Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gisel, Mengapa Iri?

19 Agustus 2019   21:36 Diperbarui: 19 Agustus 2019   21:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa masih merasa iri Gisel, tidak ada yang nyinyir terkait kepergian mantan suamimu ke Bali. Jika dirimu mengaku sudah tidak terlalu memikirkan pendapat netizen atau warganet sebab hanya akan menggangu pikiran.

Pendapat seseorang atau yang terkait dengan seseorang tidak lepas dari apa yang pernah dilakukan. Sebab hal itu tidak terlepas dari perjalanan hidup atau sejarah hidup seseorang.

Setiap orang memiliki standar penilaian tentang yang ideal dan yang patut. Manakala gambaran yang ideal itu runtuh karena sosok ideal itu tidak dapat memenuhi apa yang menjadi harapan. Maka yang terjadi kekecewaan.

Demikian juga dengan pendapat publik atau masyarakat menyikapi figur artis, khususnya terhadap Gisel di media sosial. Pada mulanya, Gisel adalah harapan. Gisel adalah panutan. Gisel adalah nilai ideal yang ingin dicontoh. Gisel dengan kecantikan, kemampuan personal saat tampil di media, menjadi harapan dan representasi tentang yang baik bagi masyarakat.

(foto: liputan 6)
(foto: liputan 6)
Manakala publik, penonton, masyarakat tidak dapat mewujudkan hal ideal pada dirinya sendiri. Mereka memindahkan ke figur lain yang dirasa cocok, untuk mewakili harapan dan keinginan yang tidak tercapai.

Sadar atau tidak, publik  masih kecewa dengan runtuhnya rumah tangga Gisel Gading. Kemudian diutarakan dalam berbagai bentuk. Entah ungkapan halus sampai yang kasar. Bahkan dalam beberapa kasus lain ada yang tidak cukup dengan kata vulgar tetapi juga tindakan.

Ungkapan hati Gisella Anastasia yang bernada keirian terhadap mantan suaminya Gading nampak manakala menjawab sebuah pertanyaan dari wartawan. Namun jawabannya mengandung kegetiran terkait masalah rumah tangganya.

"Mas Gading lagi ke Bali, nih. 'Tuh, kalau bapaknya ke Bali, enggak ada yang nyinyir.' Kalau saya yang ke Bali, (saya) dibilang puber," kata Gisel (16/8/2019) ditemui dalam acara ulang tahun Rafathar di Jakarta, (kompas.com).

(foto:Jpnn)
(foto:Jpnn)
Perlakuan berbeda menurut anggapan  Gisel dari Netizen merupakan bagian dari kekecewaan publik. Mereka mencoba mencari tahu akar masalah. Manakala publik merasa menemukan salah satu pasangan sebagai sumber perpisahan dan perpecahan sebuah nilai. Maka publik tidak enggan mencibir, nyinyir, menyalahkan, melakukan bully yang tidak ada habisnya.  

Benar atau salah jawaban yang diperoleh, dapat dipercaya atau tidak kebenarannya. Kurang mendapat perhatikan. Sehingga terbentuk opini publik.

Walau kemudian Gisel mengaku tidak terlalu memikirkan pendapat Netizen atau opini publik.Namun dengan membandingkan reaksi warganet terhadap dirinya dengan mantan suaminya. Ini menunjukkan masih ada kepedulian, pikiran dan keinginan tahu Gisel akan reaksi publik terhadap dirinya.

(foto:WowKeren)
(foto:WowKeren)
Menjadi perhatian banyak orang, populer adalah salah satu keinginan sebagian orang. Khususnya para selebritis. Mengejar ketenaran, menjadi pusat perhatian merupakan kepuasan tersendiri yang memaknai perhatian adalah keberhasilan dari usaha mewujudkan eksistensi.

Pada dasarnya setiap orang membutuhkan perhatian. Dengan perhatian dirinya merasa diperlukan. Keberadaannya berarti. Entah melakukan perbuatan atau tidak.

Seseorang yang mendapat perhatian secara psikologis membuat dirinya merasa nyaman dan aman karena merasa tidak sendirian. Kemajuan teknologi komunikasi membantu seseorang menjadi lebih mudah memaknai diri ada artinya bagi orang lain. Khususnya yang menghubungi lewat smartphone atau gadget atau yang menanggapi dengan komentar di wall atau status di  media sosial. Walau itu nyinyir sekalipun.

(foto: WowKeren)
(foto: WowKeren)
Apakah keirian Gisel yang mendapat perhatian lebih, dari Netizen. Dibandingkan mantan suaminya. Tidak dimaknai positif masih  ada kepedulian dan perhatian dari publik?  Walau perhatian yang diperoleh lebih bermakna negatif karena Netizen banyak nyinyir pada dirinya. Dibandingkan perhatian publik pada mantan suaminya.

Kemampuan memaknai peristiwa secara menyeluruh memang tidak mudah. Membutuhkan kelapangan dan kedewasaan hati dalam menyikapi perbuatan atau tindakan. Baik aksi atau reaksi.

Tinggal bagaimana menempatkan dalam sudut pandang dimana dan yang mana. Rasa iri Gisel boleh jadi benar. Kenapa Netizen kerap nyinyir jika Gisel melakukan sesuatu. Atau barangkali kita, netizen yang gemar menghakimi lewat kata-kata nyinyir. Tanpa mencoba lebih tahu duduk perkaranya. Yang penting posting dulu karena kecewa, tidak memperoleh sesuatu seperti diharapkan terkait apa yang terjadi dengan publik figurnya.

(foto:Asni)
(foto:Asni)
Atau kita tidak menyadari bahwa kita yang sebenarnya iri pada Gisel ? Tentu bukan terkait dengan perjalanan rumah tangganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun