Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Jadi Hantu Ya, Kawan

30 Agustus 2019   20:40 Diperbarui: 30 Agustus 2019   20:44 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak sedikit orang yang pernah mengalami situasi tanpa asa. Tertutup segala peluang dan  kemungkinan. Merasa tidak memiliki pilihan. Mentok pada satu titik. Merasa dada sesak dengan berbagai persoalan. Ingin mengeluarkan semuanya tetapi tidak ada yang mengerti dan bersedia mendengar keluh kesahnya.

Bingung kemana lagi mesti mengadu jika doa dan permohonan seolah tidak didengar dan dikabulkan. Merasa diri tidak berarti dan dibutuhkan lagi. Keberadaannya seperti tidak bermakna.  Hidup seperti tidak berguna dan bermanfaat. Lalu apa gunanya hidup jika tidak berarti.

Awas, jangan melanjutkan, mengembangkan, membiarkan pikiran dan perasaan seperti ini menguasai jiwa, perasaan serta pikiran. Sebab jika diteruskan, apalagi merasa kehilangan harapan karena menanggung banyak beban kehidupan. Memungkinkan dan menjadi salah satu faktor untuk mengakhiri hidup alias bunuh diri.

"Deeerrr, " bunyi pintu yang menutup sendiri karena tertiup angin mengagetkan imaji saya saat mendengar cerita seorang teman yang baru saja berkomunikasi dengan arwah atau roh seseorang yang dulu pernah mengakhiri hidupnya dengan cara menembak kepalanya sendiri dengan pistol di gereja Kotabaru Yogyakarta.

Gereja Kotabaru (foto:@yuliasujarwo)
Gereja Kotabaru (foto:@yuliasujarwo)
"Dorrr..." Terbayang bagaimana pergulatan batinnya begitu riuh dalam hati dan benaknya, sebelum mengambil keputusan yang akhirnya menjadi penyesalan yang tidak ada ujung. Di kehidupan kekalnya, diawali lewat kematian yang tragis.

Keputusasaan mendorong jari menarik pelatuk di tempat orang biasa berdoa dan memohon pertolonganNya. Dimana orang dengan kerendahan hati dan tidak memaksakan kehendak diri serta belajar sabar Sebab waktu Tuhan itu bukan waktu manusia. Rencana Tuhan itu indah, tidak seperti rencana manusia.

Rasa sesal pelaku bunuh diri itu terdengar secara tidak sengaja oleh seorang teman saat berdoa di gereja . Waktu itu dia berdoa mohon pertolongan Tuhan akan berbagai masalah yang dihadapi dan dialami. Sehingga terlintas dalam pikirannya untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

(foto: pixabay)
(foto: pixabay)
Tiba-tiba terdengar suara lirih laki-laki di dekatnya yang mengatakan,"Jangan..." Teman menoleh mencoba mencari sumber suara tersebut namun tidak didapati seorang pun didekatnya. Kembali dia berdoa, konsentrasi dan fokus pada kegundahan dan beban berat hidupnya dengan cara berdoa.

Manakala terlintas pikiran untuk bunuh diri diantara doa, merenung dan usaha mengelola gejolak hati serta pikirannya. Muncul kembali gagasan tentang bunuh diri. Tiba - tiba terdengar suara "Jangan..."  Dia kemudian menoleh ke arah suara tersebut karena terdengar lebih keras dari sebelumnya.

Betapa terkejutnya dia, melihat sosok yang masih memakai seragam polisi ada di belakangnya tetapi dengan kepala yang sulit digambarkan bentuknya. Spontan dia berdiri dari posisi duduk kemudian buru-buru keluar untuk menemui rekan-rekannya di halaman  gereja yang sejak tadi menunggunya berdoa.

(foto:theconversation)
(foto:theconversation)
Salah satu temannya melihat dia berjalan terburu-buru, seperti dikejar sesuatu dan dari raut wajahnya tergambar ketakutan. Langsung dia diberondong pertanyaan kenapa, ada apa, mengapa oleh rekan-rekannya.

