Tiga bulan lagi tahun 2019 akan kita tinggalkan tetapi mobilitas pengiriman barang dari satu tempat ke tempat lain akan bertambah tinggi frekuensinya sejalan dengan semakin ramainya penduduk di dunia maya atau netizen yang melakukan transaksi secara on line.
Mengikuti perkembangan tersebut JNE cabang Yogyakarta tidak berdiam diri dan termangu melihat perkembangan yang cukup luar biasa. Gudang logistik yang sudah tersedia seluas 6000 meter persegi di dua tempat terpisah di Yogya nampaknya tidak akan mampu menampung dinamika netizen.
Adi Subagyo, Branch Manager JNE Yogyakarta menjelaskan dengan gudang logistik yang total luasnya 6000 meter persegi, khusus di Yogya, tahun depan memprediksi tidak akan mampu menampung barang-barang milik netizen, yang mempercayakan barangnya ke gudang logistik sebelum dikirim JNE ke tempat tujuan.
Pertumbuhan yang cukup pesat tersebut tidak lepas dari dampak aktivitas e-commerce di tanah air. Menghadapi keadaan tersebut JNE Yogyakarta harus siap melakukan up grade terhadap kemampuan teknologi dan sumberdaya manusianya. Pegawai atau pekerja di JNE dari waktu ke waktu mendapat pelatihan atau pendidikan lewat kursus atau pelatihan.
Adi menambahkan, aktivitas pengiriman barang lewat JNE mengalami pertumbuhan pesat sejalan berkembangnya e-commerce . Dari keseluruhan pengiriman barang, antara 60 sampai 70 persen merupakan pengiriman dari e-commerce. Dimana warga net menggunakan aktivitas media sosialnya atau website untuk berjualan, baik on line seller atau on line  market place.
Yogyakarta, menurut Adi istimewa oleh karena itu JNE mendorong munculnya peluang serta kemudahan bagi pelaku industri usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM. Diantaranya dengan menghadirkan sistem yang Friendly Logistic. Sebuah sistem layanan yang memudahkan pengguna atau pelanggan JNE karena menyediakan update data jumlah stok barang dan status pengiriman dari tiap paket secara bertahap.
Friendly Logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan pelayanan pengiriman. Beberapa fasilitas ini seperti digital marketing, warehousing, order fulfilment, technologi development, shipping management serta delivery. Semua ini untuk memudahkan pelaku usaha khususnya UMKM yang sering mengalami kerepotan terkait proses logistik jika dilakukan sendiri. Seperti proses warehousing, pengaturan stock barang atau packaging.
Hal senada disampaikan Lucy Irawati Kepala Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta pertumbuhan UMKM di Yogya sangat dinamis. Maka pihaknya terus memberikan pembinaan serta pendampingan seperti manajemen kewirausahaan, legalitas usaha dan pelatihan produksi.