Jakarta, dalam urutan atas kota dengan kualitas udaranya yang tidak sehat untuk beberapa hari di awal bulan Agustus. Kado kecut bagi ibukota Republik Indonesia yang akan berulang tahun ke-74, sekaligus tamparan bagi kita semua. Suka atau tidak suka, apa yang terjadi dengan ibukota negara adalah gambaran sebagian warga negaranya yang kurang peduli terkait lingkungan hidup.
Cukup dan sudahi untuk saling menyalahkan. Dari kendaraan tua sampai musim kemarau. Jujur saja sebagian dari kita rendah dalam menghargai orang lain. Menghargai hak setiap orang yang perlu menghirup udara bersih di ruang publik. Bebas dari asap rokok, asap knalpot dan bau tidak sehat dari limbah industri atau limbah makanan warung pinggir jalan.
Jakarta sakit. Kualitas udaranya tidak sehat, berpotensi menularkan penyakit ke warganya. Dari iritasi dan peradangan pernapasan. Dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker, stroke, serangan jantung bahkan sampai mengakibatkan disfungsi ereksi pada laki-laki.
Eksperimen yang dilakukan pada 40 ekor tikus menurut laporan Journal of Sexual Medicine menyebutkan paparan asap kendaraan dapat mengurangi pasokan darah ke alat kelamin.
Penelitian itu menjelaskan bagaimana membagi tikus dalam empat kelompok yang mendapat paparan asap kendaraan dalam waktu berbeda selama tiga bulan.
Guna mengobati orang yang sakit akibat kualitas udara yang buruk, perlu biaya yang tidak sedikit. Seperti mengobati penyakit stroke, kanker, jantung belum lagi kemungkinan berkurangnya memperoleh generasi yang sehat untuk masa mendatang.
Ingat, BPJS mengalami gagal bayar atau masih nunggak bayar ke rumah sakit sebesar Rp 9,1 triliun di tahun 2018.
Penyakit stroke, kanker, serangan jantung dan impotensi merupakan penyakit tidak menular yang diakibatkan oleh pola hidup yang kurang sehat termasuk hidup di lingkungan yang kualitas udaranya buruk.
Sebagai peringatan, penyakit tidak menular menurut data dari Kementerian Kesehatan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat hingga melebihi angka 50 persen. Penyakit-penyakit itu diantaranya stroke, kanker, jantung, tuberkulosis, infeksi pernapasan atas, penyakit paru obstruksi kronis dan depresi.