Setelah menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Salah seorang temannya berujar, "Lho kamu tidak tahu pernah ada polisi bunuh diri di gereja ?". Pertanyaan itu dibalas dengan gelengan pelan seolah sisa energinya tidak mampu untuk mengatakan "Tidak" karena rasa takut tadi.

Bulan April 2005, Bripda Yohanes Widiyanto anggota Intelpam Polres Cirebon kedapatan tewas di dalam gereja Santo Antonius Kotabaru dengan luka tembak di kepala dari kening kanan tembus kening kiri. Saat ditemukan petugas gereja, setelah mendengar suara tembakan dari dalam gereja, tangan polisi tersebut masih menggenggam senjata pistol jenis revolver. (Tempo.co, 18/4/2005)

(foto: Tribunnews)
(foto: Tribunnews)
Usai "perkenalan" yang tidak seperti biasanya, Puput sering didatangi manakala berdoa di gereja dan tidak jarang berdialog dengan arwah polisi tersebut, mendengar penyesalannya telah mengakhiri hidupnya dengan bunuh  diri dan minta didoakan. Serta mengungkapkan mengapa dirinya bunuh diri. Setiap kali berdialog dengannya, Puput tak kuasa melihat bentuk kepala polisi itu.

Penyesalan arwah tersebut menjadi pelajaran bagi kami untuk selalu menjaga harapan bagi diri sendiri atau orang lain yang membutuhkan. Mendorong untuk selalu siap sedia mendengar keluh kesah sesama. 

Berusaha menjadi pendengar yang baik, bagi mereka yang membutuhkan teman dan tempat curhat. Jika memungkinkan mencoba bersama mencari solusi. Atau paling tidak sudah meringankan beban masalah hidupnya.

Namun demikian saat  mendengar keluhan dan masalah kenalan atau teman. Tidak jarang  ada yang iseng, yang membuat kaget karena suara tertentu. Seperti benda yang sengaja dijatuhkan. Tetapi bagi kami hal itu sudah biasa, solusinya dibiarkan saja. Sebab tidak jarang ada yang kepo dan cari perhatian.

(foto:realtor)
(foto:realtor)
Manakala mereka menampakkan diri kepada orang-orang yang tidak  memiliki indera keenam. Tidak sedikit yang menyebutnya hantu. Mereka adalah arwah yang masih mengembara tanpa kepastian diantara dunia orang hidup dan orang yang sudah meninggal. Tetapi bagi teman-teman yang dapat melihat kehadiran mereka saat orang lain tidak melihat.  Mereka disebut roh atau sebutan lain yang tidak jarang menambah seram.

Orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri menurut ajaran agama apapun tidak baik. Demikian pula kesaksian menurut mereka yang memiliki sixth sense. 

Oleh karena itu, supaya jumlah hantu tidak bertambah. Tidak ada salahnya kita saling peduli, menyisihkan sedikit waktu untuk mendengar keluh kesah teman atau kenalan. Sebab tidak sedikit orang yang menanggung berat beban kehidupan.

Data dari Wikipedia menyebutkan sejak tahun 2008, bunuh diri telah menjadi salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian. Dimana sekitar 800 ribu hingga satu juta orang meninggal tiap tahunnya karena bunuh diri. Bukankah ini berarti menambah jumlah hantu ?

(foto:kompas)
(foto:kompas)
Angka bunuh diri terus mengalami peningkatan dari tahun 1960 sampai 2012 khususnya di negara berkembang. Asia Tenggara pada tahun 2008 menduduki presentase kematian tertinggi di dunia yang mencapai 1,9 persen. Amerika 1,2 persen dan Eropa 1,4 persen.

So, please jangan jadi hantu ya kawan-kawan. Jika ada masalah bicarakan dengan orang yang dapat dipercaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun