   11:17 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga bulan lagi tahun 2019 akan kita tinggalkan tetapi mobilitas pengiriman barang dari satu tempat ke tempat lain akan bertambah tinggi frekuensinya sejalan dengan semakin ramainya penduduk di dunia maya atau netizen yang melakukan transaksi secara on line.

Mengikuti perkembangan tersebut JNE cabang Yogyakarta tidak berdiam diri dan termangu melihat perkembangan yang cukup luar biasa. Gudang logistik yang sudah tersedia seluas 6000 meter persegi di dua tempat terpisah di Yogya nampaknya tidak akan mampu menampung dinamika netizen.

Adi Subagyo, Branch Manager JNE Yogyakarta menjelaskan dengan gudang logistik yang total luasnya 6000 meter persegi, khusus di Yogya, tahun depan memprediksi tidak akan mampu menampung barang-barang milik netizen, yang mempercayakan barangnya ke gudang logistik sebelum dikirim JNE ke tempat tujuan.

Express (foto:ko in)
Express (foto:ko in)
Nara sumber kopiwriting Yogya JNE Kompasiana (foto:ko in)
Nara sumber kopiwriting Yogya JNE Kompasiana (foto:ko in)
"Untuk itu perlu menambah gudang," jelas Adi kepada saya saat ditemui disela-sela acara Kopi Writing JNE dan Kompasiana di Yogyakarta, Rabu (2/10/2019) bersama sejumlah blogger dan wartawan di sebuah cafe yang berada di tengah kota Yogyakarta.

Pertumbuhan yang cukup pesat tersebut tidak lepas dari dampak aktivitas e-commerce di tanah air. Menghadapi keadaan tersebut JNE Yogyakarta harus siap melakukan up grade terhadap kemampuan teknologi dan sumberdaya manusianya. Pegawai atau pekerja di JNE dari waktu ke waktu mendapat pelatihan atau pendidikan lewat kursus atau pelatihan.

Adi menambahkan, aktivitas pengiriman barang lewat JNE mengalami pertumbuhan pesat sejalan berkembangnya e-commerce . Dari keseluruhan pengiriman barang, antara 60 sampai 70 persen merupakan pengiriman dari e-commerce. Dimana warga net menggunakan aktivitas media sosialnya atau website untuk berjualan, baik on line seller atau on line  market place.

Kjog di kopiwriting JNE Kompasiana (foto:ko in)
Kjog di kopiwriting JNE Kompasiana (foto:ko in)
Maka tidak heran jika JNE mengoptimalkan mobile applications dan membangun 250 kantor operasional serta memperluas jaringan hingga lebih dari 7000 outlet di seluruh Indonesia. Tidak terasa JNE sudah 29 tahun fokus pada usaha jasa pengiriman dan pendistribusian barang. Serta memperluas bidang usaha dari jasa kepabeanan, penjemputan di bandara dan pengiriman uang serta pengiriman makanan. Ehmmm....

Yogyakarta, menurut Adi istimewa oleh karena itu JNE mendorong munculnya peluang serta kemudahan bagi pelaku industri usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM. Diantaranya dengan menghadirkan sistem yang Friendly Logistic. Sebuah sistem layanan yang memudahkan pengguna atau pelanggan JNE karena menyediakan update data jumlah stok barang dan status pengiriman dari tiap paket secara bertahap.

Friendly Logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan pelayanan pengiriman. Beberapa fasilitas ini seperti digital marketing, warehousing, order fulfilment, technologi development, shipping management serta delivery. Semua ini untuk memudahkan pelaku usaha khususnya UMKM yang sering mengalami kerepotan terkait proses logistik jika dilakukan sendiri. Seperti proses warehousing, pengaturan stock barang atau packaging.

Maskot JNE (foto:ko in)
Maskot JNE (foto:ko in)
"Intinya Friendly Logistic hadir untuk membantu pelaku UMKM agar lebih fokus dan konsentrasi pada sektor produksi, pengembangan atau inovasi produk serta salesman atau penjualan," jelas Adi.

Hal senada disampaikan Lucy Irawati Kepala Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta pertumbuhan UMKM di Yogya sangat dinamis. Maka pihaknya terus memberikan pembinaan serta pendampingan seperti manajemen kewirausahaan, legalitas usaha dan pelatihan produksi.

Lucy menginformasikan bantuan teknologi banyak diterima pihaknya untuk itu dia berharap agar pelaku usaha UMKM memanfaatkan bantuan teknologi tersebut.

Maka pas jika acara kopiwriting sore itu bertajuk Menguak Tantangan dan Peluang Industri Kreatif Lokal di Yogyakarta. Dan terkuak barang-barang yang kerap hilir mudik di gudang serta kendaraan angkutan JNE di Yogya jenis fashion.

Tunjung pemilik merek dagang abekani (foto:ko in)
Tunjung pemilik merek dagang abekani (foto:ko in)
Tunjung Pratiwi salah satu pelaku usaha dari Yogyakarta, pemilik abekani.com mengakui pemasaran secara online memberikan dampak positif bagi usahanya dibandingkan jika mengerjakannya dengan cara off line. 

Pengalaman membuktikan. Mulanya hanya mengerjakan tali kamera, tempat handphone dan laptop dari kulit kini berkembang mengerjakan aneka tas kulit, dompet dan kebutuhan fashion lain dengan bentuk serta model yang menawan.

Jika melihat produknya tidak kalah dengan merek yang sudah terkenal buatan luar negeri. Tidak kalah keren. Atau barangkali ada yang tidak sadar sudah memakai produk abekani ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun